Jangan mengajariku tentang sabar dan memaafkan. Sebab, aku telah melakukannya sekian kali, bahkan terpatah karenanya berulang kali.
Kau tak pernah tahu seberapa sering aku menangis untuk menampik rasa sakit yang ada. Kau pun tak pernah tahu sesulit apa aku memberikan maaf pada orang-orang yang dengan sadar menyakitiku.
Maka, tak perlu mengajariku. Biarkan aku mengurus semua rasa sampah itu sendirian, lalu bertepuk tanganlah untukku ketika aku kembali berdiri sebagai seseorang yang baru.
YOU ARE READING
Pedar
Short StoryIni hanyalah seikat kata dari hari-hari yang bertamu. Dari segala rasa yang terasa. Pun serpihan ingatan yang menimbulkan sesak di dada. Mungkin ini tidaklah istimewa. Namun, semoga menjadi manifestasi setiap wujud ketidaksesuaian yang mengurung kep...