🏀6

635 90 9
                                    

Happy reading



Kegiatan kuliahnya hari ini sudah selesai, setelah sebelumnya kedua orang sahabatnya pergi lebih dulu, dia masih tetap berada di kantin. Tatapannya terus terarah pada layar ponselnya, mengurus email dari orang kepercayaannya.

Sebagai penerus kekayaan keluarga Natio berikutnya tentu gadis berwajah rupawan tersebut memiliki tanggung jawab yang besar. Sejak di bangku sekolah menengah pertama dia sudah diajarkan oleh sang Grandpa dan Daddy nya tentang mengurus perusahaan.

Dia juga sudah sering datang ke pertemuan besar dengan para pembisnis lainnya dan juga beberapa kali dia memenangkan tender proyek untuk perusahaan.

Setelah selesai dengan urusannya gadis bertubuh tinggi itu beranjak dari tempatnya dan pergi meninggalkan kantin fakultasnya dengan langkah anggun.

Saat berjalan banyak pasang mata yang melihat kearahnya dengan berbagai pandangan. Banyak juga sapaan yang dia terima namun tak ada yang dia pedulikan.  Raut wajahnya terus menunjukkan datar.

Merasakan ponsel dengan logo buah digigit itu bergetar, Shani mengarahkan perhatiannya pada benda digenggamnya itu sambil terus berjalan.

Tak jauh dari tempat Shani ada beberapa cowok sedang berkumpul dan bercanda, dua orang cowok terlihat saling lempar-lemparan.

Salah satu dari cowok itu melempar sebuah kaleng bekas minuman kearah temannya yang telah menjauh darinya. Namun temannya itu berhasil menghindar.



"AWAS KAK!"
































Belum sempat Shani menoleh badannya telah ditarik oleh seseorang kedalam pelukannya sambil memutar badannya.




Buk
Praang
























Kaleng itu mendarat di kepala bagian belakang orang yang menarik Shani terus jatuh ke lantai.


"Awuw."

Shani yang semula memejamkan matanya karena terkejut pun perlahan membuka mata lalu melihat siapa orang tersebut.

Deg

Ia tertegun melihat rahang tegas dan hidung mancung itu. Hidungnya lalu mencium aroma dari orang yang sedang memeluk tubuhnya, manis dan menenangkan.

Orang itu melepaskan Shani lalu mundur selangkah sambil mengusap kepalanya yang terasa nyut-nyutan. Shani pun kemudian tersadar, kemudian arah pandangnya tertuju pada kaleng minuman yang tidak jauh dari tempatnya. Dia pun mengambilnya lalu mencari siapa pelakunya.

"Ini siapa yang lempar?" Tanyanya dengan nada dingin dan penuh penekanan.

"Ma-maaf kak." Seorang cowok bertubuh kurus dengan rambut ikal mendekat dengan langkah takut-takut.

"Buat apa lo lempar-lempar ini?" Shani menatap tajam sambil mengangkat kaleng itu.

"Ma-maaf kak, t-tidak sengaja." Cowok itu menunduk takut.

"Lihat. Gara-gara lo orang lain jadi kena imbasnya!" Shani terlihat marah sekali.

Jelas dia merasa marah karena bila tidak ditolong oleh Gracia dia mungkin yang terkena lemparan kaleng itu.

B🏀SKETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang