RACE - 4.

4.2K 446 50
                                    

Kecepatan pada motor Jay terus bertambah, melaju di jalan raya yang cukup sepi lantaran saat ini sudah pukul dua pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kecepatan pada motor Jay terus bertambah, melaju di jalan raya yang cukup sepi lantaran saat ini sudah pukul dua pagi.

Dengusan kesal kembali terdengar. Jay marah sekali setiap kali mengingat Jungwon yang super duper menyebalkan itu.

Ia tidak menyangka lelaki berambut merah itu dengan berani bertingkah di tempat yang asing baginya.

Untung saja Jay masih bisa menahan diri untuk tidak memberi pukulan keras ke pipinya. Kalau tidak, bisa-bisa lelaki muda itu habis di tangannya.

Si Park akhirnya melampiaskan kemarahan dengan berkendara tanpa arah yang jelas.

Motor hitamnya berhenti di sebuah minimarket. Jay butuh minuman dingin untuk menyegarkan kepalanya yang penat.

Sekaleng soda dingin diraih. Jay mengamati berbagai cemilan di sekitarnya yang menarik perhatian.

Namun seseorang meraih sebungkus camilan itu dari sebelah Jay, membuat si Park menoleh.

"What the fu-" Jay mundur beberapa langkah saat menyadari lelaki itu sangat dekat padanya.

"Hi, babe"

Bocah sialan itu lagi.

"LO NGIKUTIN GUE?!"

Lelaki yang lebih muda nyengir dan mengendikkan bahu, "Salah siapa kabur"

Jungwon menatap Jay yang menurutnya sangat menggemaskan. Alis tebalnya menukik tajam sambil menatap kekasihnya geram.

Melihat Jungwon yang menatapnya dengan tengil membuat Jay semakin kesal. Kakinya menghentak marah, "Ish! Nyebelin banget sih?!"

Tangan Jay menyambar sebungkus roti dan berjalan ke kasir dengan terburu-buru. Bibirnya mengerucut sepanjang perjalanan.

Si rambut merah mengikuti di belakangnya dengan santai, turut meletakkan cemilan yang dia ambil ke meja kasir.

Jay langsung melirik sinis, "Apasih?!"

Kasir perempuan itu sedikit terkejut mendengar nada sinis si Park. Mungkin mengira Jay kesal padanya.

Jungwon terkekeh pelan, "Maaf ya, mbak, pacar saya lagi ngambek"

Wajah panik si kasir berubah terkejut dan berakhir dengan senyum gemas. Bibir bawah perempuan itu digigit kuat untuk menahan teriakan.

Jajanan yang mereka beli dihitung. Ketika Jay sudah hendak mengeluarkan dompetnya, Jungwon lebih dulu membayar dan meraih plastik belanjaan mereka.

Jay mengerutkan kening, "Heh! Punya gue!"

Si Park berlari kecil menyusul Jungwon yang menunggu. Lelaki yang lebih muda mengulurkan tangan dan bukannya menerima uluran tangan Jungwon, Jay justru menepisnya kasar.

Tapi tidak apa-apa. Jungwon malah tertawa melihat si Park yang merebut plastik belanjaan dengan galak.

Gemes.

RACE [ Wonjay ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang