Rio's POV
Aku duduk tenggelam dalam pikiranku, memikirkan kata-kata ayah di makan malam tadi.
Flashback ON
"Rio, 3 atau 4 bulan lagi kita akan pindah ke london, karena urusan bisnis" kata ayah yang masih fokus di makanannya.
"Apa.?? Aku tidak mau ayah." ujarku yang sangat shock mendengar kata ayah.
"Ini sudah keputusan ayah, mau tidak mau kamu harus menyetujuinya." ujar ayah yang mengalihkan pandangannya kepadaku. Aku tidak ingin berdebat dengan ayah, aku memang tidak pernah menentangnya dan pada akhirnya aku harus pasrah dengan keadaan ini.Flashback Off
Bagaimana ini.? Aku tidak mau pergi. Aku baru saja menemukan hidupku.
"Sial." ujarku sambil mengacak-ngacak rambutku frustasi.**********
Disinilah aku duduk di bangku taman sekolah, aku terus berpikir tentang kenyataan yang harus aku terima, aku baru saja menemukan hal penting di hidupku tapi kenyataan bahwa aku harus meninggalkannya membuatku sangat sedih. Aku tidak mampu meninggalkan Jouwy, aku harus bagaimana.?"Ngelamun aja, mikirin apaan sih.?" ujar seseorang yang membuatku sadar dari pikiranku.
"Gak mikirin apa-apa kok.?" kataku berbohong.
"Bohong." ujarnya lagi.
"Beneran Jouwy." kataku meyakinkan. Yah, seseorang itu adalah Jouwy yang sekarang sudah duduk tepat disampingku.
"Oh iya, aku ada sesuatu buat kamu." ucapku sambil mengambil sesuatu di dalam tasku.
"Oh My God coklat, darimana kamu tau aku suka coklat.?" ujarnya sambil mengambil coklat dari tanganku.
"Ada deh." kataku.
Dia hanya memanyunkan bibirnya sebal dan kembali fokus kepada coklatnya.
"Jouwy, aku harus pergi 3 atau 4 bulan lagi Aku tak mampu meninggalkanmu Jouwy. Aku sangat mencintaimu, tapi di sisi lain aku tidak mampu menentang keinginan ayahku. Tapi aku janji 3 bulan ini aku akan membuatmu bisa mengenang ku sebagai sahabat terbaikmu " batinku sambil menatap Jouwy yang tengah melahap coklatnya.
"Kenapa menatapku seperti itu.?" ucapnya dengan mulut yang belepotan karena coklat.
"Belepotan banget sih" ujarku sambil tertawa kecil dan membersihkan mulutnya.
"Hehehehehe, iya aku emang gitu kalau makan coklat." ujar Jouwy dengan memasang wajah imutnya.
"Jouwy bentar malam jalan yuk." ajakku.
"Boleh, kemana.?" jawabnya
"Nanti aja aku yang tentukan tempatnya." kataku. Jouwy pun mengangguk tanda mengerti.*******
Jam 19.00 malam tepat aku sudah berada di depan rumah Jouwy, malam ini kami memang berencana untuk jalan-jalan. Jouwy kini telah muncul dari pintu rumahnya, dia memakai style casual yang membuatnya makin menawan.
"Siap." ujarku padanya sambil membukakan pintu mobil.
"Ok, ayo." jawabnya sambil masuk ke dalam mobil.*******
Aku membawanya ke sebuah taman di tepi danau yang hanya diterangi beberapa lampu taman, sehingga bintang-bintang di langit terlihat jelas.
"Duduklah." pintaku padanya.
"Untuk apa kita kesini.? Tanyanya
"Aku mau menunjukkan sesuatu yang jarang banget kita lihat." jawabku sambil tersenyum.
"Oh yah.?? Apa itu." tanyanya lagi.
"Lihatlah ke langit." ujarku sambil menunjuk ke langit.
"Wow, this is amazing." katanya dengan senyum sumringah yang kini terukir dibibirnya.
Di langit, terdapat hamparan bintang yang banyak dengan kelap-kelipnya yang indah, suatu ciptaan Tuhan yang luar biasa.
"Kalau suatu saat kamu merindukanku, tataplah bintang yang paling bersinar itu dan panggil namaku, aku yakin rindumu akan sampai padaku." ujarku sambil menunjuk bintang yang paling bersinar.
"Emangnya kamu akan pergi.?" tanyanya sambil menatap ke arahku yang sedang terdiam karena pertanyaannya.
"Aku gak pergi kok." ujarku bohong dengan senyum yang ku paksakan.
"Rio, makasih yah kamu udah hadir dihidupku, walaupun aku baru mengenalmu seminggu ini tapi kamu udah berhasil membuat hidupku berwarna, kamu memang sahabat paling terbaik yang aku miliki." katanya yang kini kepalanya sudah bersandar di bahuku.
"Iya, sama-sama Jouwy." ujarku.
Aku pun merangkulnya sambil sesekali membelai rambutnya pelan.Tak lama kemudian.
"Udah puas kan liat bintangnya.? Pulang yuk." ajakku.
"Bentar lagi boleh." pintanya
"Gak, gak udah malem. Pulang." ujarku lagi.
"Iya deh iya." kata Jouwy pasrah.Aku pun mengantarnya pulang.
**********
Jouwy's POVSekarang aku sudah sampai dirumah, setelah tadi jalan-jalan bersama Rio. Sungguh malam yang menyenangkan. Tiba-tiba saja rasa kangenku terhadap Mom dan Dad muncul, setelah mengganti pakaian aku pun menelpon mereka untuk meminta segera pulang untuk makan malam bersamaku, ketika aku pergi bersama Rio tadi kami tidak sempat untuk makan karena keasyikkan melihat bintang. Namun, setelah dua kali menelepon tidak ada jawaban. Aku terus mencoba, akhirnya yang ke empat kali Mom mengangkatnya.
"Halo Mom." sapaku.
"Hai sayang, ada apa." balas Mom
"Mom sama Dad gak pulang dan makan malam sama aku.?" tanyaku dengan nada sedih.
"Maaf sayang, Mom sama Dad masih sibuk banget, kamu makan duluan aja gak paapa kan.?" ujarnya.
"Oh yaudah, gak paapa kok." aku pun menutup teleponnya.
Tak sadar air mata kini mengalir membahasi pipiku.
"Selalu dan selalu saja begitu, setiap aku minta waktu untuk bersama mereka selalu berkata masih sibuk, aaaargh aku gak ingin seperti ini, aku ingin punya keluarga di sampingku." batinku sambil menengelamkan kepalaku ke bantal.********
Pagi ini aku pergi ke sekolah dengan mata yang masih sembab, akibat aku menangis semalam.Author's POV.
Terdengar suara ramai di depan kelas Jouwy. Rio yang kebetulan baru sampai kemudian bertanya kepada salah seorang teman.
"Ada apa sih.?" tanya Rio
"Itu Jouwy......"Hai Readers, berjumpa lagi sama penulis amatiran. aku upload lagi kebetulan otakku masih baik, maaf yah atas typo dan apabila ceritanya membosankan. Hehehe, oh iya aku ada cerita baru judulnya just tinkerbelle di baca yah. Tolong tinggalkan vote dan komennya satu suara anda sangat berarti buat aku.
*alina
KAMU SEDANG MEMBACA
you're My sunshine
Teen Fictionkisah ini menceritakan perjalanan hidup seorang gadis yang berusaha bangkit dari problematika kehidupan dan cinta yang menghampirinya. yap, Gadis tersebut bernama Jouwy adriana waston, seorang remaja yang cantik dengan mata yang indah, lelaki yang m...