Bab 4 : Tiana

44 19 51
                                    

"Hahaha.. kamu baru pertama lihat mereka ya? wajar kok kalo kamu masih takut, Tenang entar juga bakal terbiasa," ucap Tiana kepada Grace sembari berjalan pergi melewati lorong.

"Gre, maaf ya lama" panggil Sonya yang membuat gadis itu berbalik dan mengalihkan pandangannya dari Punggung Tiana yang sedang berjalan kepada Sonya yang berlari kecil menghampiri Grace

"Eh..." terlihat ekspresi bingung terlukis di wajah Grace begitu Menoleh kembali ke arah lorong sosok Siswi Misterius itu sudah menghilang, padahal baru beberapa detik ia mengalihkan pandangannya.

"Kenapa Gre?" tanya Sonya pada Grace yang tampak kebingungan menatap lorong yang kosong.

"Ah, gpp kok, yuk lanjut ngantin, udah laper nih" Ucap Grace sambil menarik tangan sahabatnya itu dan berjalan menuju kantin.

********

di Kantin sekolah, Grace, Sonya, Linda, dan Della sedang berdiskusi

"Gimana perkembangan nulis lagunya Grace?" ucap Linda yang menatap Grace yang sedang menyantap semangkuk Soto Ayam.

"Gue dah buat beberapa, tapi..., gue ngerasa belum ada yang pas" jawab Grace sambil senyum ke mereka berdua yang tampak menghela nafas pelan.

"Deadlinenya dua Minggu lagi, sempet ga ya?" ucap Della pada mereka.

"entar gue kasih lihat beberapa lirik yang udah gue bikin, siapa tau kalian ada masukan, bukunya gue bawa kok, ada di Tas" usul Grace pada Della dan Linda yang terlihat saling bertatapan lalu mengangguk.

"Setuju!" jawab Linda semangat.

"Boleh deh..." ungkap Della setuju, sementara Grace tampak tersenyum dan kini terlihat mengalihkan pandangannya pada sahabatnya yang sedang meniknati Kripik Pedas di tangannya

"Sonya..., enak banget kayaknya ya tuh kripik, dari tadi diem-diem aje" panggil Grace pada Sonya yang kini tersenyum malu

Sementara itu terlihat Rico masih memperhatikan Grace dan yang lain dari depan salah satu Kios di Kantin.

"Sebenarnya apa yang dimaksud anak itu tentang kitab penakluk arwah..." gumam Rico dalam hati sambil memperhatikan wajah Grace, tak lama Grace pun menyadari keberadaan Rico dan berbalik menatap Murid baru itu yang salah membuatnya salah tingkah dan tanpa sengaja mengalihkan pandangannua ke arah Linda.

Menyadari Rico yang menatap dirinya, tampak Linda tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Rico yang membuatnya makin salah tingkah lalu Ia kembali mengalihkan pandangannya ke jajanan yang ada di Etalase Kios.

"Tu anak baru kenapa ngeliatin kita terus daritadi?" gumam Grace ketus, sementara Linda hanya tersenyum sambil menyikut lengan Della.

"Liat Del, Kayaknya si Rico udah mulai tertarik sama aku" jawab Linda dengan nada berbisik, sementara Della yang mendengar itu hanya tersenyum sinis.

"Ye, ga usah Kepedean lu, cowok mulu lu pikirin, itu batagor lu cepetan Abisin, keburu masuk nih!" jawab Della cuek, sementara Grace tampak tersenyum geli melihat tingkah Linda yang memukul lengan Della, sambil menatapnya kesal akibat ucapan gadis itu.

*********

Sepulang sekolah di depan lorong menuju parkiran sekolah, tampak Grace, Sonya, Della, dan Linda tengah berjalan keluar dari kelas menuju parkiran sekolah.

"Oke Lirik udah fix, sekarang, sini bukunya biar Aku coba buat Musiknya" pinta Linda pada Grace

"Kira-kira kekejar ga ya lin? kita kan masih harus latihan lagi buat bawain lagu barunya" tanya Grace Ragu. sambil membuka Tasnya

"Tenang Gre, Urusan arasemen serahin ke Gue!" ucap Linda PeDe, kepada Grace yang masih merogoh kedalam tasnya, namun tak lama ekspresinya berubah.

"Kenapa Gre?" tanya Sonya yang menangkap perubahan ekspresi Grace.

"Bukunya... Bukunya ketinggalan di kelas! bentar ya biar gue ambil" ucap Grace yang bergegas lari kembali menuju kelasnya.

"Gre!" teriak Sonya yang tampak berjalan cepat menyusul Grace, sementara Della dan Linda tampak hanya terdiam di tempat mereka.

"Kalo ga mulai dikerjain hari ini, ga bakal sempet!" ucap Grace dalam hati, sambil berlari menuju ke kelas, namun dari dalam pintu kelasnya terlihat muncul sebuah tangan kurus dengan jari-jari dan kuku yang panjang.

rupanya itu merupakan sosok anomali yang sebelumnya dia lihat di lorong menuju Kantin Sekolan. Tampak Anomali dengan rambut panjang dan mata merah menyala itu tengah mengikat beberapa sosok Anomali siswa tanpa bola mata dengan rambutnya

"A... Anomali?!" kaget Grace yang terdiam saat melihat itu, tetapi tampak Grace mengingat kejadian tadi siang dan mencoba memberanikan diri untuk Mengusir Sosok Anomali tersebut

"PERGI! GUE GA TAKUT SAMA LO!!" Teriak Grace dengan sedikit gemetar sambil menutup matanya, tapi bukannya pergi sosok wanita menyeramkan itu malah mendekatinya dan tiba-tiba berusaha menyerang Gadis itu dengan rambut panjangnya.

"Awas!!" teriak sebuah suara yang kini menarik lengan Grace menghindari rambut-rambut tajam yang mengarah padanya.

"HUWAA!!! LEPASIN! LEPASIN!!" jerit Grace panik namun saat ia membuka mata rupanya itu adalah Tiana.

"Elu kan!? kenapa sosok itu malah nyerang gue?! kata lu kalo kita berani mereka bakal Pergi!?" tanya Grace panik pada Tiana yang tampak menatap makhluk itu serius.

"Dia bukan lagi anomali rendahan yang bisa diusir dengan modal berani doang, sepertinya dia sudah jadi bertambah kuat setelah memakan Anomali-anomali yang lemah" ucap Gadis berambut pirang itu sambil memasang kuda-kuda seakan bersiap menyerang makhluk itu, sementara ekspresi Grace kini berubah ketakutan.

"Awas!" teriak Grace panik saat melihat sekumpulan rambut dari kepala anomali itu akan menyerang , namun dengan mudah dihindari oleh langkah cepat gadis berambut pirang itu.

"Tenang saja, biar badanku kurus gini, tapi aku ini kuat kok!" ucap Tiana sambil tersenyum dan mengacungkan jempol pada Grace.

Merasa dirinya diremehkan, makhluk itu tampak segera melesat kembali menyerang Tiana dengan rambutnya yang menjadi tajam, namun dengan sigap dihindari oleh Tiana yang melompat dengan anggun ke arah depan dan menepuk tangannya ke Pundak makhluk itu.

"Tapak dewi!" ucap Tiana dan seketika tubuh makhluk itu terhempas ke samping.

"See??" ucap Tiana sambil tertawa dan berbalik menatap Grace yang hanya bisa terdiam melihat pertarungan di depan matanya

"Haaaaarrrgghhh!!" Jerit kuntilanak itu yang berusaha mendekat dan akan menusuk Tiana, namun tanpa diduga dengan sekali lompatan pendek dan gerakan tangan yang indah, Tiana berhasil menghindar sekaligus melancarkan serangan kuat ke arah dada anomali itu.

"Tarian kelopak mentari!" ucap Tiana yang menepuk dada kuntilanak itu dengan kedua telapak tangannya dan seketika tubuh makhluk itu terbakar dan musnah.

"Gimana? aku kuat kan? hahaha.." tanya Tiana sambil tertawa pada Grace yang mengangguk mengiyakan ucapan gadis berambut pirang itu.

"Tolong ajari aku cara menghadapi Anomali!" Pinta Grace pada Tiana, mendengar itu seketika tawanya terhenti, dan Gadis itupun menoleh kearah Grace sambil tersenyum

"Grace Alexandra, sebelum bisa melawan Anomali, pertama-tama kamu harus bisa bedakan dulu mana yang manusia, mana yang Anomali" ucap Tiana yang tiba-tiba menghilang dari hadapan Grace.

"Eh?!" kaget Grace yang melihat Tiana menghilang dari hadapannya.

"Baaa!!! hahahaha" Tiana yang tiba-tiba muncul di belakangnya mengagetkan Grace yang kini terlihat takut menatap gadis itu.

"Tenang aja, Aku ga jahat kok, kamu ga usah takut, aku disini malah ingin membantu kamu" ungkap Tiana pada Grace diiringi senyum lebar di mulutnya.

"membantu?" tanya Grace dengan tubuh gemetar ketakutan.

"ayo kita buat Kontrak!" ungkap Tiana sembari melompat kecil ke samping Grace dan menatap wajah gadis itu yang masih sedikit ketakutan.

"Kontrak? kontrak apaan!?" Ucap Grace dengan sedikit gemetaran melihat Tiana yang kini tertawa kecil.

"Aku akan Melindungimu dari Anomali jahat.. tapi sebagai gantinya ijinkan aku untuk meminjam tubuhmu" ucap Tiana sambil tersenyum yang membuat Grace menatap gadis itu makin kebingungan.

                        To Be Continued

Grace dan Kitab Penakluk Arwah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang