MEMORI : KE TUJUH

113 8 5
                                    

          ••••••• 📖Happy Reading📖 •••••••

Malam ini rasanya tidak akan berganti bagi hoseok. Malam yang yang amat begitu sulit menuju fajar esok pagi. Tak banyak yang terjadi setelah acara makan malam yang gagal, hoseok membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Ia merasa sedikit kecewa kepada seokjin karena tidak bisa datang menemui suga.

"Padahal aku ingin mempertemukan kalian" gumam hoseok sembari menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Mata hoseok sulit terpejam, beberapa kali hoseok menutupi wajahnya nya dengan selimut agar ia bisa tidur namun tetap saja tidak bisa. Mendadak suga masuk dengan wajah datar sembari berbicara dengan seseorang di telepon.

"Apakah ayah ingin berbicara dengan hoseok?" suga melihat hoseok yang sedang menutupi wajahnya dengan selimut lalu kembali berbicara di telepon.

"Hoseok sudah tidur ayah, mungkin dia kelelahan hari ini" ucap suga yang terdengar jelas oleh hoseok.  "Tidak, aku bahkan tidak bisa tidur. Berikan ponsel mu aku akan berbicara dengan ayah!" sahut hoseok yang langsung terduduk setelah mendengar perkataan suga.

Suga memeberikan ponsel nya, suga sedari tadi hanya memasang wajah datar ia tidak terlihat sedih ataupun senang. Setelah memberikan ponselnya, suga duduk di samping hoseok dan memperhatikan berbicara di telepon.

"Ayah bolehkah aku mengatakan sesuatu?" tanya hoseok di telepon.
"Katakan saja, memangnya ada apa yang ingin kau katakan?" sahut taehyung cepat.

"Bagaimana kabar ayah setelah di Amerika?, apakah ayah tidak merindukan ku?" ucap hoseok pelan.

"Kabar ayah baik, namun beberapa hari ini ayah sibuk karena ada sesuatu yang perlu di kerjakan. Oh yaa, ayah sangat merindukan kalian. Bagaimana kabar mu hoseok?" jelas taehyung sekilas.

"Kabar ku buruk ayah" ujarnya pelan sembari melirik suga. "Kenapa, ada apa?" sahut taehyung cepat yang terlihat khawatir.

"Kak suga...."

Suga menyela perkataan hoseok. "Bicara saja!" memasang wajah datar.

"Kak suga tadi membuat wajah ku penuh dengan adonan tepung dan dia membuat dapur berantakan" lanjut hoseok yang tadi perkataan nya di sela oleh suga.

"Jadi kalian bertengkar hari ini?" tanya taehyung yang terdengar sedikit terkekeh mendengar perkataan hoseok.

"Tidak, kami hanya bermain-main saja. Hoseok terlalu berlebihan" suga merebut ponselnya dari hoseok.

Mendadak telepon nya terputus kemudian taehyung mengirimkan pesan. Walaupun ponselnya sekarang ada di tangan suga tetapi hoseok bisa membaca pesan nya.  "Maaf nak, ayah ada urusan mendadak. Jimin butuh bantuan ayah"

"Sangat sibuk kah ayah?" ucap hoseok sembari meraih ponsel suga. "Hey ponsel ku!" Suga baru saja merebut ponselnya dari hoseok sekarang sudah berada di tangan hoseok lagi. Suga hanya bisa melihat hoseok yang menjelajahi ponselnya.

Wallpaper yang sama yaitu foto musim dingin bulan lalu, tanpa sengaja hoseok membuka galeri suga dan ternyata banyak foto hoseok di bandingkan foto suga.

"Kenapa banyak foto ku dari pada kau kak, dan dari mana kau dapat foto ini. Padahal aku tidak pernah mengambil foto" telisik hoseok yang sedang mengamati foto dirinya sendiri yang menggunakan jas warna abu-abu dengan tatapan yang serius. 

"Bukankah ini waktu aku rapat?" hoseok sudah mengingat kapan ia menggunakan outfit seperti itu.

Suga hanya diam dan ia tidak tau harus menjawab apa. Hoseok menatap lekat-lekat wajah suga. "Aku menganggap diam mu sebagai jawaban"

Hoseok kembali melihat ke ponsel dan lagi-lagi ia menemukan foto nya yang tak pernah mengambil gambar nya. Pakaian jas hitam yang sedang duduk di sebuah kursi restaurant dan terlihat sedang menyesap sebuah es cokelat dingin di tangan nya.

"Darimana kau dapat foto ku yang tak pernah ku ambil gambar nya?" hoseok kembali menatap suga  se marah-marah nya hoseok dimata suga ia terlihat sangat menggemaskan. "Tidak perlu kau tau!" suga tersenyum dan berusaha mengambil ponselnya.

"Akan aku berikan ponsel mu, setelah kau jujur padaku" ujar hoseok.
"Kau akan suatu hari nanti" balas suga.

"Berikan!"
"Tidak!"

Suga meraih ponsel yang berada di belakang hoseok dan tanpa sengaja salah satu video terputar, suga dan hoseok diam dan fokus ke isi video itu. Terlihat salju putih di hadapan suga, ia membuat dua buah manusia salju yang kemudian di depan nya hoseok menuliskan kata SUGA's HOPE  yang artinya harapan suga.

Video masih berlanjut, di dalam video itu suga dan hoseok bermain lempar bola salju. Beberapa kali lemparan hoseok meleset dan suga dalam satu kali lempar tepat mengenai kepala hoseok, kemudian hoseok terbaring di atas salju putih lalu suga berusaha membangunkan hoseok yang tak kunjung bangun, hingga beberapa saat kemudian satu lemparan bola salju mengenai kepala suga dan ia ikut terbaring di samping hoseok. Setelah itu mereka tertawa bersama.

Mendadak suga mematikan video itu dan memasukkan ponselnya ke dalam saku bajunya. Hoseok seolah tak percaya jika suga merekam momen mereka di musim salju lalu.

"Apakah kau merekam ku diam-diam kemarin?" lirih hoseok. "Jika iya, lalu apa pertanyaan mu lagi?" sahut suga yang sedikit berubah.

"Tidak apa-apa, tidak ada pertanyaan lagi untuk mu kak"

"Bagus, sekarang sudah malam sebaiknya kau tidur, oh yaa besok aku ada urusan di kantor pagi-pagi sekali aku berangkat, jadi kau ke tempat kerja akan di antar oleh anak buah ku!" jelas suga yang sudah mengatur apa yang harus hoseok lakukan esok pagi.

Hoseok mengangguk paham, jika hoseok bertanya lagi pasti suga akan berubah lagi. Suga keluar dari kamar, hoseok kembali membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dan mengingat kembali momen yang ada di video itu.

"Aku pikir hanya aku saja yang mengingat momen itu, ternyata tidak" hoseok terlihat menyimpulkan senyum kemudian menutup matanya dan tertidur pulas.

Keesokan paginya, hoseok terbangun rasanya seperti mimpi. Baru saja hoseok menutup matanya dan sekarang sudah pagi. Seperti rencananya tadi malam ia bergegas mandi lalu berangkat ke tempat kerja.

Rumah nya sangat sepi, rumah mewah yang hanya di huni oleh dua orang saja. Pagi ini hoseok tidak sarapan, bukannya tidak ada sarapan namun ia sedang malas. Setelah siap hoseok keluar dan menemui anak buah suga yang sudah menunggu di depan dengan mobilnya.

"Pagi tuan muda" sapa salah satu anak buah suga. "Pagi kembali" balas hoseok.

Membukakan pintu mobil dan hoseok masuk kedalam. Tak butuh waktu lama mobil dengan cepat meninggal kan rumah dan menuju ke arah jalan yang lumayan ramai.

Jujur baru kali ini hoseok di antar oleh anak buah suga. Biasanya suga sendiri yang mengantarkan nya sendiri.

"Tuan muda, bolehkah aku katakan seuatu?" tanya anak buah suga yang terlihat sopan. "Katakan saja jangan sungkan" jawab hoseok yang terlihat antusias.

"Sebenarnya, aku ingin berkunjung sebentar ke salah satu sekolah di dekat sini" ucapnya sangat pelan, namun hoseok dapat mendengar nya.

"Sekolah?, apakah kau sudah punya anak?" tanya hoseok yang bingung.
"Aku belum menikah tuan muda, aku ingin melihat adikku yang sedang belajar di sekolah" jelasnya.

"Aku kira anak, maafkan aku" hoseok yang kikuk karena salah menebak.
"Tidak apa tuan muda, bolehkah kita berkunjung sebentar?" anak buah suga meminta izin, sebenarnya jika hoseok mengatakan tidak pasti akan di turuti namun hoseok bukan orang yang seperti itu.

"Baiklah, aku juga masih mempunyai banyak waktu untuk datang ke tempat kerja" menyimpulkan senyum kemudian menatap ke arah jalan.

Mobil berbelok di perempatan dan menuju ke sebuah sekolah yang jaraknya lumayan jauh. Di dalam hati kecil hoseok ia merasa tidak enak akan suatu hal, namun ia abaikan dan mengikuti arah anak buah suga membawanya ke sekolah itu.

*****
Bersambung

Terima kasih semuanya,, pay pay ke chapter selanjutnya:)

MY SWEET POSESIF BROTHER [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang