PART 15 : KESEDIHAN INDRI 🐿

64 10 0
                                    

Haii... Man temannn....
SELAMAT MEMBACA
^Terimakasih^

Indri melangkah masuk kedalam rumahnya dengan kakinya yang sedikit pincang, sambil membawa sekantung plastik yang diberikan oleh Andra tadi. Saat langkah Indri sudah cukup jauh. Tiba-tiba ada suara seorang pria yang memanggil namanya dari kejauhan.

"Vebri." Panggil pria itu. Ia adalah Papa dari Indri. Indri yang dipanggil oleh sang Papa langsung menoleh. "Iya Pa." Sahut Indri.

"Habis dari mana kamu? Ini jam berapa?" Tanya Leon sedari tadi menunggu Indri pulang. "Terus itu kenapa ada luka perban ditangan kamu?" Tanya Leon menyadari adanya luka perban dilengan Indri.

"I–ini karena... Vebri habis di cabulin sama orang jahat Pa." Jawab Indri yang sedikit ketakutan.

"Tadi Vebri habis main kerumah temen, waktu sore Vebri rencana mau pulang. Pas mau pesen Gojek hp Vebri mati karena lupa gak di cas dirumah temen. Akhirnya Vebri pilih jalan kaki sambil cari angkutan, pas lagi jalan kaki jalan disitu sepi banget gak kaya biasanya, di tengah jalan Vebri ketemu sama orang jahat itu. Untungnya ada orang lewat nolongin Vebri tadi, dia ngobatin luka Vebri terus nganter Vebri pulang." Jelas Indri kepada sang Papa.

"Salah kamu sendiri lewat jalan sepi gitu. Untung ada yang nolongin kamu." Ucap Leon yang membuat Indri menjadi menundukkan kepalanya.

"Coba kalo gak ada yang nolongin kamu, kamu di p6rk0s4 gimana? Terus nanti kamu hamil sama orang yang gak bertanggung jawab, kamu cuma bikin Papa malu nantinya." Ucap Leon.

Bukannya khawatir atau melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib karena putrinya dicabuli oleh orang jahat, Leon malah berbicara hal yang seharusnya tidak diucapkan kepada putrinya. Tanpa berpikir panjang terlebih dahulu ia telah melukai hati anaknya sendiri.

"Liat tuh Adik kamu Seliy anteng dirumah, paling kalo keluar rumah pas ada urusan sekolah doang. Kamu jadi Kaka seharusnya bisa mencontohkan yang baik buat Adik kamu." Ucap Leon.

"Seliy yang bukan anak kandung Papa dia bisa membuat Papa bangga dengan selalu mendapatkan juara kelas. Sedangkan kamu, pernah kasih apa ke Papa yang bisa buat Papa bangga sama kamu?" Lanjut Leon.

"Percuma Papa sekolahin kamu mahal-mahal, sekolah bagus dan elit. Gak berguna semua itu." Lanjutnya lagi dengan sedikit meninggikan nada bicaranya.

Dengan sekuat mungkin Indri berusaha menahan tangisannya, ia tak bisa jika harus mendengarkan semua omelan Papa nya yang selalu menyakiti hatinya itu.

Mata Indri kian memerah dan matanya pun dipenuhi dengan cairan bening yang siap meluncur kapan saja.

"Kamu seharusnya bersyukur bisa tinggal sama Papa." Ujar Leon yang terus menerus memarahi Indri sekaligus mencari kesalahan nya.

"Bisa gak sih kamu gak nyusahin Papa! Sekali-kali kamu tuh gak bikin Papa marah." Celetuk Leon kepada Indri.

Air mata Indri pun langsung jatuh saat dadanya terasa semakin sesak ketika mendengar perkataan sang Papa, kini pipinya sudah dibanjiri oleh air mata.

Indri hanya bisa meminta maaf kepada sang Papa. "Ma–maaf Pa..." Ucap Indri dengan suara yang terdengar bergetar.

Ibu tiri serta Adik tiri Indri yang mendengar keributan di ruang tamu lantas menghampiri pusat keributan itu. Mereka mendapati Indri dan Leon disana.

Indri yang tak mampu menahan isak tangis nya langsung berlari menuju kamarnya tanpa memperdulikan rasa sakit pada kakinya itu.

"KAK VEBRII!!" Panggil Seliy.

"Seliy mau nyamperin Kak Vebri." Ucap Seliy berniat ingin menghampiri sang Kaka. Ibu kandung Seliy yang merupakan Ibu tiri Indri langsung meraih tangan putri kandungnya itu.

REVANDRA (Thanks ARGIO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang