Bagian Empat

3.1K 258 4
                                    

Esok hari nya, Ren pergi ke sekolah dengan mobil pribadi yang ia setir sendiri. Bukannya ingin sombong, tapi karena ia punya ya Ren pakai lah. Tidak mungkin Ren punya kendaraan yang bisa memudahkannya tapi tidak digunakan. Mubazir namanya.

Lagipula bukan hanya Ren saja yang membawa mobil ke sekolah, banyak siswa lainnya. Jadi tidak ada yang iri-iri'an, semua biasa saja.

Ketika memasuki sebuah gang, Ren melihat Anton yang sedang keluar dari sebuah rumah. Mungkin rumah nya, karena terlihat juga ia menyalami seorang wanita paruh baya. Ren sedikit tersenyum melihat Anton yang dielus oleh wanita paruh baya tersebut.

"Gue ajak bareng aja kali ya? Masih lumayan jauh dari sekolah" gumam Ren.

"Ajak aja ah, belum coba kita ngga bakal tahu"

Ren menghentikan mobilnya dan menurunkan kaca. Memberi senyum dan salam pada dua orang yang kini menatap nya. Gang ini tidak begitu luas jadi bisa langsung nampak.

"Selamat pagi Anton, pagi ibu" sapa Ren.

Terlihat Ibu Anton menatap Anton seperti bertanya.

"Teman kelas Anton, namanya Ren" wah ini pertama kali Ren lihat Anton ngomong banyak.

"Oh gitu"

"Anton bareng aja yuk?" Ajak Ren mati-matian menahan gengsinya.

Anton terdiam sejenak, lalu melirik Ibu nya. Terlihat ragu, padahal Ren hanya ingin bersikap baik pada teman bangku sekaligus ketua kelas nya tersebut.

Berharap Anton tidak menolak ajakan nya, karena butuh menghancurkan gengsi yang tinggi. Jadi jangan hancurkan perasaan Ren.

"Ngga, thanks" tolak Anton.

"Anton pergi ya bu" pamit Anton berjalan meninggalkan halaman rumahnya.

Senyum Ren memudar kala itu juga. Tega sekali si Anton, bukannya menerima ajakan Ren. Bukannya ingin maksa, tapi harusnya Anton punya perasaan dikit lah.

Ren menoleh ke ibu Anton, tersenyum sebelum menaikkan kaca mobilnya. Sungguh malu nya sampai ubun-ubun. Begini amat balasan niat baik Ren.

"Malu anjirr" rengek Ren melajukan mobilnya.

Di sekolah, di parkiran Ren malah ketemu si manusia sok ganteng a.k.a Liantang Nugroho. Sumpah, sial sekali Ren pagi ini. Sengaja mengambil tempat yang lumayan jauh dari motor Ian, biar tidak ketemu.

Ian malah duduk diatas motor nya seperti menunggu seseorang. Ren sedikit berlama-lama didalam mobil. Niatnya mau menunggu Ian pergi terlebih dulu.

"Si monyet ngapain diam disitu sih?" Kesal Ren.

Akhirnya mau tidak mau Ren harus segera keluar dari mobilnya. Jam masuk pembelajaran akan segera bunyi. Mari kita abaikan saja si Liantang itu.

Tanpa melihat ke kanan dan ke kiri, Ren berjalan dengan tenang. Sebenarnya sudah dirasa jika Ian memperhatikan nya. Tapi Ren malas meladeni.

"Lama banget dek keluar mobil nya" tegur Ian.

"Sombong banget, diajak ngomong sama kakak kelas balasannya kayak gitu" Ian mengikuti langkah Ren.

Seperti anak kecil yang ikut ibu nya ke pasar.

"Woy cina!" Panggil Ian berharap Ren menatapnya.

Tapi tetap saja Ren tidak bergeming dan terus berjalan. Sepertinya Ren habis semedi semalam jadi kesabarannya lagi setebal dompet bill gates.

"Gila sok cool banget lo"

Tidak gentar dengan semua abaian Ren padanya. Ian langsung menarik tas pemuda berkacamata itu dan menenteng nya. Biar saja, biar anak ini kapok padanya.

MY ANNOYING BOY [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang