°Khawatir°

1.2K 104 2
                                    

PERINGATAN :
Cerita ini mengandung typo yang bertebaran‼️

◇◇◇

  " Ugh papa?" Erang Aulian melihat sekeliling mencari sang ayah. "Hiks papaaa!! Huaaaaaa papa manaaaa, hiks hiks huaaaa papaaaa aulian takuttt, papaaa!!kakakkkk" tangis Lin tiba-tiba dikarenakan rasa kesunyian di kamarnya yang gelap, membuat ia teringat ibu dan ayah di kehidupan sebelunya saat menjadi Adhav yang mana mereka mengurungnya di sebuah gudang gelap selama dua minggu tanpa makanan apapun. "Ssthhh tenang Aulian kami disini" ucap para peri menenangkan Lin yang tengah menangis, mereka sangat khawatir jika asma Lin kambuh lagi dikarenakan banyak menangis

Saat di koridor Luna terkejut dengan suara pangerannya kemudia ia segera berlari dan membuka pintu kamar Lin dan melihat sosok Lin yang gemetar ketakutan di depan pintu sambil mencakar pintu kamar tersebut

"Yang mulia!!!!! Ta tangan anda berdarah" kaget Luna dan segera menggendong Aulian dalam pelukannya

" hiks L luna hiks hah hah hiks p papa hah hah m mana? p papa ga ninggalin aku kan? Hah hah Apa Lin nakal?" Tanya Lin dengan tubuh yang gemetar dan nafas yang kembali tersendat-sendat, Luna yang panik karena pangerannya itu asmanya kembali menyerang kini tengah mengambil obat dalam laci

Kemudian Luna memberikan obat itu kepada Lin yang kini tengah gemetar ketakutan di atas kasur, "ayo yang mulia minum obatnya" ujar Luna pada Lin "ga hah ga mau hah hah Lin m maunya p papa hah hah" kini Lin tambah pucat sambil memegang dadanya sesak, Luna yang melihat tangan Lin yang berdarah danmemegang dada nya kini segera mengobati tangannya dengan perban dan sambil memohon agar tuannya itu mau meminum obatnya

"T tidak l luna hah hah, Lin m maunya hah hah pa papa hiks hiks p papaaa!" Tolak Lin pada Luna dan memanggil papa nya berharap papanya datang

Kini Luna yang menyerah segera berlari menuju ruang kerja Claude yang dimana ada Felix di sana 'BRAK!' " YA YANG MULIAA KAISARRR " Teriak Luna, Felix terkaget dengan bantingan pintu yang luna buat dan ingin memarahinya akan tetapi sepertinya ada masalah besar hingga membuat Luna seperti itu.

Claude yang mengerti dengan sikap Luna kini melangkah dengan cepat ke tempat anak lelakinya berada, ia mendengar suara tangisan dengan sesak napas yang tengah memanggilnya itu, kini ia segera memeluk Lin dan mencium rambut Lin yang lepek akibat berkeringat "kenapa sayang? Kenapa? Iya papa disini, jangan nangis lagi ya, papa ga akan kemana mana kok" ucap Claude pwnuh dengan kehangatan

"Pa papa hah hah papa hiks hah hah" kini Claude memberikan obat kepada Lin dengan perlahan Claude yang melihat perban di kedua tangan Aulian menyernyit kan alisnya karena saat ini Lin sedabg drop ia akan menanyakan nanti perihal tangan Lin pada Luna dan kini Lin sudah tenang berada di pelukan Claude

Keesokan paginya keaadaan Lin sudah membaik dan kini ia sedang tidak ingin membiarkan Claude papa nya pergi darinya, hari ini Claude mempunyai janji minum teh bersama Athy di taman istana, dalam hati Claude tidak ingin acara minum teh dengan putri kecilnya di undur tapi ia juga tidak ingin meninggalkan putranya sendirian

Pada akhirnya Claude memutuskan membawa Lin yang dari tadi tengah menempel pada nya, saat mandi maupun memakai baju Lin sangat tidak ingin pergi dari Claude untuk saat ini

"Papa kita mau kemana? Bukannya kantor papa tidak lewat sini?" Ujar Lin dan di balas Felix dengan lembut "yang mulia pangeran kita akan minum teh bersama kakak anda yaitu yang mulia putri Athanasia" Lin pun yang dari tadi digendong dan hanya menaruh kepalanya di pundak Claude dengan malas terbelalak ia senang bisa bertemu dengan kakak nya yang manis nan cantik kini ia terlihat sangat bahagia

POV Athanasia:

Hmm hari ini aku ada janji minum teh dengan papa, aku harap papa membawa Lin adikku yang cantik itu juga, aku merindukan Lin  dan selalu bertanya tanya apakah Lin baik-baik saja? Entah kenapa aku sangat khawatir saat Lilyan bilang bahwa adikku sedang sakit saat aku terjatuh dari perahu di danau karena itu dia menangis keras dan membuat asmanya kambuh

'Ughh aku akan membunuh mu Claude, gara-gara kamu Lin jadi sakit, awas aja!!, eh tapi bukan kah salah ku juga? Hmm aghh tahu ah aku ga suka intinya aku harap aku bisa memeluk Lin sekarang jugaaaaaaaa' ronta batinku

"KAKAKKKKKK" ucap seseorang anak diata gendongan Claude, ah senangnya keinginanku terkabul, aku bisa melihat Lin

Kini anak kecil yang berada digendongan Claude turun dan berlari memelukku, bukan kah dia tambah kurus? Aku tidak tahu aku hanya sedih saat melihat dia lebih kurus dari waktu itu bentar apa ini kenapa tangannya di perban?

"Lin adikku yang manis apa kau sudah baik baik saja?, kenapa dengan tangan mu ini?" Tanya sambil mengusap rambut emas pucat itu

"Emm, Lin sekarang lebih sehat dan inj gapapa kok kak Athy hehehe" tawa kecilnya yang sangat kurindukan, Lin ku yang manis

Kemudian kami memulai tea party kecil-kecilan ini, disaat itu aku membuat kesalahan dikarenakan mengucapkan kata yang seharusnya tidak kuucapkan di depan papa, kata yang mengingatkan sesuatu tentang mama

POV Athanasia End :

I was suddenly reborn into the son of a tyrantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang