• someone's crush •biasanya, pada jam tanggung setelah makan siang, yoongi akan pergi ke coffee shop tepat di seberang gedung agensi untuk membeli americano dingin favoritnya. dan biasanya pula, pria manis bertubuh mungil itu akan meminta sang manajer untuk menemaninya berjalan kaki.
namun kali ini hal biasa itu tidak terjadi salah satunya. yoongi tetap pergi membeli minuman favoritnya, tetapi tidak bersama wendy— sang manajer. wendy bilang, banyak hal yang harus dipersiapkan untuk sesi photoshoot selanjutnya, sehingga dengan berat hati gadis itu membiarkan modelnya pergi seorang diri.
"ini dia! satu americano dingin untuk kak yoongi yang manis."
yoongi tertawa kecil, mengambil alih cup kopi itu dari tangan sang barista. "thank you, daniel," ucap yoongi, mengedipkan sebelah matanya dengan gerakan centil.
daniel, sang barista, dengan dramatis memegang dadanya; bertingkah seakan dia hendak pingsan saat itu juga.
"oh, tuhan! terlalu manis. jantungku nggak siap terimanya."
yoongi kembali tertawa, membuat para barista lain— yang diam-diam mencuri lirik —tersenyum tipis mendengarnya. sebagai informasi, kadar kemolekan yoongi itu akan bertambah berkali lipat jika si empu sedang tertawa.
"dasar berlebihan," komentar yoongi kemudian. "ya sudah, i really gotta go. once again, thank you kopinya ya, niel?"
daniel tersenyum lebar, gigi kelincinya menyembul lucu di antara bibir. "anything for you, kak yoongi!" sahutnya bersemangat.
yoongi melempar senyum sebelum kemudian beranjak dari tempat itu dengan satu cup americano dingin di tangan. kaki jenjangnya melangkah ringan di trotoar, sembari bersenandung kecil seolah tengah mengabaikan terik matahari siang yang sedikit terasa menusuk kulit.
"hey, kamu! kamu min yoongi, kan?"
langkah yoongi terhenti, ketika tiba-tiba saja dua orang gadis menghadangnya entah dari mana. pria manis itu mengerut kening, mengarahkan jari telunjuk pada dirinya sendiri.
"me?"
"iya! siapa lagi yang ada di depanku sekarang?"
kening yoongi semakin berkerut bingung, karena nada bicara gadis itu semakin meninggi walau tidak jelas apa sebabnya. biarpun demikian, meski sedikit ragu, yoongi mengangguk kepala mengiyakan.
"oh, bagus. tebakanku nggak salah, kalau yang namanya min yoongi ini memang benar-benar seperti penggoda."
gadis dengan rambut sebahu itu berujar ketus, yang ditanggapi anggukan setuju oleh teman di sampingnya. yoongi yang mendengar itu hanya menaikkan kedua alis, memasang ekspresi lugu yang justru membuat kedua gadis itu semakin kesal.
"dengar ya, penggoda," kata gadis itu lagi, dengan nada seolah sedang mengancam. "kalau nggak mau aku dan teman-temanku berbuat sesuatu yang bisa bikin kamu menangis memalukan, lebih baik kamu jauhi jungkook."
"segera," tambah teman lainnya dengan sinis.
"jungkook?" ulang yoongi, memiringkan kepalanya, "jeon jungkook you mean?"
gadis berambut sebahu itu mengerut hidung tak suka, menelisik yoongi dari ujung kaki sampai ujung kepala sebelum menyahut ketus, "kamu paham apa yang aku katakan nggak, sih?"
reflek yoongi tertawa, kemudian mengangguk kepala beberapa kali.
"iya. aku bisa bahasa korea, kok," sahut yoongi, sengaja mengatakannya dengan nada menyebalkan. "so, back to jeon jungkook. kenapa tiba-tiba kalian minta aku jauhin dia? wait, don't judge me, karena maksudku, aku sama dia udah nggak ada hubungan apa-apa."