The First Night

1.6K 95 10
                                    

Happy Reading

Jin keluar kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk yang hanya menutupi tubuh bagian bawahnya.

Jin melihat Jungkook sudah berada di tempat tidur dengan rambut yang terurai indah, tubuhnya di tutup selimut sebatas dada.

Setelah memakai piyama, Jin merebahkan tubuhnya di dekat tubuh Jungkook.

Tubuh Jungkook meremang begitu kulit mereka saling bergesekan.

Jin berinisiatif untuk memulainya terlebih dahulu.

Ia membuka selimut yang menutupi tubuh Jungkook dan mulai mengecup leher putihnya.

Jungkook terisak.

Jin menghentikan kegiatannya.

"Tidurlah, kita butuh istirahat setelah perjalanan panjang yang sudah kita lalui", ucap Jin sambil kembali menutupi tubuh Jungkook dengan selimut.

Jungkook hanya bisa menahan isak tangisnya agar tak terdengar oleh Jin.

Namun usahanya sia-sia, Jin mendengar isak tangis  Jungkook semalaman.
.
.
.
.
.
"Apa Hyung sudah melakukannya?", tanya Taehyung penasaran.

"Aku tidak tega untuk melakukannya, Jungkook menangis semalaman. Ia baru tertidur menjelang pagi",

"Kita sudah memberi beban yang berat di pundaknya, Hyung", ucap Taehyung.

"Dan semua ini hanya untuk menutupi ketidakmampuanmu sebagai kepala rumah tangga",

"Apa Hyung ingin membatalkan perjanjian kita?",

"Kita sudah terlanjur jauh melangkah hingga di titik ini. Jangan berharap bisa kembali ke titik semula. Bahkan sampai mengorbankan pekerjaanku",
.
.
.
.
.
"Jungkook-ah bangun, kita makan siang dulu. Kamu sudah melewatkan sarapan pagi", ajak Jin.

"Aku mandi dulu, Jin Hyung",

"Aku tunggu di bawah",

Jungkook keluar dari selimutnya dan beranjak menuju kamar mandi, melewati Jin yang sedang berdiri di ambang pintu.

Jin menelan ludahnya kasar.

'Sungguh makhluk Tuhan yang paling indah yang pernah aku lihat', bathin Jin.
.
.
.
"Masakan Jin Hyung selalu menggugah selera", puji Taehyung.

"Makanlah selagi hangat",

Jin berinisiatif mengambilkan nasi dan lauk untuk Jungkook.

"Tidak Hyung, biar aku ambil sendiri", tolak Jungkook.

Jin mengembalikan piring makan Jungkook pada tempatnya.

Ia menyadari, Jungkook masih canggung dengannya.

Tentu saja, mereka baru bertemu dan tiba-tiba saja harus berbagi ranjang dengan orang yang belum di kenalnya sama sekali.
.
.
.
"Seharian hanya mengurung diri di kamar", ucap Jin menghampiri Jungkook.

Jungkook hanya diam, pandangannya jauh kedepan.

"Jika beban di pundakmu terlalu berat, lepaskan. Kamu tak harus memikulnya",

"Apa bisa?",

"Tentu saja bisa",

"Tapi Jin Hyung sampai harus melepaskan pekerjaan untuk ini",

"Tidak apa, Hyung bisa kembali ke Korea dan membantu Appa di perusahaan seperti keinginannya",

"Tapi...",

"Tak perlu ada kata tapi, ayo kita jalan-jalan menikmati Barcelona", ajak Jin.

Mau tak mau Jungkook mengikuti ajakan Jin.

Mereka bertiga menghabiskan sisa waktu mereka di Barcelona dengan mengunjungi banyak tempat indah.

"Hari ini sangat menyenangkan", ungkap Jungkook.

"Kamu menyukainya?", tanya Taehyung.

"Sangat, Hyung. Terima kasih sudah mengajakku Jin Hyung",

Jin yang di sebut namanya menoleh ke arah Jungkook dan tersenyum.

Melihat Jungkook bisa kembali tersenyum hatinya menghangat.

"Sudah larut Malam, ayo kita kembali", ajak Jin.

"Ke negara mana tujuan kita selanjutnya, Hyung?", tanya Jungkook pada Taehyung.

"Zurich, Swiss",

Jungkook menghela nafasnya.

Hal itu tak luput dari pandangan Jin.

Jin kemudian menarik tangan Jungkook dan menggandengnya.

Hati Jungkook menghangat.

Perlakuan lembut Jin pada Jungkook mulai meretakkan dinding kokoh yang Jungkook bangun di hatinya.

Sesampainya di Villa, mereka bertiga kembali kekamar masing-masing dan mulai berkemas.

Setelahnya mereka beristirahat,  memulihkan energi untuk perjalanan panjang ke negara berikutnya.

10September23

JinKook_14

A heart that is hurt ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang