1

3K 128 9
                                    

Cerita mengandung unsur dewasa. Harap bijak memilih bacaan. Enjoy!





*
*
*

The Truth Untold

*
*
*



Musik disko memekakkan telinga. Menggugah pinggul bergoyang mengikuti irama. Di bawah lampu remang berwarna-warni, seorang pria besar tampak frustasi. Bibirnya yang terdapat bekas luka sayat pun terbuka, menyesap sebatang rokok untuk sedikit menenangkan kabut pikirannya.

"Yo Zen'in, sudah lama aku tidak melihatmu di sini." pria lain dengan cerutu di bibir menghampiri. Shiu Kong, pemilik salah satu tempat hiburan malam distrik Roppongi. Pria itu membuka kancing jasnya untuk kemudian terduduk di samping Toji Zen'in.

"Biar kutebak, kau bertengkar dengan anak istrimu lagi, iyakan?"

Helaan napas berbarengan dengan asap rokok keluar dari mulut Toji. Pria itu melirik pada teman lamanya dengan datar namun juga tersirat tatapan yang seolah mengiyakan. "Kau punya sesuatu untukku pakai? Aku ingin melepaskan masalah di kepalaku." telunjuknya berotasi di samping kepala.

Clap

Shiu menepuk tangannya sendiri seraya bangkit berdiri. Raut mukanya amat berenergi, tampak dari seringai lebarnya yang menggebu. Seolah permintaan Toji barusan membakar semangatnya.

"Kau datang di saat yang tepat! Aku memiliki barang bagus malam ini. Dia anak baru, mungkin kurang berpengalaman, tapi wajahnya sangat cantik hingga bisa membuatmu turn on dalam waktu singkat!"

Kedengaran menyakinkan sedang di sisi lain Toji mengorek kuping, tampak tak terhibur dengan penawaran itu.

"Kau ingin aku membayar mahal untuk sesuatu yang tidak berpengalaman?"

"Ne Zen'in, aku tidak mungkin memberikan sesuatu yang tidak memuaskan pelangganku. Kau tunggu di sini, biar ku perlihatkan."

Toji menggeleng. Selagi menanti Shiu yang pergi entah kemana, Toji menggenggam segelas beer lalu menenggaknya. Sedikit menggeram saat rasa panas dan dingin menyatu, mengalir melalui kerongkongannya.

Sejenak, netra paraunya melihat ke sekeliling, di meja seberang terdapat kumpulan wanita-wanita yang tampak berbisik membicarakannya. Dengan senyum genit dan mata centil, seolah berusaha menggoda Toji, namun malu-malu kucing kalau harus menghampiri duluan.

Dari pada memakan umpan, Toji sekali lagi menelan minumannya. Tempat kotor ini. Toji tidak pernah benar-benar betah berkenala ke tempat semacam ini. Baginya semua orang-orang di dalam diskotik adalah hina. Bersenang-senang, menghamburkan uang demi kenikmatan semalam.

Pria dengan asal usul keluarga terpandang seperti Zen'in seharusnya jauh-jauh dari tempat semacam ini. Keluarga kaya kalangan atas itu memiliki nilai tata krama yang tinggi. Namun, persetan dengan semua itu. Sakit kepala akibat pertengkaran dengan istrinya membuat Toji ingin melepas penat. Membuatnya butuh seseorang sebagai pelampiasan sekaligus pelepasan.

The Truth Untold (tojigumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang