02. The Answer

389 48 10
                                    

Bukan masalah harganya, mau disuruh ganti dua kali lipat pun Seeun sanggup. Ini soal harga diri, Seeun gak tau lagi harus pasang topeng apa jika berhadapan dengan Jake.

Ketika tau dia mengotori jaket milik Jake, cowok itu menyuruhnya untuk ganti rugi. Seeun gak masalah, tapi ternyata Jake memintanya untuk mengantar membeli yang baru. Jadi intinya, mereka akan pergi ke mall bersama.

Seeun gak masalah, dia memang berniat tanggung jawab. Tapi anehnya gelagat Jake itu gak biasa, cowok itu mengajaknya untuk beli jaket baru berdua. Padahal Seeun bisa sendiri, juga cewek itu masih terlalu malu untuk berhadapan dengan Jake. Jadi jelas Seeun tolak permintaannya itu dan bilang dia akan mencari sendiri.

Gak benar-benar sendiri, Seeun mengajak Miu. Cewek itu sama seperti dirinya, disaat mahasiswa lain pulang ketika libur semester, dirinya dan Miu masih di asrama. Mereka punya alasan masing-masing kenapa memutuskan gak pulang liburan kali ini.

Mereka mengelilingi berbagai mall selama kurang lebih enam jam, tapi jaket yang dicari gak ada. Seeun jadi mikir pantesan Jake mau ikut. Mungkin cowok itu tau dimana tempatnya.

"Jadi gimana?" tanya Miu.

"Balik aja deh yuk. Nanti biar gue bilang belum ketemu jaketnya,"

"Yaudah, makan gak sih??" ajak Miu, Seeun mengangguk dan mereka memutuskan untuk mengisi perut sebelum pulang.

Balik-balik ke asrama, Seeun dan Miu mengucap salam pisah di koridor lalu masuk ke kamar masing-masing. Seeun membuka sepatunya dan memijat sebentar kakinya yang meremang. Biasanya dia sanggup muterin mall selama apapun, tapi kali ini enggak.

Baru Seeun mau melangkahkan kakinya masuk, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya. Seeun pikir siapa, dia langsung buka tanpa tanya.

Ternyata Jake.

"Boleh gue masuk?" tanya Jake meminta izin. Seeun yang masih bingung hanya menggeser tubuhnya sedikit ke samping supaya Jake bisa masuk. Segera ditutupnya pintu takut ada yang liat.

"Kok tau gue disini?" tanya Seeun, Jake malah mengangkat bahunya seakan itu bukan hal penting.

"Ada hal penting yang mau gue omongin," kata Jake dengan raut serius, Seeun mendadak panik.

"Oh iya maaf Kak, ini gue baru balik nyari jaket lo tapi gak nemu—" Seeun menghentikan ucapannya ketika Jake menjulurkan pil di dalam plastik obat di tangannya.

"Ini apa?" heran Seeun mengambil pil itu.

"Minum ini 3-5 hari, gue gak pake kondom malem itu soalnya,"

Tunggu, tunggu.

Gue..

gak..

pake..

kondom..

malam..

itu..

Seeun termenung beberapa detik sampai akhirnya dia membelalak dan menatap Jake kaget. Jake yang ditatap gitu justru bingung, cowok itu memegang pundak Seeun menyadarkannya.

"Jadi ini.. ini pil kontrasepsi??"

"Menurut lo aja,"

"Emang kita.. kita ngapain?" tanya Seeun masih gak nyangka.

"Aneh banget dah lo, of course we had sex!"

Itu dia jawabannya. Ternyata mereka benar-benar melakukan itu.

"Lo perkosa gue ya Kak!" pekik Seeun mundur.

"Gila ya lo!" panik Jake mencoba menutup mulut Seeun.

"Gue kan lagi mabok, terus.. terus kita-"

WRONG TURN | Jake, SeeunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang