Bab 10 : ancaman festival 3

9 2 1
                                    

Esok harinya, terlihat Rico dan Sonya berada di sebuah warnet, dan kini berdiri di depan operator warnet yang terperangah melihat wajah Sonya yang cantik.

"Hai..." ucapnya pelan sambil menatap wajah Sonya yang bingung dan menatap Rico.

"Rudi Ardian, dia tinggal di sini kan?" ucap Rico pada operator warnet yang mengangguk, dan gak lama pintu yang berada di ujung lantai satu warnet itu terbuka, memperlihatkan Rudi yang tengah mengenakan celana boxer pendek dan kaus singlet hitam dengan rambut basah habis mandi melihat kedatangan dua orang itu.

"Rico? Sonya? Ada perlu apa? Sampai datang berkunjung kesini?" sapa Rudi sok ramah sambil menghampiri mereka.

"Yah... Kita ada beberapa hal..."

Belum selesai Rico bicara, Rudi sudah memberikan gestur agar pemuda itu diam, lalu mengambil laptopnya.

"Yah, sebelum lu datang, gue juga udah ngelakuib beberapa riset, soal insiden di festival kan?" tebak Rudi yang dibalas anggukan kompak Rico dan Sonya.

"Rif, buatin gue mie goreng soto satu, kalian mau juga?" ucap Rudi pada temannya, lalu bertanya ke Rico dan Sonya yang kompak menggeleng.

"Oke... Kalau gitu teh aja buat dua, kopi satu, gpl Rif," ucap Rudi pada si operator warnet bernama Arifin.

"Ini warnet bukan warung," omel Arifin sebelum pergi meninggalkan mereka.

"Oke, back to business, gue dapet dua video yang menunjukkan sudut pandang lain dari cctv di area festival, tepatnya di stand makanan, dan juga di pintu masuk," ungkap Rudi yang menyalakan rekaman di laptopnya dan menunjukkan sebuah klip mesin pemanggang di dua stand yang mengeluarkan asap secara tiba-tiba.

"Bisa bareng gitu ya," gumam Sonya yang dibalas anggukan Rudi.

"Ini clip yang gue dapet di CCTV depan parkiran," ucap Rudi yang menunjukkan sebuah klip mobil dua motor yang semula bisa menyala tiba-tiba mati sendiri.

"Aneh," gumam Rico yang melihat itu, dibalas anggukan setuju Sonya.

"Ada yang lebih aneh lagi," jawab Rudi pada Sonya dan Rico, sambil menyatukan klip itu bersamaan dan menunjuk waktu terjadinya peristiwa itu.

"Waktu yang bersamaan, dan tebak?" ucap Rudi sambil menatap mereka.

"Bersamaan dengan waktu ledakan lampu panggung ya?" tebak Sonya yang dibalas jentikan jari serta acungan jempol dari Rudi.

"Jadi peristiwa tersebut terjadi karena ada aktivitas elektromagnetik aneh yang kebetulan membuat beberapa perangkat tiba-tiba rusak?" tebak suara seorang gadis berambut coklat panjang yang tersenyum manis pada Rico, Sonya, dan Rudi.

"Halo, kita ketemu lagi ya, kalian dari Science 24 kan?" sapa gadis itu ramah pada mereka.

"Yups, kamu Tiara dari Evelyn sister kan?" ucap Sonya pada gadis itu dan dibalas senyum dan anggukan pelan.

"Gue kira standar cewek cantik dah mentok di Sonya dan Anggika..." gumam Rudi yang disikut oleh Rico.

"Luka lu gapapa kan?" tanya Tiara ke Rico dengan wajah cemas.

"Aman kok," jawab Rico pada Tiara yang tersenyum lalu teringat sesuatu.

"Ah iya, ini bayarannya kak, sejam lima ribu kan ya?" ucap Tiara yang tersadar lalu berjalan dan memberikan selembar uang lima ribu rupiah pada Rudi, pemuda yang masih bengong menerima uang tersebut.

"Ehhm gue duluan ya, ga nyangka kalian tertarik juga sama peristiwa aneh di festival itu, kata orang di internet katanya itu dilakukan sama hantu atau anomali arwah gitu, tapi yaah namanya juga netizen pecinta konspirasi... Bye!" ucap Tiara setelah melambaikan tangan lalu berjalan meninggalkan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Grace dan Kitab Penakluk Arwah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang