Bab.3

483 29 7
                                    

"Maaf ya Luna, pagi ini gue musti berangkat ke kampus. itu gue udah beliin nasi uduk. Lo sarapan gih!"

Pagi itu Kevin pamit ke aku karena ada kelas pagi di kampus. aku sih gak masalah. yg ku masalahin adalah kenapa dia kayak perhatian banget ke aku. mana perginya pake pamit. dah kayak suamiku aja.

Dan setelah menghabiskan nasi uduk yang Kevin beli. aku mulai berpikir untuk beresin rumahnya yang berantakan kayak kapal pecah. ya itung-itung buat ngisi waktu luangku yang lagi nganggur dan sekalian buat balas budi karena udah di kasih tempat tinggal.
Dan sebelum mulai beres-beres, aku musti pake masker dulu biar gak bersin karena debu-debu yang berterbangan.
dan setelah semua persiapan siap, barulah ku mulai beresin rumahnya.
Di mulai dari kamarnya Kevin, terus dapur dan terakhir Ruang tengah.
Meskipun aku ini sebenarnya cowok, tapi aku tuh sangat benci dengan yang namanya kotor apalagi berantakan. makanya aku tuh hobi banget bersih-bersih. bahkan ketika masih sekolah aku ini di juluki cowok higienis karena saking bersihnya.

Dan tak terasa, udah 1 jam lebih aku bersih-bersih rumah Kevin. tinggal beresin teras. dan ketika berjalan keluar, aku di kejutkan ketukan pintu dari luar.

Tok! Tok! Tok!

sepertinya ada orang yang mengunjungi rumah Kevin. mungkin temannya.
aku coba buka saja untuk memastikannya.

Ceklek!

ternyata yang mengunjungi rumah Kevin seorang perempuan paruh baya. keliatannya seumuran ibuku.

"Eh, kamu siapa? kenapa ada di rumah anakku?" tanya ibu itu yang rupanya ibunya Kevin.

"Pagi Tante, Tante nyari Kevin ya? ayo mari masuk!" aku menyuruhnya untuk masuk. Dan nampaknya ibunya Kevin ngikut aja tuh.

Dia masuk gitu aja setelahku persilahkan.
Dan keliatannya dia nampak bingung ketika masuk kedalam rumah. itu bisa kulihat dari caranya yg sedang mengamati ruangan ini.

Dan ketika dia duduk, aku coba menawarinya minum.
"Maaf, Tante mau minum apa?"

"Gak usah, lebih baik kamu duduk dulu." tolaknya yang malah menyuruhku duduk. dan setelah aku duduk dia pun kembali bertanya.

"Anak manis, siapa namamu? dan kenapa kamu ada di rumahnya Kevin? kamu pacarnya ya?"

"Bukan Tante, aku cuma temannya aja kok. dan Namaku Luna!" entah kenapa aku jadi spontan bilang Luna.

"terus apa kamu yang beresin semua ini?" tanya ibu itu yang kujawab anggukan.

"benarkah?" Dia melotot ke arahku.

"iya Tante!"

selang beberapa detik setelahnya terlihat raut mukanya yang terlihat kecewa. "Yah sayang sekali, padahal Tante suka tipe perempuan kayak kamu."

"Maksud Tante apa?" aku masih bingung.

"Tante itu suka perempuan rajin kayak kamu. kalo kamu itu pacarnya Kevin, pasti Tante bakalan batalin perjodohannya." tuturnya yang nampak menyukaiku.

'maaf aja Tante, tapi aku masih waras. gak bakalan aku mau jadi pacar anak tante.' batinku saat memandangnya.

Dan tak berselang lama, si Kevin pulang dari kampusnya.

"Mama ngapain sih kesini?" ucap Kevin yang terlihat terburu-buru memasuki rumah.

"Ngapain? ya tentu aja jemput kamu!" sahut ibunya.

CURSE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang