Bagas / Agas ?

4.3K 46 6
                                    

Hiat lama banget yakk?

Kasihann, yang sabar yak...

Happy Readinggg!

Alea sungguh tak habis pikir, sungguh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alea sungguh tak habis pikir, sungguh. Apalagi mendengar tawa dari balik pintu cukup membuat desir Alea meninggi.

"Sebentar ma, Alea—"

"Maaf ya nak, mama sama papa duluan aja. Ada jadwal soalnya. Martabak susu kesukaan Bagas ada di meja, brownies lumer kesukaanmu ada disampingnya. Dimakan ya nak... Duluan, bye!" teriakan semakin menjauh ditutup suara pintu tertutup keras itu membuat Alea menelan ludah.

Apa kata mertuanya sekarang?

Mengenyahkan semua pikirannya, Alea membawa handuk kimono Bagas lalu menyerahkannya pada Bagas.

"Ayo ganti baju ini dulu aja, bisa pakenya kan? Udah Alea ajarin, harusnya masih inget." ujar gadis itu menyodorkan handuk kimono itu dengan pejaman mata.

"Bagas?" panggil ulang Alea merasa tak ada respon dari si Bagas.

Oho, Bagas sendiri menelan ludah tergiur tubuh matang didepannya, astaga Bagas. Bukan waktunya, belum bukan waktunya!

Bagas segera berdiri memakainya. Selesai memakainya, lelaki bocil didepan Alea itu menyambar handuk kimono Pink milik Alea.

Memakaikannya, Bagas tersenyum bodoh. "Jangan kedinginan ya Aleaaa...."

Alea mengernyitkan dahi kemudian membuka mata ketawa melihat Bagas memasang wajah bodohnya.

"Sumpah, semisal gue nggak dihukum gini udah gue gempur dari tadi! Sial," batin Bagas dari balik senyum bodoh miliknya.

"Ini beneran Bagas atau gimana sih? Gila banget." batin Alea curiga dari balik tawa garingnya.

Aleapun berbalik mengikat handuk dan keluar dari kamar mandi diikuti Bagas dibelakang. "Ale, Gantiin baju yaa?"

"Bangke! Mulut gue apaan sihh?!" rutuk keras Bagas dalam hatinya. "Sumpah, nggak aman... Nggak aman."

Mengernyitkan dahi, Alea benar benar tidak habis pikir dengan lelaki satunya ini. "Kan kemarin udah Alea ajarin, baju lengkapnya juga udah Alea siapin. Belajar pake baju sendiri yaaa?" ceramah Alea menolak halus ajuan Bagas.

Meski dalam hati senang, lelaki itu mengerucutkan mulutnya. Mulai cemberut melewati Alea. Jangan lupakan tersenyum gembira setelah melewati Alea.

Alea hanya menghela nafas menatap lelaki tinggi didepannya itu masuk kamar dengan menutup pintunya keras.

"Astagâ, pubernya dini amat. Hadeuhh, apakah ini yang dirasakan—" Alea menghentikan gerakannya. Bunyi ponsel yang ia yakini miliknya itu membuatnya sigap mencari keberadaan si pelaku (ponsel).

"Mau apa lo?" sengak Alea membuat suara seberang ketawa. Yups. Si pengrusak suasana Alea, Agas.

"Gas, please. Gue ogah kerja di perusahaan lo yaa... Gue ogah jadi sekretaris lo, jadi tolong—"

Badboy PolosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang