5 : Kenangan Masa Lalu

62 4 1
                                    

-"Ada apa Suushi?"-

-"Junky, apakah yang kamu katakan itu benar?"-

-"Tentu."-

-"Oh."-

Entah mengapa nada suaranya terdengar sedih.

-"Mengapa, ada apa?"-

-"Tidak, hanya saja, apakah mungkin mulai sekarang kita tidak akan bersama lagi?"-

-"Aku tidak tahu."-

-"Junky, jawab pertanyaanku dengan serius."-

-"Aku akan seperti biasanya, duduk disampingmu, mengerjakan tugas tiada henti."-

Tilulit tilulit.

Tiba-tiba saja panggilan suara dari Suushi berubah menjadi panggilan video.

~"Benarkah?"~

Suushi sangat lucu, dia hanya menampakan wajahnya dari mata sampai ujung kepalanya saja.

~"Tentu saja."~

~"Janji kelingking?"~

Dia menunjukan jari kelingking kecilnya.

~"Janji kelingking."~ ucapku sambil menunjukan punyaku juga.

~"Baiklah, kita sudah melakukan janji kelingking, jadi kamu tidak boleh melanggarnya. Ngomong-ngomong, apa yang sedang kamu lakukan, sepertinya kamu sedang diluar?"~

~"Bukankah aku sudah bilang padamu?"~

~"Ah, Junky, aku lupa, kamu sedang makan malam dengan Tuan CEO. Maaf karena telah menganggumu."~

~"Tidak apa."~

~"Kalau begitu, sampai jumpa besok."~

Tut.

"Gadis ini."

...

"Ahhhhh."

Suushi melemparkan ponselnya nya dan berteriak.

"Suushi, jika sekali lagi aku mendengar kamu berteriak, aku akan menendangmu keluar."

"Maaf bu."

"Ahhhh."

Dia membenamkan wajahnya di bantal.

...

"Ingat apa yang ku katakan tadi, Tuan Garlin sepertinya sangat tertarik dengamu, jadi kamu harus mendekatinya."

"Bagaimana bisa, bukankah kamu suamiku, mengapa kamu tega menyuruhku untuk mendekati laki-laki lain?"

"Diam!"

Bajingan itu menampar Catherine.

"Karena aku suamimu, maka kamu harus menurut kepadaku. Jika bukan karena aku telah menidurimu, aku tidak akan pernah menikah denganmu."

Ketika Catherine mendengar hal itu, hatinya seperti tertusuk ribuan jarum. Matanya berair dan pandangannya seolah-olah dunianya telah runtuh. Dia hanya bisa tertunduk lesu, sedangkan wanita yang diperkenalkan sebagai sekretaris CEO, dia hanya tersenyum seolah-olah dia telah memenangkan suatu pertandingan.

Saat aku kembali, Catherine sudah duduk di samping kursiku. Pipi kananya merah, dan matanya sembab.

"Tuan Garlin, apakah anda  menyukai seafood?"

"Ya, aku baik-baik saja."

"Pelayan, tolong hidangkan makanannya."

Beberapa pelayan masuk dengan troli, dan dalam beberapa menit, meja sudah penuh dengan berbagai macam hidangan seafood.

Netorare ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang