BAB 3 PERTARUNGAN SENGIT

18 6 3
                                    

"BRAAKK BRAAKK...... BUUKHHHH BUKKKHH." suara pukulan tongkat kayu. DANN....

"KKRAAAKKKKK." suara kayu patahh.

Aku sontak kaget dan terheran heran sambil melihat beni. Kami berdua sama sama melongo, karena bukan tangan psikopat yang patah tetapi tongkat pramuka itu yang patah.

"Anjirr........ malah patah tongkat ini, sebarapa kuat orang ini sampai bisa mematahkan tongkat kayu pramuka ini" kataku didalam hati sambil kebingungan.

Kemudian dengan tidak banyak bicara munculah ide, aku melihat tongkat yang patah itu ternyata berbentuk lancip dan akupun berinisiatif menusuk tangan psikopat itu dengan senjata kayuku yang sudah lancip.

"RASAKAANNNNN INII TUSUKAN MULUT EMAK EMAK RUMMPIIIII!!!! "teriak ku sambil menusuk sekali ke tangan psikopat itu cukup dalam.

" SI ANJINGGG MALAH NGELAWAK BANGKEKKK!!!." teriak beni dengan wajah memerah karena menahan dorongan si psikopat.

Dan akhirnya kapak yang dipegang psikopat itu terlepas dan jatuh ke lantai. Waktu di momen itu aku dan beni mulai mendorong sekuat tenaga.

" DOROOOOONGGG BENNN..... DORONG SAMPAI KAUU PENGEN BERAAKKKKKK.." kataku sambil ikut mendorong.

" UDDAHHHH ANJINGG INI DAH SEKUAT TENAGAKUUU.... AGGHHHHH." jawab beni sambil teriak.

Kemudian aku berpikir kalau jika ini di lanjutkan tetap tidak akan bisa tertutup karena tangan si psikopat sudah tidak memegang senjata dan lebih leluasa untuk mencoba meraih musuh. Lalu terpikirkan di otakku secuil ide lagi, aku dengan otomatis melihat kebawah ada kapak si psikopat. Sehingga tanpa pikir panjang kuambil itu kapak dan kubacokan ke tangan orang itu.

"MAMPUS KAU...... RASAKAN INII!!!! BEGHH CLEK CLEKKKK." kataku sambil membacok ke tangan orang itu berkali - kali guna memotong tangan nya.

Setelah melakukan banyak serangan dan setiap serangan juga memuncratkan begitu banyak darah sampai mengenai wajahku. Kemudian yang ditunggu tiba, tangan orang itu akhirnya sudah terpotong (putus) dan jatuh ke lantai. Lalu aku memberikan aba-aba ke beni.

"DORONGGGGGG BENNNNN AYOOOOKKK DOROOONG. CEPAATTTTT!!!!." teriak ku ke Beni.

"OOKKEEEYYYY AKUUU DOOORRRONNGGGG IINNNIIII!!!." jawab Beni.

"HUUUUUAAAAAAAAAAAAAA,.......!!!!!!!!HAAAAAAAAHHHHHHH!!!!!!." kataku dan beni sambil teriak. Dan akhirnya pintu itu bisa tertutup.

"KUUNNNCIII JOOOO KUNCIII CEPATTTT." teriak Beni kepadaku.

Dengan sigap langsung kuraih kunci pintu dan memutar nya agar segera terkunci. Kemudian aku dan beni berhasil mengunci pintu itu dan mengalahkan si psikopat itu. Akhirnya kami merayakan kemenangan ini dengan tos dan jargon khas kami sebagai seorang sahabat.

"YEEEEAHHHHHH BROOOOOO... KITA MENANG" kataku sambil tos ke Beni.

"UUUOOOKKEEEHHHH BRRRREEEE GAAMMMEEE EEZZZZ NICHH." saut Beni. TAAPII....,....

"BRRAAAKKKKK..... BRRAAAKKKKK.!!!" suara tendangan kaki seseorang.

Aku dan beni sontak kaget karena kupikir kita sudah memenangkan pertarungan ini.

" Anjirrr orang ini tidak mau mengalah, padahal dia sudah terpotong tangannya dan buta 1 matanya. Tetapi dia masih kuat lohhh..!!!! " kataku sambil mengeluh.

" Gimana ini jo?." tanya Beni. Aku pun berpikir keras apa yang harus aku lakukan untuk menahan ini.

"BRAAAKKKK.... BRAAAKKKK..... KRAAKKK.!! ". suara pintu yang hampir rusak.

" AYOOOOKKKK JOOO CEPAT BERPIKIR APA YANG HARUS KITA LAKUKAN??!!! " tanya Beni dengan paniknya.

Lalu disitu aku melihat lihat apa ad barang yang bisa dibuat untuk menahan pintu ini. dan ternyata ada lemari kayu di ruangan ini untuk menyimpan buku ataupun baju pramuka. Langsung aku dengan sigap mengajak Beni buat memindahkan itu.

" BENNNNNN AYOK BANTU AKU MENGGESER LEMARI INII!!!." kataku minta bantuan.

"YAUDAH AYOOKKKK KU BANTU" jawab Beni. Kami pun bergegas memindahkan lemari itu bersama ke belakang pintu itu sebagai penahan sementara.

" BRAAKK.... BRAKKKKK....... ". suara itu masih terdengar dengan kencang.

" AYOK BEN KITA TARUH APAPUN DI RUANGAN INI UNTUK MENAHAN PINTU ITUU.. CEPAATTTT......!!!!. " kataku tuk bergegas.

"OKEYYY SIAAPPPPPPPPP.!!!! " jawab Beni.

Akhirnya kita memindahkan semuanya dari peti barang, meja, beberapa tongkat pramuka serta barang-barang berat lainnya. Dan aku pun kaget dan terheran heran sama kelakuan Beni yang sangat aneh.

" BENNNNNN itu apaan yang kau taruh buat ganjal?, i i i itu celana dalam?." tanyaku kepada Beni.

"Lahh kan emang itu celana dalam. kenapa emang? " tanya balik Beni kepadaku.

"Terus gunanya apaan kau taruh itu kan itu gabisa buat nahan?." tanyaku untuk memastikan.

"Lah kan itu bukan buat nahan, katanya orang dulu celana dalam kalau dilempar ke atas genteng bisa nolak balak, nah kan ini kulempar ke situ biar nolak balak kan kita lagi diserang psikopat." jawab Beni dengan sombongnya mengenai kepintaran nya.

"AGHHHHHH........ ANJIINNNGGG NIH ORANG MALAH NGELAWAK. Orang dulu ada yang makek tradisi buang celana diatas genteng itu buat tolak hujan dan tolak balak. tapi ini gabisa ditolak balaknya BODOOHH karena itu hanya (mitos) jangan percaya gitu gituan. Cepat ambil dan pakek lagiii." jawab aku menjelaskan dengan tegas.

"HEHEHE sorry-sorry salah paham, yaudah kupakek lagi.. " saut Beni sambil ketawa dan mulai memakai celana dalamnya lagi.

"AGHHHHH..... untung kau sahabatku Beni, kalau nggak ku jitak kepala mu." kataku sambil nepuk jidat terheran-heran.

"Hehehehe okey okey.... sekarang balik ke mode serius." kata Beni.

"Okeh baiklah. " jawabku.

Dan karena perdebatan kami yang begitu konyol nya tanpa disadari akhirnya suara tendangan tadi sudah tak terdengar lagi. Semoga saja harapan kami psikopat itu menyerah dan pergi. Disini kami memiliki keuntungan karena ruangan tersebut tidak memiliki jendela di bagian depan ruangan melainkan jendela tersebut berada dibelakang ruangan. Andaikan jika ada jendela, didepan ruangan ini mungkin psikopat itu akan berinisiatif merusak jendela dan berusaha masuk dari sana.

"Bentar aku cek suaranya, apakah masih disana dianya. " kataku kepada Beni.

Aku berjalan perlahan ke sisi pintu itu dan sedikit mendekatkan telinga ku ternyata suara itu sudah tidak terdengar. Lalu aku memberi syarat ke Beni bahwa keadaan sekarang sudah aman. Kemudian Beni membalasnya dengan mengangkat 2 jari jempol seperti mengatakan kalau itu semua bagus. Akhirnya kami pergi ke pojok sisi lain ruangan, untuk duduk bersama dan aku juga mengganti bajuku yang sudah terkena banyak darah tadi dengan kaos yang kutemukan disana agar bisa bergerak lebih leluasa. Setelah semuanya mulai merasa aman kita merayakan kemenangan dengan tos dan jargon yang sering kita lakukan lagi.

"Eh btw kau kemana saja joo? kok selama 10 hari kamu gak pulang sekolah?." tanya Beni kepadaku.

"Eeeeeeee aku ini Ben disuruh ortuku dirumah gitu, gak boleh kemana-mana. Jadi yah dirumah saja, karena ini hari ke 10 yah aku sudah mulai bosan dan aku memilih pergi keluar aja Ben. Tapi ternyata malah begini keadaannya." Jelasku ke Beni.

"Owhhhh ..... enak banget yahh libur hampir 10 hari gituu." Ungkap Beni.

"Ben aku tadi mengalami hal yang mengerikan dan aku menyesal tidak bisa menyelamatkan nyawa orang satupun, malah aku hanya bisa membunuh orang saja." Ungkap ku kepada Beni.

"Emangnya tragedi apa tadi yang kau alami joo??? Dan bagaimana bisa kamunya dikejar sama orang kek binaraga tadi?" tanya Beni.

Lalu aku menceritakan semua yang terjadi di tangga tadi kepada Beni semuanya.

"BRAAAKKKKK......." suara tanganku memukul meja diruangan itu karena emosi.

"WOIIIIII BODOH NANTI DIA KEMBALI LAGI ANJIIINGGG!!!!!" Teriak Beni dalam memperingatiku.

VIRUS PSIKOPATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang