𝔸𝕣𝕛𝕦𝕟-𝔸𝕟𝕥𝕒𝕣𝕖𝕤 𝕡𝕣𝕠𝕛𝕖𝕔𝕥 𝟙

802 46 4
                                    

"a dulu."

Kantin kampus menjadi saksi bisu yang melihat dengan jelas dua lelaki ini bercengkrama. Duduk berdua, menepi dari semua orang yang bersinggah ditempat yang sama.

Hampir semua mata menuju kearah mereka. Namun keduanya tak menghiraukan, memilih sibuk dengan dunia masing masing.

"Solar," panggil yang lebih tua.

Namanya Halilintar Thunder. Pemuda bersurai hitam legam yang menginjak status sebagai mahasiswa semester 4, sama dengan pemuda manis disampingnya, Solar Light, mereka masuk diangkatan yang sama.

Yang lebih muda menolehkan kepalanya. Namun, masih dengan mata yang fokus pada ponselnya. Jemari yang bergerak, mengetuk layar dengan cepat, alis yang sedikit menukik dengan serius. "Apa?"

Halilintar menghela napas, menatap tajam tanpa yang lebih muda sadari. "A dulu gue bilang, lo kalau ga gua suapin ga bakal makan anjing."

"Bentar, gue lagi ngecek lapo― aduhhh anjim?!!"

Belum sempat Solar melontarkan protes, tangan Hali dengan seenaknya bertengger dirahang bawahnya. Memegang sedikit kuat dengan tujuan memaksa Solar agar melihat kearah Hali, membatalkan semua fokus yang Solar berikan untuk ponselnya.

Saat tatapan mata Solar yang masih terkejut bertemu dengan tatapan dari Hali. Tangan kanan Hali terangkat, menyuapkan sesuap nasi goreng yang sudah mulai dingin kedalam mulut Solar.

Yang lebih muda semakin terkejut, menepis tangan Hali kasar. Solar mengusap sisa nasi yang menempel dibibirnya. "Lo apaan sih?!" Pekiknya kesal.

"Kunyah."

Masih dengan raut wajah kesal, bibir yang mengerucut, dan alis yang menukik. Solar memilih menurut, tangannya menyeret piring nasi goreng dari meja Hali.

"Seneng lo digituin?"

"Bacot!" Balas Solar galak.

Anteng...

Suasana tiba-tiba tenang, Solar yang sibuk 'terpaksa' mengunyah makanannya dengan mata tajam Hali yang mengawasi.

"Gausah diliatin― "

"Kunyah dulu yang bener, jangan langsung ditelen."

Solar terpaksa kembali menutup mulutnya. "Lo lagi badmood ya?"

Halilintar hanya melirik, menatap mata yang menunggu jawaban itu beberapa detik sampai akhirnya kembali dialihkan. "Kagak."

"Terus?"

Sayangnya, Hali tak minat memberikan jawaban. Maka yang ia lakukan adalah kembali menyeret piring nasi goreng yang sisa setengah itu kearahnya.

Si manis belum sempat mengajukan protes, namun si surai hitam lebih dulu menyuapkan sendok besar makanan itu kedalam mulutnya, habis.

Kemudian Halilintar berdiri, memasukkann dompet hitam yang sejak tadi tergeletak dimeja, kedalam kantungnya. "Beli red velvet ayo."

"Lo belum jawab pertanyaan gue njrit!!" Solar kembali mengajukan protes.

Halilintar memutar bola matanya malas, malas menjawab. "Bawel lo, gue yang bayar."

"GASS!!"

Halilintar tersenyum tipis, sesederhana itu dirinya bahagia???




















TBC...

𝓐𝓻𝓳𝓾𝓷-𝓐𝓷𝓽𝓪𝓻𝓮𝓼 [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang