[EXTRA 4] : Institut Tahi Burung

21 3 0
                                    


Jadi yak betul, 100 miliar persen buat kamu wahai pembaca! Kalian ga salah baca judul kok.

Bukan bermaksud ngatain institusi kita tercinta ini, bukan. Tapi ada suatu kisah yang mengapa ada lagi julukan untuk Institut Tekanan Batin ini.

Sini-sini merapat! Mari kita selidiki kisah ini!
















Suatu hari di siang terik yang cerah secerah masa depan author dengan Lee Haechan NCT. Terlihat Senku yang mukanya emm... sumringah juga engga tapi ya biasa aja lah mukanya dia tuh. Dia habis kelas astronominya itu. Astronomi posisi. Anjay lah emang calon astronom sejati.

Calon suam— eh, Haechan dikemanain? Ga kemana-mana kok. Tetap perform seperti biasa.

Sedangkan Taiju yang baru selesai menguli. Iya, definisi nguli. Abis mata kuliah bahan konstruksi sipil. Bjir kata gua teh, pokoknya kuliah ini memberikan pengenalan tentang berbagai jenis material konstruksi sipil, seperti beton, baja, kayu dan material perkerasan.

Duh, Taiju banget.

Gausah diperjelas lah ya~

Kalau Yuzuriha gimana?

Abis mata kuliah desain produk. Desain produk ini paling GWS sedunia. Kata temen author yang FSRD sih begitu.

Dari awal sebenarnya ketiga orang diatas tuh emang beda fakultas beda jurusan pula. Bukannya mereka ga ada temen di fakultas mereka, mereka punya temen mereka masing-masing. Tapi tetep dong, mereka bertiga ini kadang suka ngumpul kayak 'hayuk weh,'

Kayak, mereka bertiga tuh kadang ada waktu juga kok untuk saling bertemu. Meskipun masing-masing dari mereka punya kesibukan yang berbeda-beda.

Singkat cerita, setelah mereka kelar dengan matkulnya masing-masing, tibalah jam 11.00 dimana itu adalah kelar kelas.

Kelar kelas, mereka bertiga kayak udah janjian tuh yuk lah ke kantin Salman. Ajak Taiju. Yuk gas, begitulah tutur Senku.

Mereka bertiga pun dari Plaza Widya berjalanlah menuju luar ITB a.k.a ke masjid Salman ITB.

Ada satu hal yang membuat mereka bertiga salfok.

Hmm, kalau dibilang salfok juga enggak sih. Pasalnya, hampir semua anak ITB menyadari ini.

"Weh, buwung apetuh?" Tanya Taiju, pasalnya ia tak melihat burung satu atau dua di langit, melainkan bergerombol.

Senku dan Yuzuriha pun refleks melihat  langit. Dan benar saja, di langit tidak satu dua burung saja, melainkan weh kok banyak...

"Buwung puyuh," Tutur Yuzuriha ngejokes.

"Burung kowak itu. Kata temen urang nak kehutanan SITH-R. Nymphea." Ujar Senku. Ya Senku secara kan dia ga apal spesies buwung yah,

Yuzuriha agak malu dikit, ga ngaruh. Pasalnya salah nyebutin nama buwung. Toh dia ngejokes juga sih.

"Kalo yang bilang anak siter sih, aing percaya. Karena emang bidang mereka kan. Eh 'Nymphea' mah nama himpunan biologi kali, kehutanan mah bukannya HMH 'Selva' ya?" Tutur Taiju.

"Eh ya itu lah pokoknya, toh masih sama-sama rumpun biologi." Celetuk Senku.

Tapi syukurlah, burung-burung itu tidak mengalami petrifikasi. Tidak seperti di animenya. Sksksk.

Hm, tapi cuy... masalahnya...





"Emang boleh sebanyak itu burungnya?" Tanya Yuzuriha.

Pasalnya bukan banyak lagi, tapi banyak brutal.

Definisi ntu burung tuh emang sengaja banget bermigrasi ke Taman Sari. Kayak, ngapain hei burung. Bermigrasi lah ke tempat lain! Ke Jatinangor aja, jangan ke Taman Sari!

HAH? ATHEIS MASUK GAMAIS? (Dr. Stone Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang