Ini masih sama. Dunia yang sama, dengan orang-orang yang sama pula. Hanya saja, ini tidak seperti novel aslinya. Tidak ada reinkarnasi. Tidak ada regresi. Dan tidak ada pula transmigrasi.
Kali ini, si bajingan kecil Cale Henituse yang merupakan penj...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
SUARA musik DJ yang menghentak-hentak gendang telinga serta gemerlap lampu disco di sebuah kelab malam terasa sesak dipenuhi oleh anak-anak manusia (sebenarnya bukan hanya manusia tetapi, berbagai macam ras pun ada seperti; Elf, Dark Elf, Beast People, Dwarf hingga Vampir (biasanya jarang menunjukkan diri)) yang senang mencari hiburan.
Tubuh gemulai yang meliuk-liuk milik mereka (entah itu Alpha, Beta atau Omega) berpakaian kurang bahan yang menari di lantai dansa atau hanya sekedar menggoda para lelaki itu menjadi pemandangan pertama saat seorang pria bertubuh tegap dan tinggi menginjakkan kaki ke tempat kotor ini.
Tatapan matanya yang tenang namun tersirat aura dingin dalam manik sejernih cahaya langit senja di sore hari itu menatap sekitar, senyum miringnya tersungging ketika mata cokelat kemerahannya menangkap pemandangan beberapa pasangan liar tengah berciuman tanpa malu di lantai dansa. Kepalanya menggeleng pelan saat matanya—lagi-lagi—tak sengaja melihat tangan-tangan nakal para lelaki mulai merambat menjelajahi tubuh pasangannya sembari terus mencium dengan ganas dan penuh nafsu.
Lagi, ia menggelengkan lalu menekan pelipisnya. Langkahnya yang tadi sempat terhenti karena adegan tak senonoh itu kembali terayun. Ada sesuatu yang harus ia lakukan di sini, dan tentunya bukan menjadi penonton adegan panas para lelaki jahanam itu dengan pelacur di tempat ini. Ya, setidaknya, ia datang ke sini karena memang keharusan, bukan karena kebutuhan untuk mendapat hiburan.
Tepat ketika urusannya selesai, ia akan segera angkat kaki dari tempat terkutuk ini. Meski, ya... tak lama setelah ia masuk lebih dalam, beberapa Omega berpakaian ketat yang memperlihatkan dengan jelas lekuk tubuhnya yang seksi dan memesona datang mengerubunginya.
Sebagai seorang Alpha yang memiliki salah satu proporsi fisik terbaik diantara para Alpha lainnya di dunia ini, tentu saja, penampilannya menarik perhatian para Omega yang kini mengerling nakal ke arahnya—menggodanya untuk bermain-main. Namun, kedatangannya ke sini bukanlah untuk menghibur para Omega yang mungkin beberapa diantaranya sedang dalam masa estrus; ia datang kemari karena sebuah barang langka yang dicarinya akan ditampilkan dalam acara lelang yang tempatnya berada tepat di belakang ruang kelab.
Sebenarnya, ada jalan khusus untuk tamu VIP seperti dirinya tetapi, alasan kenapa ia masuk melalui pintu masuk kelab malam adalah karena salah satu temannya sedang berada di sini dan ia memiliki kewajiban untuk menyeretnya kembali.
“Alpha~ apakah kau mau menemaniku bersenang-senang~?”
Salah satu omega yang sepertinya telah memasuki masa heat tiba-tiba mendekatinya dan tanpa rasa malu memeluk lengannya. Matanya berkedip, dengan pipi memerah serta tatapan sayunya yang menggoda sudah tidak diragukan lagi bahwa omega ini telah diinjeksi terlebih dahulu sebelum datang untuk menggodanya.