6. Kado Ulang Tahun Yang Tidak Diinginkan
Hari ini adalah hari ulang tahun Nanda yang ke 37. Maka dari itu, sekarang keluarganya akhirnya berkumpul dalam acara makan-makan untuk merayakannya. Kini semua anggota keluarga besar ini duduk mengitari meja bundar khas restoran Chinese. Diatas meja itu, sudah ada bermacam-macam makanan dari mulai makanan utama yang asin dan pedas seperti lamian dan aneka daging hotpot hingga pendamping yang manis dan fluffy seperti bakpao coklat.
Tak terkecuali Nanda, Satria dan Intan. Mereka sebagai cucu kakek alias generasi ketiga dari keluarga besar ini ikut senang dan bersyukur sebab Mama mereka yang akrab dipanggil Mama Rini itu sudah sembuh dan sehat seperti sediakala. Terkhusus Nanda, dialah yang paling merasa bersyukur sebab ternyata usahanya mengurus ibundanya tersebut tidak berujung kesia-siaan semata.
Kini semuanya sedang makan. Mereka tampak menikmati dan mensyukuri apa yang tersaji di meja itu. Termasuk Mama, dirinya yang baru saja sembuh kini bisa makan enak dengan lahapnya. Namun saat Mama baru saja mengambil sebuah piring lain kemudian meletakkan satu tusuk sate daging di atasnya, Nanda segera melirik kearahnya. Seraya memasang ekspresi datar, Nanda segera mewanti-wanti ibundanya ini dengan jari telunjuknya. "Mah, ingat ya ga lebih dari dua tusuk lho! Awas nanti keterusan!"
"Ini cuma satu nak, ga papa kan?"Mama mengerutkan keningnya, wajahnya seketika mengiba pada Nanda.
"Yaudah, gapapa ma. Tapi imbangi dengan sayurnya. Itu banyak selada hijau, enak kok seger lagi. Nanda aja malah lebih suka itu dari pada dagingnya,"Nanda mulai tersenyum tipis, seraya tangannya mengambil selada yang ia maksud itu.
Setelah melipat sayur itu menjadi kecil, Nanda segera memakannya dengan senyuman yang persuasif sehingga perlahan-lahan bisa membuat Mama jadi kepingin.
Tak hanya Mama, Intan yang duduk disebelah Nanda juga jadi penasaran dengan rasa selada itu. "Emangnya enak kak? Kan hambar, kok kakak suka?"
"Enak lho intan, coba kamu rasain,"jawab Nanda lalu menoleh ke Intan, tersenyum sambil menyodorkan selipat selada lainnya ke tangan Intan.
Boro-boro mendapatkan rasa enak dan lezat, Intan malah ingin muntah karena rasa tawar sedikit pahit dari selada itu. Dari situ Intan baru sadar jika selama ini ia adalah orang paling anti dengan sayur-sayuran seperti selada dan teman-temannya.
"Ah, lidah kakak gini amat sih! Ini beneran ga enak lo kak kalo ga pake daging."
"Yaudah, kalo kamu nggak suka gapapa. Kakak suka kok, haha,"Nanda lanjut memakan lagi selada itu dengan gaya jaim dan femininnya. Sesekali, tak lupa ia menoleh lalu tersenyum manis pada Junio yang ada digendongan Papa yang sedang duduk disebelah kanannya.
Kesukaan seorang Nanda dengan yang anggota keluarga lainnya memang berbeda, Nanda dengan segala pengetahuan dan kebiasaan hidupnya sebagai seorang dokter memang mengerti tentang makanan yang baik dan tidak baik untuk tubuh. Meskipun makanan yang ia makan tidak enak dan pahit sekalipun, Nanda justru suka jika itu untuk kesehatan. Namun sebaliknya, jika makanan itu sangat enak tapi tidak sehat, ia tidak akan mencobanya lagi.
Saat hendak mengambil lagi Junio dari pangkuan Papa, Nanda tiba-tiba merasa kebelet ingin buang air kecil. Ia pun segera berdiri dan bergegas pergi meninggalkan semua anggota keluarganya tersebut untuk melalang buana mencari toilet terdekat. Seusai ia dari buang hajatnya, Nanda tidak langsung kembali ke meja. Nanda kini malah berdiri diam seraya merenung melihat keindahan hamparan laut. Dari salah satu sudut restoran seafood Chinese yang memang berupa bangunan panggung diatas pantai ini, si jelita ini mulai melemparkan tatapan nanar melihat beberapa kapal tanker sedang lego jangkar di tengah lautan sana.
Ketika Nanda menoleh, iapun tertegun sebab tiba-tiba sudah ada Papa. Padahal, 1 menit yang lalu ayahandanya itu sudah ikut berdiri disebelahnya, Nanda saja yang memang tak sadar. Tapi tak usah heran lagi, ini semua memang efek saking asyiknya Nanda melamun dan melihat kapal-kapal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanda After Marriage
General FictionNanda Nora Irene Miranda Mei Ling-Ling Xie, seorang janda cantik satu anak yang sangat kaya raya juga berkedudukan tinggi, hanya ingin hidup tenang bersama Junio El Haikal Aldebaran-anak kandung sematawayangnya yang sangat lucu dan menggemaskan. Set...