Ready

4K 50 2
                                    

"gas, lo pernah gini sama pacar lo ngga?"

"Engga."

"Kok gue ngga percaya yaa?" gumam Alea menelisik angkasa.

Posisi mereka sekarang di balkon, menghadap langit dengan pemandangan kota. Bagas yang bersandar pada dada Alea dan Alea yang bersandar mengelus rambut Bagas.

"Beneran," ujar Bagas beranjak menatap Alea.

"Gue sama pacar gue nggak pernah gini," ujarnya kemudian kembali ke posisi semula. "Pernahnya ngamar." ujar Bagas memejamkan mata dengan semilir angin lalu.

"Bangsat, dapet bekas berarti gue? Sialan," umpat Alea minggir tanpa aba-aba membuat Bagas terkejut dengan kepalanya terantuk sandaran kursi duduknya Alea.

Bagas mengaduh, lelaki itu membenarkan duduknya merayu Alea yang berdiri disamping bertolak belakang duduknya Bagas.

"Eh, ngamarnya nggak seperti yang Ale pikirin... Aduh," bujuk Bagas memeluk Alea dari belakang namun disetaknya tangan Bagas dengan kasar.

"Bodoamat, nggada susu strawberry, nggada guling, nggada bantal. Tidur diluar!" ujar Alea berlalu membuat Bagas menghela nafas pasrah ditempat.

"Ck, kenapa nggak dikerjar sihh?!" gemes Alea berhenti di ruang tamu bergumam melirik belakang. "Ck, buaya emang. Bangst!" umpatnya kemudian sempurna berjalan masuk kamar.

Tidak habis ide, Bagas membuka ponselnya. Mencari sesuatu yang tak lain adalah video haram. Selesai akan pilihannya, dia menyalin link tersebut lalu dikirimnya link pada nomor kontak Alea.

Praktek yukkk

Tulis Bagas dalam pesannya, masih centang abu. Dan Bagas semakin gelisah dibuatnya.

Argh, yakali jatah susu stroberinya malam ini lenyap begitu saja. Tidak mungkin. Tidak bisa dan tidak akan. Bagas harus mendapatkannya.

Menunggu lima menit tak ada balasan, Bagas menekan tombol telepon kemudian berjalan menuju kamarnya.

Panggilan ditolak.

"Aleaaa?  Beb, yuhuuu... Main yokkk," ujar childish Bagas mengetuk pintu layaknya memanggil teman kecilnya bermain.

Alea sendiri nampak tidak peduli, wanita itu menatap pintu dengan rasa malasnya.

"Kok gue bodoh banget ya? Kan duplikat kunci ada di gue." tawa kemenangan Bagas menuju rak kunci kemudian membawa sebuah kunci dan berhasil.

"Ale, yuhuu... Main yokk," ujar Bagas menongolkan kepala dengan gaya lucunya.

Alea hanya menatapnya malas, jengah dan tidak berminat. Hanya batinnya bergemuruh dengan mengatakan bahwa dirinya bodoh. Dirinya tidak ingat saat ini berada di kandang siapa.

"Ngga boleh di kasur. Tidur dibawah," ujarnya tanpa ekspresi.

Bagas tentu saja beraut sok sedih. Menyesal dan bergabung gitu saja memeluk Alea. Ingatkan meski Alea menolaknya, kalah telak sama Bagas yang dua kali lipat tenaga dibandingnya.

"Ck, Bagas! Gue ngga bisa nafas bangst!" gerutu Alea dihadiahi kecupan oleh Bagas.

"Mulutnya dijaga dong sayang... ngga boleh ngatain suami," ujar Bagas ditutup dengan kecupan yang suaranya menguar indahnya.

"Sial," jijik Alea dijawab kecupan lagi oleh Bagas. Hanya saja ini dengan tawa renyah kemenangan Bagas.

"Bagas!" kesal Alea dikarenakan tangan Bagas tidak pada tempatnya.

Badboy PolosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang