Gyuvin tengah mengetuk-ngetuk meja dengan jemari tangannya, mata tajam itu terus menyorot ke arah pintu kelas melihat para siswa-siswi masuk dan keluar.
Terus menatap pintu itu seolah tengah menunggu seseorang muncul dari balik pintu itu.
Matanya melirik keatas, melihat jam dinding yang sudah tepat diangka tujuh dan sedetik kemudian bel masuk terdengar.
Ketukan jari Gyuvin pun semakin cepat,
Brugh
Semua intensi para siswa-siswi menuju kearah meja Gyuvin saat mendengar suara itu berasal dari si aneh Gyuvin.
Gyuvin mengambil tasnya lalu terbangun dari duduknya, berjalan menuju keluar kelas berjalan terus tanpa memperdulikan mata para murid yang terus meliriknya.
Dengan wajah yang tertutup cindung hoodie Gyuvin melangkah dengan cepat menuju halaman belakang,
"Sial"
"Lo bego Kim Gyuvin"
"Lo bego"
Nafas Gyuvin semakin tak beraturan saat rasa bersalah muncul kembali,
Dengan cepat Gyuvin memanjat tembok besar nan tinggi itu mencoba untuk keluar dari area sekolah.
"Ahhkh, anjing!" Kata Gyuvin kesal saat tangan kirinya tergores oleh pecahan beling yang ada di atas tembok itu,
Dengan tangan yang mencoba menghentikan derasnya darah yang keluar Gyuvin tetap terus berjalan dengan langkah yang cepat.
.
Sekarang Gyuvin sudah berada didepan pintu apartemen milik Yujin, Gyuvin langsung mengeluarkan lakban bening dari dalam tasnya lalu menempelkan lakban itu pada tombol sandi.
Bersemirik saat melihat jejak sidik jari milik Yujin menempel pada lakban itu, lalu Gyuvin dengan cepat menekan sandi sesuai sidik jari Yujin.
Membuka pintu itu dengan pelan berharap sang semesta tidak merasa terganggu.
Gyuvin tersenyum saat menghirup aroma ruangan itu yang sama harumnya dengan sang semesta.
Berjalan pelan menuju kamar Yujin,
Gyuvin khawatir dan resah saat Yujin tidak masuk kedalam kelas untuk hari ini, benar dugaannya Yujin sakit terlihat sekarang Yujin tengah terbaring diatas kasur dengan wajah yang pucat.
Berjongkok disebelah Yujin, lalu menghirup aroma tubuh Yujin yang menjadi favorit Gyuvin.
Dihirupnya aroma tubuh sang semesta, dan sesekali menjilatinya
Aroma tubuh Yujin membuat Gyuvin menggila.
Yujin merasa terganggu, dengan mata yang masih tertutup Yujin mencari posisi yang nyaman dan berakhir dengan posisi memunggungi Gyuvin.
Gyuvin bangun lalu ikut berbaring dengan pelan disamping Yujin, dirinyapun mencari posisi yang pas.
Gyuvin sudah tidak tahan.
Dengan cepat tangannya meraih pinggang ramping Yujin, lalu memperdekat jarak antara tubuh Yujin dan dirinya sendiri dimana hal itu membuat Yujin terbangun kaget.
Dengan cepat Gyuvin membekap mulut Yujin, dimana hal itu membuat ingatan buruk saat ditoilet ter putar kembali dipikirkan Yujin.
Badan Yujin gemetar, dirinya ketakutan.
"Diem sayang"
Suara itu, membuat Yujin benar-benar semakin ketakutan dirinya yakin ini suara yang sama dengan suara seseorang saat ditoilet itu. Yujin semakin melemas dan pusing,
"Ummmh" Gyuvin semakin menggila,
Yujin benar-benar lemas hingga matanya kembali terpejam secara perlahan, Gyuvin yang menyadari hal itu bersemirik lalu segera mengambil ponselnya yang ada disaku.
Menghubungi seseorang dengan cepat lalu kembali memusatkan dirinya pada sang semesta
Dikecupnya singkat bibir tipis nan manis milik Yujin sebelum dirinya beranjak dari atas kasur itu.
.
Sekarang posisi mereka masih sama, Yujin yang terpejam dengan Gyuvin yang berada disampingnya. Namun ada satu hal yang berbeda dari sebelumnya,
Sekarang mereka berdua bukanlah berada di apartemen Yujin namun sekarang mereka sudah berada di vila milik keluarga Gyuvin disudut kota.
Gyuvin tersenyum dengan tangan yang tak henti mengelus surai Yujin dan hidung yang terus menghirup aroma manis milik sang semesta.
"Kamu adalah seseorang yang ditakdirkan oleh semesta untuk menjadi pasangan hidupku Han Yujin"
"Akhirnya, akhirnya mimpi ku untuk memilikimu sepenuhnya berhasil terwujud, sekarang disini hanya ada kita Yujin hanya ada kamu dan aku" ujar panjang Gyuvin dengan ekspresi wajah yang benar-benar terlihat sangat bahagia, bibirnya yang tersenyum dengan mata yang menatap penuh cinta pada Yujin.
Tangannya terus mengelus surai Yujin, lalu ibu jarinya mengusap sudut bibir milik Yujin pelan dan bersamaan dengan mata Yujin yang mulai terbuka perlahan.
Yujin sedikit pusing,
Yujin melirik kepada seseorang yang terlihat berada disampingnya itu, dan betapa terkejutnya Yujin saat tiba-tiba Gyuvin ada disampingnya dengan posisi yang sama dengan dirinya.
Dengan segera Yujin terduduk dan menjauhkan dirinya dari Gyuvin,
Gyuvin yang melihat itu ikut terbangun,
"Hey, kenapa menjauh sayang" tanya Gyuvin sembari mencoba meraih tangan Yujin, namun hal itu tentu ditepis oleh sang pemilik tangan.
Kata-kata itu membuat Yujin tambah bingung,
"Pasti kamu bingung," kata Gyuvin sembari tersenyum, membuat Yujin sedikit kaget bisa-bisanya Gyuvin mengetahui isi hatinya.
Mata Yujin melihat-lihat sekelilingnya dan betapa paniknya saat dirinya sadar ini bukan apartemen miliknya, tempat ini benar-benar asing.
Dengan cepat Yujin bangun dari atas kasur berniat untuk pergi meninggalkan Gyuvin,
Namun Gyuvin dengan cepat ikut berdiri dan mendekat pada Yujin
"Ini dimana?" Tanya Yujin dengan langkah yang memundur saat melihat sorot menyeramkan dari Gyuvin yang perlahan mendekati dirinya.
"Ini dimana Gyuvin!"
Mata Yujin melotot kaget saat melihat baju dan celana yang dirinya kenakan bukan miliknya, dan Yujin yakin terakhir kali dirinya tidak memakai pakaian ini.
Yujin gemetar, bermacam-macam pikiran aneh bermunculan. Yujin menggeleng cepat ini tidak mungkin!
"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Gyuvin saat melihat wajah Yujin yang memerah dan bergetar tak lupa dengan pelupuk mata yang sudah penuh.
"INI DIMANA KIM GYUVIN!" teriak Yujin dengan gemetar dimana teriakan itu membuat sorot mata Gyuvin semakin menyeramkan.
"LO NERIAKIN GUE?!"
"LO BERANI SAMA GUE HAN YUJIN?" teriakkan itu membuat Yujin kaget dan semakin ketakutan, Gyuvin berjalan cepat mendekati Yujin lalu menarik Yujin dengan paksa dan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION | GYUJIN |
Fanfiction"Han Yujin milikku dan selamanya akan menjadi milikku"