KESEMBUHAN : KE SEPULUH

114 10 8
                                    

   •••••••••📖 Happy Reading 📖•••••••

Dokter memeriksa keadaan hoseok, suga dan ayahnya kembali khawatir. Beberapa saat kemudian dokter keluar dan menemui suga, mereka berbicara agak jauh dari ayahnya.

"Adikmu..." ucap dokter yang terpotong oleh suga. "Adikku kenapa, tolong buat dia sembuh. Aku mohon" sela suga lalu menundukkan kepalanya.

"Adikmu baik-baik saja, dia hanya merasa nyeri di kepalanya, pasien akan sembuh seiring berjalannya waktu" jelas dokter itu sembari menepuk pelan bahu suga.

"Butuh berapa lama untuk ia sembuh?" tanya suga menatap penuh harap dokter itu.  "Tidak tahu pastinya, mungkin dalam dua minggu pasien akan sembuh" jawab dokter.

"Dua minggu" suga sedikit berfikir.  "Iya, dua minggu. Itu adalah waktu yang  paling  cepat untuk pasien sembuh"

Keduanya kembali terdiam.

"Tidak perlu khawatir aku akan merawatnya sampai sembuh" ujar dokter yang membuat suga sedikit lega. "Terima kasih" sahut suga.

"Oh yaa, noda darah di lantai itu darah siapa?" telisik dokter.  "I-itu darah ku" bohong suga.

Suga sedikit terkejut pasalnya ia baru ingat jika masih ada noda darah  di lantai dan sedangkan mayat seokjin ia masukkan ke dalam kamar mandi.

"Tetapi darah itu banyak sekali, dan jika itu darah mu mana mungkin luka di tangan mu mengeluarkan darah sebanyak itu" ucap dokter itu dan melihat tangan suga yang terluka.

"Ikut aku!" suga menarik tangan dokter itu dan membuatnya mengikuti suga yang ada di depan nya.

Ayahnya yang melihat suga dan dokter itu kembali masuk ke dalam lalu mengikuti nya. Suga melepaskan tangan dokter itu dan membuka pintu kamar mandi kemudian mendorong dokter itu dan tersungkur di samping mayat seokjin yang masih berlumuran darah.

"M-mayat" gugup dokter itu. Suga masuk kemudian mengeluarkan pisau lipat dari balik jas-nya lalu menodongkan ke dokter itu.

"Kecurigaan mu memang benar!" suga menyunggingkan senyum smirknya. Dokter itu terdiam pisau suga mendekati leher dokter itu. Jika suga tidak membutuhkan dokter itu, maka suga sudah membunuhnya karena ia tau rahasia suga.

"J-jangan bunuh aku. Aku mohon" ucapnya terdengar melas. "Aku tidak akan membunuhnya asal kau merawat adikku sampai dia sembuh, bagaimana?" tawar suga.

Mau tidak mau dokter itu menerima tawaran suga. Memasukkan pisau lipat itu kembali ke saku jas-nya.  "Satu lagi, tidak ada yang boleh tau rahasia ku selain kau. Jika kau membeberkan rahasia ku, maka bersiaplah untuk ajal mu!, anak buah ku akan  selalu mengawasimu" ujarnya sembari keluar kamar mandi.

"Baiklah, tapi biarkan aku hidup setelah adikmu sembuh" pinta dokter itu. Tersenyum smirk. "Akan aku turuti keinginan mu"

Seiring dengan berjalannya waktu, rahasia suga masih terjaga begitu pula dengan ayahnya. Selama dua minggu ayahnya ikut merawat hoseok. Ini adalah hari ke empat belas dimana hoseok diperbolehkan untuk pulang.

Rasanya senang bisa melihat hoseok kembali pulang. Suga mendapatkan kembali kebahagiaan nya, mungkin ayahnya juga.

Tak lupa dokter itu juga ikut senang, akhirnya ia bisa bebas dari suga. Ternyata tidak semudah itu, dokter di paksa menjadi dokter pribadinya suga dan hoseok. Ia sempat menolak namun suga menawarkan gaji sepuluh kali lipat dari gajinya di rumah sakit.

Tawarannya sangat menggiurkan sehingga dokter itu menyetujui tawaran suga.

"Bagaimana keadaan mu sekarang, apakah ada yang masih terasa sakit?" tanya dokter itu sembari mengecek kondisi hoseok. "Tidak, aku rasa sudah membaik" jawab hoseok.

MY SWEET POSESIF BROTHER [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang