Amsterdam

1.4K 109 11
                                    

Happy Reading

Minggu berikutnya ketiganya sudah terbang dan mendarat dengan selamat di Negara Belanda.

Kali ini mereka lebih memilih hotel untuk tempat menginap selama berada di Negeri Kicir Angin tersebut.

"Jin Hyung, boleh aku bicara?", tanya Taehyung.

"Bicara saja",

"Boleh aku mengajak pacarku?",

"Kau benar-benar sudah gila Taehyung-ah. Jungkook di sini sedang mengorbankan dirinya demi menutupi kekuranganmu. Kamu malah ingin mengajak kekasihmu. Apa yang ada di otakmu, Taehyung-ah? Penis besar yang memenuhi pantatmu?", ucap Jin marah.

"Aku merindukannya Jin Hyung, ini sudah minggu ke 3 sejak perjalanan bulan madu, aku terpisah jauh dengannya",

"Kamu egois, Taehyung-ah. Kenapa kamu tidak memikirkan perasaan Jungkook, dia sedang berusaha memberi cucu untuk Appa dan Eomma kita", tekan Jin.

"Aku mohon, Hyung",

"Tanya saja pada Jungkook. Kalau Jungkook mengijinkanmu, kamu boleh membawanya bersama kita",

"Terima kasih, Jin Hyung", ucap Taehyung sambil memeluk tubuh Jin.
.
.
.
"Jungkook-ah, sudah sejak kita pergi ke Eropa, Aku tidak bertemu kekasihku",

"Apa Hyung merindukannya?",

"Sangat",

"Hyung mau kembali ke Korea?",

"Tidak, Aku ingin mengajaknya bersama kita",

"Terserah Hyung saja, asal hal itu tidak menjadi boomerang untuk Hyung sendiri"

"Terima kasih, Jungkook-ah. Hyung akan lebih berhati-hati agar Appa dan Eomma di rumah tidak tau tentang hal ini", sambil mengecup kening Jungkook.

Jin tidak suka melihat Taehyung mencium kening Jungkook.

'Kenapa aku harus marah. Taehyung berhak melakukan apapun pada Jungkook', pikir Jin.
.
.
.
Malam menjemput...

Di dalam kamar hotel Jin dan Jungkook kembali menunaikan tugasnya.

"Hyung...Aagh...", desah Jungkook saat Jin menggigit putingnya.

Kedua tangan Jin meremas pantat Jungkook.

Detik berikutnya Jin sudah berhasil menembus lubang Jungkook.

Menghentakkan pinggulnya sambil menghisap dan memainkan puting Jungkook dengan lidahnya.


"Hyung...", rintih Jungkook menahan nikmat.

"Hyung suka mendengarmu mendesah tak berdaya seperti ini, Jungkook-ah, sangat menggairahkan", bisik Jin di telinga Jungkook.

Jungkook tak dapat berkata apapun, matanya terpejam menikmati penis besar Jin yang memenuhi lubangnya.

Jin mengangkat tubuh Jungkook dan mendudukkannya di atas tubuhnya, memposisikan Jungkook untuk bergerak naik turun dengan penis yang berdiri tegak menancap pada lubangnya.

"Aagh...Aagh...Hyung...Aku mau pipis",

"Keluarkan saja", ucap Jin lirih menahan nikmat.

Detik berikutnya, Jungkook mencapai klimaks.

Nafas Jungkook terengah.

"Masih sanggup?",tanya Jin berbisik.

Jungkook mengangguk pelan.

Kenikmatan dunia yang membuat candu.

Tubuh mereka kembali menginginkan kehangatan.

Jin memposisikan tubuh Jungkook untuk Doggy Style.

Pinggul Jungkook menjadi tumpuan kedua tangan Jin.

Keduanya kembali mendesah nikmat.

"Milikmu menggigit, Jungkook-ah", bisik Jin saat Jin mencapai klimaksnya bersamaan dengan Jungkook.

Jungkook hanya bisa merancau nikmat menyebut nama Jin saat kembali klimaks.

'Jin Hyung benar-benar kuat, ini untuk ketiga kalinya aku klimaks, dan Jin Hyung baru sekali ini", pikirnya.

Malam ini untuk kedua kalinya mereka bercinta setelah malam pertama yang mereka lakukan di negara Swiss.

Untuk kesekian kalinya Jin dan Jungkook kembali klimaks dengan berbagai posisi yang ia ajarkan pada Jungkook.

Jungkook sangat menikmatinya.

Kenikmatan dunia yang baru saja ia rasakan bersama kakak kandung suaminya.

Jin menggendong Jungkook kekamar mandi dan menyelesaikan sesi panas mereka dengan berendam air hangat di bathub.

.
.
.

"Apa kamu menikmatinya Jungkook-ah", tanya Jin sambil memeluk tubuh polos Jungkook di balik bedcover usai mandi bersama.

Jungkook mengangguk.

"Syukurlah, Hyung khawatir kamu merasa tertekan saat kita melakukannya",

"Aku menikmatinya, Jin Hyung. Awalnya aku sangat tertekan dan malu. Bagaimana  mungkin justru Kakak iparku sendiri yang merenggut kesucianku. Sedangkan suamiku sendiri...", Jungkook tak melanjutkan kalimatnya.

Ia menyeka air matanya.

"Maafkan kami Jungkook-ah. Maafkan Taehyung juga Hyung",

"Kita bertiga hanya korban dari suatu keinginan yang mutlak harus terpenuhi. Kadang aku berpikir, seandainya aku tak kunjung hamil, apa kalian akan membuangku? Pertanyaan itu yang kerap kali menghantui pikiranku",

"Kami akan tetap bertanggung jawab dengan hidupmu, Jungkook-ah",

"Benarkah, Hyung? Kenapa aku berpikir Taehyung akan menceraikanku dan orang tuanya akan menjodohkannya dengan orang lain",

"Jangan berpikir terlalu jauh, Jungkook-ah. Semoga saja segera ada kabar baik sebelum kalian kembali ke Seoul",

"Akupun berharap begitu, Hyung",ucap Jungkook sambil menangis di dada bidang milik Jin.

Jin mendekap erat tubuh polos Jungkook.

13September23

JinKook_14
















A heart that is hurt ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang