09. She Knows

307 43 21
                                    

Persetan dengan ucapan Minjae, Jake just want to fuck Seeun over and over again.

Of course he loves her. After what all they've been through. Masalahnya, hubungan ini tetap tanpa status. Saling menikmati tubuh, memberi afeksi, mengucap sayang, mendesahkan nama satu sama lain. Gak ada yang berubah, Jake masih belum memberi kejelasan pada hubungan mereka.

Dan lagi, seperti kata Miu, Seeun bego. Cewek itu manut dengan segala yang dipinta Jake.

"Kak Jake... sakit," rintih Seeun begitu Jake bermain dengan kasar. Ini kali pertama Jake bersikap kasar begini. Biasanya cowok itu selalu hati-hati dan berusaha supaya Seeun menikmati permainan mereka. Tapi malam ini, Jake seperti kesetanan, seperti ada yang mengganggu pikirannya.

"Maaf," cicit Jake pelan, melepaskan tautan mereka di bawah sana. Seeun meringis kesakitan, miliknya terasa perih, Jake ngelakuin tanpa aba-aba.

Gak lama air mata turun dari mata Seeun, Jake langsung panik dan pindah dari atas tubuh cewek itu ke sampingnya. Menutup tubuh mereka dengan selimut dan mengusap pelan air mata di pipi Seeun.

"Maafin aku.." kata Jake dengan lembut.

"Sakit Kak,"

"Iya aku tau, maaf ya?" Jake mencium pelipis Seeun, membawa cewek itu pada pelukannya. Mengusap-usap lengan Seeun, mencoba menenangkan.

"Kamu kenapa sih hari ini?" tanya Seeun kesal.

"Aku?"

"Iya, kamu!"

"Aku... gak tau,"

Mendengar jawaban yang gak sesuai harapannya, Seeun melepas diri dari pelukan Jake. Menggeser tidurnya menjauh, lalu membelakangi cowok itu.

Jake menggeram frustasi, mengacak rambutnya yang telah berantakan jadi lebih berantakan lagi. Setelah menghela napas, Jake mencoba menenangkan Seeun lagi. Mulai dia mendekat, mengecup lengan Seeun tanpa kain, naik ke atas hingga leher, dicium juga telinga lalu terakhir pipi cewek itu.

"Aku beneran gak sadar, maafin aku ya," bisiknya tepat di telinga Seeun.

"Udah sana mandi! Aku mau tidur!"

"Kamu gak mandi?" tanya Jake.

"Kamu dulu lah!" jawab Seeun masih ketus.

"Gak mau mandi bareng aja- aw!" Jake mengusap perutnya yang kena sikut.

"Aku lagi bete ya Kak, mending kamu cepet masuk kamar mandi." titah Seeun penuh penekanan.

Jake menatap wajah Seeun sebentar, lalu bangkit dari kasur langsung menuju kamar mandi. Seeun sadar, mood Jake lagi gak bagus. Bahkan pintu kamar mandi dibanting lumayan keras membuat Seeun sedikit terkejut. Seeun rasanya mau nangis lagi, tapi dia memilih untuk tidur. Masa bodo dengan tubuh telanjangnya, Seeun cuma mau pikirannya tenang sekarang.

Akhirnya benar-benar gak ada yang terjadi lagi diantara mereka, Jake memberi semua selimut untuk menutupi tubuh Seeun selama tidur. Keduanya tertidur dengan saling memunggungi, Jake berusaha gak mengganggu Seeun dulu.

Pagi tiba, masih sekitar jam 6, Jake bangun lebih dulu. Cuci muka, sikat gigi, memakai jaket dan celana joger bersiap lari. Kebiasaannya ketika banyak pikiran adalah lari mengelilingi area apartemen. Jake tinggalin Seeun sendiri di apartemennya, memilih untuk lari pagi sendirian.

Hampir 40 menit kemudian, Jake terus berlari tanpa istirahat. Peluh di dahi mengucur, bahkan dia mulai bernapas lewat mulut. Ketika pasokan napasnya habis, akhirnya Jake berhenti dengan terengah-engah. Membungkuk memegang kedua lututnya sambil mengusap keringat di dahi serta lehernya.

WRONG TURN | Jake, SeeunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang