"Woy dap, tunggu gua mau ngomong sama lo" teriakan Sadam yang dari parkiran sebrang, Madap menoleh dan mengangguk pelan.
"Aca, kamu duluan ya aku ada sedikit urusan,maaf ga bisa nganter kamu sampai depan kelas" diikuti senyuman.
"Oh iya, gapapa kak"
Aca pun pergi meninggalkan Madap dan Sadam diparkiran."Kenapa dam?" Tanya Madap.
"Jawab jujur ya dap, lo suka adek gua kan?" Madap tidak menjawab pertanyaan sadam dan hanya fokus berjalan, sadam kembali bicara "Emang nya lo sanggup? Lo sama adek gua beda loh dap.. " Deg, dada Madap rasa nya begitu sakit mendengar kata-kata itu. Disepanjang koridor sekolah, mereka berdua hanya terdiam dan fokus berjalan. Suasana nya tiba-tiba terasa canggung setelah Sadam bertanya hal seperti itu.
Namun siapa sangka, suasana yang tadi nya canggung dipecahkan oleh dua orang anak laki-laki yang beteriak memanggil mereka dari arah belakang.
"Dam, Dap" siapa lagi kalo bukan Hesa sma Cakra. Mereka berdua anak 12 MIPA sedangkan Sadam dan Madhav adalah anak 12 IPS 2.
"Yow bro, kantin gas" laki-laki yang bernama Mahesa Prabulingga yang berparas mapan, anak band, jadi incaran cewe-cewe di SMA Khatailal itu memulai pembicaraan.
Mahesa Prabulingga
"Gua geplak juga pala lo sa, liat noh udah jam berapa" sahut laki-laki disebelahnya, itu Cakrawala Januartha laki-laki berkulit putih dan jago basket, bisa dibilang dia itu primadona sekolah, dia juga suka melukis ya itung-itung nemenin gabutnya lah.Cakrawala Januartha
.
.
.
."Cilaaa!!" Aca melambaikan tangan nya untuk menyapa seorang gadis cantik, dengan suara cempreng, siapa lagi kalo bukan Nacila Kumara teman sebangku aca. (*Btw mereka baru kelas 10 ya*)
Nacila Kumara
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Kapan?
Random"Kak, kita beda. Mau sampai kapan kaya gini terus kak?" Tanya gadis itu dengan diikuti tetesan air mata. "Sampai takdir memisahkan kita"