Author's POV
"Itu Jouwy....pingsan." kata seorang siswa pada Rio yang sontak membuatnya terbelalak kaget.
Rio langsung menghampiri kerumunan siswa di depan kelas Jouwy.
"Ya ampun, Jouwy kamu kenapa.?" ujarnha yang langsung menggendong Jouwy menuju UKS.********
"Dia tidak apa-apa, hanya saja Maagnya kambuh karena tidak makan." ujar perawat UKS pada Rio
"Syukurlah makasih." kata Rio sambil menghembuskan napas lega.
Rio pun membawanya pulang ke rumah setelah izin kepada guru.*******
Setibanya di rumah.
"Ya ampun, non Jouwy kenapa.?" tanya seorang wanita paruh baya yang membukakan pintu dengan nada yang begitu khawatir.
"Tadi pingsan di sekolah, dimana kabarnya Bi." ujar Rio dengan Jouwy yang kini berada di gendongannya.********
Setelah Rio baringkan Jouwy di tempat tidur, Rio kemudian membukakan sepatu di kakinya dan pergi ke dapur untuk mengambil bubur yang sudah dibuat oleh Bibi atas permintaannya. Ketika Rio kembali Jouwy sudah sadar dari pingsannya.
"Kamu sudah sadar, sini aku bantu bangun." ujarnya sambil membantu membenarkan Posisi Jouwy.
"Makasih yah, sudah merepotkanmu." ujar Jouwy buka suara.
"Udah gak paapa, kamu kan sahabat aku. Nih makan buburnya ntar keburu dingin tau." lanjut Rio sambil menyodorkan semangkuk bubur.
"Suapin." ujarnya manja.
"Sini,,," Rio pun menyuapinya bubur.********
Jouwy's POVAku berjalan di koridor sekolah mencari udara segar, karena di kelasku gurunya sedang sakit. Di kelas sangat berisik membuat telingaku tak tahan berada lama-lama disana. Sekolah begitu sepi karena kelas yang masih pada belajar. Ketika aku melewati lapangan basket ada sebuah bola di tengah lapangan, aku pun tertarik untuk bermain. Aku mencoba memasukkan bola tapi nihil tak ada satu pun dari tembakanku yang masuk. Ketika aku berusaha melempar lagi ada seseorang memegang tanganku yang memang sedang bersiap-siap melempar. Aku pun mengalihkan pandanganku padanya, dia tersenyum padaku, yap dia adalah sahabatku Rio.
Kami melempar bola bersama dan masuk di keranjang. Itu membuatku melompat kegirangan.
"Kalau mau main basket bilang aja nanti aku ajarin." tawarnya.
"Ok, by the way kamu gak belajar.?" tanyaku pada Rio yang sibuk memantulkan bola basket.
"Belajar sih, tapi tadi aku lagi ke toilet pas balik liat kamu disini, yaudah aku mampir deh. Hehehehe. Kamu sendiri.?" ujarnya dan bertanya padaku.
"Sedang tidak ada guru. Udah sana belajar, nanti dihukum loh."
"Yaudah deh aku pergi dulu yau. Dadada." katanya dan berlalu pergi.Aku menatapnya hingga menghilang dari pandanganku.
"Aku bahagia banget, karena kamu hadir di hidupku. Kamu buat hidupku berwarna, dengan candaanmu yang selalu membuatku tersenyum tiap hari, mambantuku dalam kesusahan. Aku yakin kamu dikirim Tuhan untuk menemani hari-hariku yang sepi, menghapus air mataku, dan memberi aku kasih sayang yang tak pernah aku dapatkan dari kedua orangtua ku. Rio aku mohon agar kamu selalu berada di sampingku, aku sayang kamu." batinku sambil memeluk bola basket. Tiba-tiba rintik-rintik hujan jatuh dari langit. Sial! Hujan, aku lalu berlari menuju ke kelas.Ketika pulang sekolah seperti biasa Rio mengantarku pulang, hujan masih cukup deras beruntung Rio membawa mobil jadi gak basah deh. Sesampainya di rumah, Rio pamit pulang.
--------------
Setelah mandi dan ganti pakaian, aku membaringkan tubuhku di atas kasur. Terdengar nada sms di Hpku, aku pun mengambilnya Hp yang tepat berada di sampingku.
Isi pesan.
Rio : Hi, Jouwy lagi apa.?
Aku : lagi tiduran, tumben sms aku.
Rio : gak ada kerjaan aja.
Aku : oh gitu.
Rio : udah makan apa belum.?
Aku : belum, bentar lagi.
Rio : makan dong, ntar kalau pingsan lagi gak aku tolongin, berat tau gendong kamu mulu.
Aku : jahat deh, yaudah gak usah nolongin aja, biarin aja aku pingsan.
Rio : yah ngambek deh, maaf deh maaf.
Aku : tauk ah.
Rio : maafin dong.
Aku : ok aku maafin tapi besok bawaiin coklat yah.
Rio : ok itu mah gampang.
Aku : yeeeeeeeeeRio tidak membalas pesanku lagi, mungkin ketiduran. Aku duduk di balkon kamar, hujan sudah mulai reda.
Pagi hari.
Aku turun dengan seragam yang sudah rapi berjalan menuju ruang makan untuk sarapan, di situ sudah ada Mom dan Dad. Mom yang sibuk dengan Hpnya sedangkan Dad yang sedang berbicara di telpon, saking sibuknya mereka tidak meyadari keberadaanku.
"Pagi Dad, pagi Mom" sapaku.
"Pagi sayang." jawab mereka bersamaan dan kembali fokus dengan kesibukkan masing-masing.
"Mom, Dad malam ini kita ke restoran untuk makan malam yah." pintaku kepada mereka yang kini terdiam karena permintaanku.
"Gak bisa sayang sore ini Mom harus ke paris dan Dad harus ke Jepang." ujar Mom yang langsung membuat moodku hilang.
"Kenapa sih, kalian gak bisa luangin sedikit waktu aja untukku, kalian terlalu egois." kataku dengan suara yang tinggi dan air mata yang sudah membasahi pipi. Aku membanting sendok dan mengambil tasku kemudian pergi dari hadapan mereka. Teriakkan Mom yang memanggil namaku tak ku hiraukan, aku menyusuri jalan yang sekarang sedang turun hujan, yah bulan ini memang musim hujan jadi dari pagi hujan sudah turun membasahi bumi. Aku tidak ke sekolah hari ini, aku berjalan tanpa tujuan dengan baju yang sudah basah kuyup terkena air hujan. Aku melihat sebuah taman yang sepi aku putuskan tuk duduk disana, air mata terus membasahi pipiku tapi ada hujan sehingga air mataku tidak nampak. Tiba-tiba ada seseorang berdiri di hadapanku.
"Jouwy, kamu kenapa.?" sepertinya aku mengenal suara itu tidak asing bagiku. Ketika aku menengok ada Rio yang tepat berada di depanku. Aku tidak menghiraukan pertanyaannya dan kembali fokus dengan pikiranku.
"Cerita padaku." pintanya yang sekarang sudah duduk disampingku.
"Orang tuaku tidak sayang sama aku, mereka egois dan tidak pernah memikirkanku. Aku perlu keluarga Rio" kataku padanya dengan tangis yang makin menjadi.
"Jouwy, jangan menangis. Aku tau kamu kuat." ujarnya sambil merangkulku dan menyandarkan kepalaku pada bahunya.
"Akan ada pelangi setelah hujan, percayalah." lanjutnya lagi.
Seketika hujan pun berhenti dan muncul pelangi yang indah.
"Aku percaya." ujarku dengan senyuman yang kini telah terukir di bibirku.Rio's POV
Sedari tadi aku menunggu kedatangan Jouwy, tapi dia tak kunjung terlihat. Aku mencarinya di kelas tapi tak ada, aku hampir mengelilingi sekolah ini tapi nihil Jouwy tak terlihat sama sekali. Aku putuskan tuk mencarinya, saat melewati sebuah taman aku melihat seseorang yang tak asing, aku pun menyadari kalau itu Jouwy. Terdengar isakkan tangisan saat aku tepat berada dibelakangnya, tidak diragukan lagi dia adalah Jouwy.
Dia menceritakan masalahnya, aku turut sedih melihatnya seperti ini.
Aku menenangkannya dengan berkata akan ada pelangi setelah hujan. seketika hujan berhenti dan muncul pelangi yang indah tepat dihadapan kami. Aku menatap wajahnya yang kini sudah mulai tersenyum.
"Ayo aku antar pulang ntar masuk angin lagi kalau gak ganti baju." ujarku dan langsung berdiri sambil menarik tangannya.
"Aku gak mau pulang, ke rumah kamu aja yah. PLEASE." pintanya. Aku pun tak mampu menolak.
"Baiklah." jawabku.Haii haiii, udah di next nih. Kalau ada typo mohon dimaafkan. Dan bila ceritanya makin gak jelas di maklumin aja yah. Tolong tinggalkan komen dan votenya. Don't be siders please. Love you all.
*alina
KAMU SEDANG MEMBACA
you're My sunshine
Ficção Adolescentekisah ini menceritakan perjalanan hidup seorang gadis yang berusaha bangkit dari problematika kehidupan dan cinta yang menghampirinya. yap, Gadis tersebut bernama Jouwy adriana waston, seorang remaja yang cantik dengan mata yang indah, lelaki yang m...