• not the actual story •yoongi menatap penampilan dirinya di depan cermin sekali lagi. jemari lentik itu dengan telaten menata poni, sebelum kemudian kepalanya mengangguk kecil dengan sedikit senyuman di sudut bibir.
"pretty, as usual."
pria manis itu berbalik, menyambar tas di atas meja lalu bergegas keluar dari kamar. ada senandung kecil yang keluar dari bilah bibirnya, selagi kaki jenjang itu bergerak lincah menuruni anak tangga.
"morning, little prince."
"morning, dad!"
sapaan manis dari sang ayah— yang sedang duduk santai di meja makan dengan sepotong toast dan secangkir teh panas. tidak seperti biasanya, pria paruh baya berwajah eropa itu hanya memakai t-shirt berpadu dengan celana pendek rumahan.
"oh my god, dad. what happened? why you dress up like that?"
kernyitan di kening sempit yoongi terang sekali menunjukkan keheranan dengan penampilan ayahnya yang sedikit berbeda. well, selain karna yoongi adalah orang yang sangat amat memperhatikan fashion, tetapi juga karena sang ayah tidak biasanya berpenampilan tidak necis seperti itu.
"nothing happened, my little prince," ayah min menggeleng, meletakkan cangkir kopinya dengan hati-hati sembari menatap semata wayangnya yang kini duduk di hadapan. "dad berencana berangkat ke office a lil bit late this morning," katanya, "dad mau berkebun dulu."
yoongi mengerut hidung, membuat ayah min tertawa ringan disela kegiatannya mengunyah toast.
"tumben sekali," cibir yoongi kemudian.
"i know," ayah min terkekeh, "pak kwon just called kalau dia nggak bisa datang dalam beberapa hari. his wife got sick, she needs pak kwon for sure, kan?"
yoongi mengangguk-angguk kecil, bergumam mengiyakan sembari mengetuk jemari di atas meja.
"okay then. tapi dad jangan paksa kalau lelah, ya?"
"hey. your dad is not that old, little prince! hanya berkebun nggak akan buat dad lelah."
yoongi merotasi bola mata, mengabaikan tawa keras ayah min yang sepertinya juga tidak yakin setelah mendengar perkataannya sendiri.
"ya sudah, dad. yoongi berangkat dulu."
"loh. nggak breakfast dulu, sayang?"
"nope," yoongi menggeleng, bergerak bangkit untuk memeluk ayah min. "yoongi mau meet a friend di kafe, jadi nanti breakfast di sana saja sekalian."
"okay, then."
ayah min mencium kening berponi sang putra, lalu tersenyum saat yoongi berlalu meninggalkannya. ah, semata wayangnya itu kenapa tiba-tiba saja sudah dewasa begitu, ya?
time flies so fast indeed.
sementara itu, di depan rumah, yoongi kembali merotasi bola mata. kakinya yang hendak melangkah menuju garasi terhenti— dia justru berdiri jengah sembari menyilang tangan di depan dada.
"kenapa kalian kemari?"
"menjemputmu, manis."
"biar kuingatkan, taehyung. aku duluan sampai ke sini," seokjin berucap santai, lalu meneggakkan tubuh dari posisi semula yang bersandar di kap mobil. "yoongi sayang, ayo kuantar."
"dude," namjoon menggeleng di sebelah taehyung, mengangkat satu lengan gestur menghentikan gerakan seokjin yang hendak mendekati yoongi. "i know you're older that us, tapi jangan pernah berpikir kalau kita mau mengalah, oke?"
"itu berlaku untukmu juga, namjoon-ssi," taehyung mendesis, "aku juga nggak akan mengalah padamu."
"astaga.."
yoongi bergumam kecil, memijat pelipisnya sendiri sementara ketiga pria tampan itu terus berdebat di pekarangan rumahnya.
"little prince? kenapa belum berangkat?"
"oh! morning, sir," namjoon lebih dulu menyapa, menunjukkan senyum manisnya pada ayah min. "you look so comfy yet cool with that shirt."
"do i?"
ayah min terkekeh, memperhatikan t-shirtnya sendiri sebelum mengibas tangan ke udara, "no, no. yoongi clearly not like it."
"tapi ayah terlihat jauh lebih muda kalau berpakaian seperti itu," timpal taehyung, ikut memberi senyuman terbaiknya pada ayah min.
"ah, taehyung! sudah lama sekali kamu nggak main kemari, ya? oh— ada seokjin juga! how's your parents?"
seokjin membungkuk kilas, gestur membalas sapaan dengan begitu sopan. "they're fine, sir. thank you for asking," jawabnya dengan senyuman kecil.
"dad, c'mon.."
yoongi memotong, sebelum ayah min hendak bersuara untuk melanjutkan percakapan dengan ketiga pria tampan berstatus mantan kekasihnya. tentu saja. ayah min itu senang sekali bercakap-cakap dengan mereka!
"okay, okay," ayah min terkekeh, memahami betul apa yang dimaksud sang putra. "dad saja yang antar yoongi."
"but sir—"
"maaf, ya, sayang-sayangku," yoongi menyela, berucap begitu manis dengan senyuman mautnya. "aku berangkat sama dad saja, jadi sekarang kalian bisa pergi dari sini."
ada perasaan kecewa yang hinggap di hati ketiga pria kim tersebut, namun rasa menggelitik begitu mendengar panggilan 'sayang' dari min yoongi lebih mendominasi dibanding apapun.
"oh. dan terima kasih tawarannya."
yoongi mengedipkan sebelah mata dengan gerakan yang teramat centil. tentu saja bagai busur panah cinta yang menusuk tepat di hati ketiga pria kim itu. membuat mereka seketika luluh, tidak sedikitpun merasa kesal karena telah sia-sia datang ke kediaman keluarga min sepagi ini.
"ah, sial. bagaimana aku bisa move on kalau begini terus?"
gerutuan taehyung secara tak sengaja diangguki oleh seokjin dan namjoon nyaris bersamaan. seperti sama-sama setuju, bahwa mereka sudah terlanjur cinta mati dengan mantan kekasih mereka yang satu itu. huh. sial sekali.
• by alice •