【 O3 】

959 167 16
                                    

"Oh? sepertinya ada tamu tak terduga di sini."

Lyney yang sebelumnya (Name) lihat sebagai kucing hitam mengalihkan pandangannya ke belakang, tepatnya di mana (Name) berdiri dengan wajah yang masih terkejut.

Yang berdiri di seberang masih berdiri dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan. Dia tentu bingung, tak menyangka bisa melihat sesuatu yang di luar akal pemikiran manusia jika dipikirkan.

"A-apa kamu Lyney yang menyamar menjadi kucing? atau kamu kucing yang menyamar menjadi Lyney?" (Name) berucap dengan nada yang sedikit ketakutan sekarang, membuat teori yang sekilas terlintas di kepalanya.

Lyney terkekeh mendengar pertanyaan yang dilontarkan (Name), "Mungkin keduanya?" Ucap Lyney dengan wajah yang menjahili lawan bicara.

Yang dijawab pertanyaannya malah semakin terheran, tapi masih diam tak merespon.

"Bercanda," Lyney kembali terkekeh, sekarang mengambil langkah lebih dekat dengan (Name).

Lyney perlahan mengambil tangan kanan (Name) di sana dan menciumnya dengan lembut seakan gadis di sana sebuah berlian yang harus ia perlakukan dengan hati-hati.

"E-eh!?!" (Name) yang merupakan korban dari aksi Lyney hanya bisa membiarkan wajahnya memerah dengan spontan, tentu itu reaksi yang wajar saat mendapati ada seorang lelaki dengan lembut mencium tanganmu.

Lelaki yang merupakan penyebab wajah gadis merah padam mulai melepaskan tangan (Name) juga dengan lembut kemudian tersenyum, "Aku rasa ini takdir kita dipertemukan kembali."

"Apa yang baru saja kamu lakukan, Lyney..?" (Name) akhirnya mampu mengeluarkan suaranya setelah beberapa saat bungkam dengan keadaan di sana.

"Aku akan anggap itu sebagai salam sapaku karena kita bertemu lagi." Lyney masih tersenyum melihat ke arah (Name), sama sekali tak merasakan hal yang dilakukannya itu salah.

Sang gadis mengambil waktu untuk mengatur pernafasannya, mencoba mengelola situasi yang sedang dialaminya di sini, sekarang.

Setelah siap untuk berbicara lagi dengan orang yang ada di hadapannya, (Name) mulai bersitatap dengan Lyney yang masih setia melihat eksistensinya.

"Terimakasih.. untuk mawar yang kamu berikan padaku, aku belum sempat berterimakasih saat itu."

"Aku merasa sangat senang kamu masih mengingatnya, itu menjadi suatu kehormatan untukku." Lyney melepas topinya, sedikit membungkuk guna menunjukkan rasa hormat.

Kurva bibir milik (Name) terbentuk.

"Aku masih penasaran dengan kucing tadi.. kalau tak masalah apa boleh kamu menjelaskannya?" (Name) kembali membuka obrolan dengan sebuah pertanyaan yang masih mengganjal di kepala.

"Oh tentu, aku akan menunjukkan caraku melakukannya agar jadi lebih mudah."

Lyney mengambil ancang-ancang, membuat jarak antara dirinya dan gadis yang jadi lawan bicara. Sepertinya aksi sulap lagi-lagi akan (Name) saksikan dan itu dipersembahkan oleh Lyney tentu saja.

"Kalau aku melakukan ini, kemudian ini," Lyney sedikit tersenyum sebelum melakukan aksi finalnya.

Boom!

Kini seekor kucing hitam yang sempat (Name) kejar kembali terlihat penampakannya, tapi Lyney lagi-lagi menghilang layaknya berubah menjadi kucing hitam yang kini berhadapan dengan (Name).

Mata yang baru saja menyaksikan aksi di sana terbuka lebih lebar sekarang, "Keren! kamu bahkan bisa berubah menjadi hewan dengan aksi sulapmu!" Yang menjadi satu-satunya penonton di sana menepukkan tangan pelan, terkagum dengan aksi yang telah ditunjukkan.

"Walau bisa berubah seperti ini, tentu saja bentuk ini punya batas waktu tertentu."

"Uwah! bahkan Lyney dalam bentuk kucing, masih bisa berbicara dalam bahasa manusia!" (Name) makin terkagum dengan hal yang dia saksikan di sana.

Lyney yang masih menjelma jadi kucing hitam turut tersenyum melihat (Name) terkagum karenanya.

(Name) dengan tiba-tiba mengelus bulu halus kucing hitam yang memang jadi tujuannya, "Bahkan bulunya sangat lembut."

Dan saat itulah dunia menyaksikan untuk pertama kalinya seekor kucing memiliki rona merah di pipinya.

𝐌𝐀𝐃𝐄𝐌𝐎𝐢𝐒𝐄𝐋𝐋𝐄 ー⌗LyneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang