Tidak bisa dijabarkan betapa senangnya Sunghoon sekarang. Langkahnya yang tak pernah seringan ini membawanya pada sebuah toko kue, hendak membelikan Jake makanan manis karena dirinya sedang berbahagia sekaligus hendak meminta maaf kepada Jake atas semua kesalahannya.
Sepanjang perjalanan menuju unitnya, dia bersiul, sesekali melompat dan tersenyum bodoh. Nyatanya, berita yang di dapatnya dari kprodi membuatnya hampir lupa bumi. Ia mungkin harus membuat dirinya marah supaya tidak terlalu lama berlarut dalam kebahagiaan.
Dia memutuskan untuk pergi ke unit Jake setelah membersihkan diri serta makan siang yang tertunda.
Makanan rasanya tidak pernah seenak ini. Sedari tadi, ketika gurihnya bumbu menyentuh indar pengecapnya, kedua kakinya bergerak-gerak penuh semangat. Bahagia ternyata sesederhana ini ya, pikirnya.
Setelah makan siang dan membersihkan diri, serta bersolek sedikit sebab dia pikir, ketika hendak bertamu dia harus rapi dan nyaman dalam balutan pakaiannya.
Sekali lagi dia memeriksa penampilannya kemudian bersiul saat merasa sempurna.
Ditekannya bel unit Jake yang tidak lama pintunya terbuka menampakan wanita familiar yang wajahnya sarat akan lelah. Ada raut ketidaksukaan pada wajah beliau yang paripurna.
"Jake gak ada!"
"Ah anu saya --"
"Jangan begitu bu! Masuk, hoon"
"Jake, kita gak mempersilahkan orang asing masuk"
"Kalau begitu kita keluar"
*****
Sunghoon menyerahkan kantung kertas kepada Jake yang mana kemudian sosoknya segera periksa. Ada raut bahagia pada wajahnya yang memerah perlahan, Sunghoon terkekeh melihat rona pada wajahnya dan tergerak untuk mengusak rambut Jake yang lembut di tangannya.
"Makasih, aku suka makanan manis", begitu tuturnya
"Senang dengernya"
Jake mendongak lalu menelengkan kepalanya, "kamu kelihatan lagi bahagia?", Sunghoon mengangguk. Dia melepaskan jaketnya untuk di sampirkan di bahu Jake, membetulkan posisinya supaya dingin tidak mampu menyentuhnya.
Kedua mata penuh semangat itu seolah menghipnotisnya untuk merasakan hal serupa. Tapi dia telah amat bersemangat sebelumnya sehingga yang dia lakukan adalah memandangi Jake dan memperhatikan bagaimana sosoknya bicara. Dua tangannya bergerak di udara, membantu sosoknya mengekspresikan yang dikatakannya lebih baik daripada menyimpan tangan di meja.
Dia mendengki. Bagaimana seorang anak yang didorong dengan kekuatan penuh oleh ibunya untuk menjadi sempurna dapat terlihat semurni ini di kedua matanya yang penuh dosa. Jake anak baik, Jake tidak menunjukkan betapa lelahnya menjadi anak yang dipaksa berprestasi dan sempurna.
Bagaimana rasanya jadi Jake?
"Sunghoon!"
Oh dia terpana bagaimana binar di kedua mata itu mampu berubah secepat kilat dan mampu membuat dunianya serasa terhenti sesaat.
"Aku suka kamu"
Dia terdiam manakala Jake menciumnya. Hanya sekedar cucup yang singkat tapi berhasil membuat Jake mati kutu karena ulahnya sendiri.
Sunghoon tidak ingin melukai Jake dan mematahkan hatinya dengan memberitahukan Jake bahwa ia tidak tertarik kembali menjalin hubungan romansa.
Dia belum sempat menata hati setelah hubungannya yang kandas lusa lalu.
"Aku gak merasakan hal yang sama"
Dia juga tidak mau kembali melukai Jake dengan memberitahukan sosoknya bahwa dia tidak suka laki-laki.
TBC
Nyatanya gue gak pernah siap denger respon lo
![](https://img.wattpad.com/cover/331004952-288-k134225.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[FIN] Satu Jam Perhari
FanfictionKonversasi satu jam sehari sudah lebih cukup bagi Sunghoon dan Jake Sungjake!! bxb!!