RACE - 12.

3.3K 271 21
                                    

"Tumben ngajak ketemuan di sini"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tumben ngajak ketemuan di sini"

Jay menoleh pada Jake yang berjalan mendekatinya. Sahabat karib Jay sejak SMP itu duduk dan langsung menopang dagu, "Mau cerita?"

Meski Jay punya begitu banyak teman dan kenalan, Jake tetap jadi satu-satunya sahabat yang tau banyak hal tentang Jay.

Seperti sekarang, Jake begitu hafal dan paham kalau Jay sedang ingin curhat.

Jay tersenyum kecil, dia memang sulit menyembunyikan rahasia dari Jake. Jay mengetuk-ngetuk meja, bingung harus memulai dari mana.

Jake memesan coffee latte dan seporsi dessert sebelum kembali berfokus pada Jay. Jake membiarkan Jay mengolah kata-kata di kepalanya terlebih dahulu.

"Menurut lo... gimana kalau gue jatuh cinta?"

Kalimat pembuka Jay cukup mengejutkan sampai-sampai Jake membelalak tak bisa berkata-kata, "Bentar-bentar, gimana coba ulangi"

Jay mengusap wajahnya kasar, "Gue juga gak yakin, Jake. Mungkin gue cuma kebawa perasaan sesaat, tapi -- ah, gak tau lah!"

Jake tertawa kecil. Selama mereka berteman, dari SMP hingga sekarang Jake sudah menikah, Jay sama sekali tak pernah curhat soal cinta-cintaan.

"Ikutin aja alurnya, Jay. Nanti juga lo ngerti sendiri perasaan lo gimana" Jake menepuk-nepuk puncak kepala Jay.

"Tapi omong-omong, emang apa yang dia lakuin sampai bisa bikin seorang Park Jay kebawa perasaan begini?" Jake menyuap dessertnya sambil tersenyum tengil.

Jake semakin terbahak ketika pipi Jay bersemu kemerahan. Langka sekali bisa melihat Jay malu-malu begini, biasanya dia yang sibuk ngebaperin para gadis.

"Actually, we kissed" Jay mencicit, "Ya, gue udah sering nyium orang sih, but this time... the kiss felt different"

Jake mengulum senyum ketika suara Jay makin memelan seiring kalimatnya.

"Emang apa bedanya?" Jake mencoba membantu Jay menyadari perasaannya sendiri. Lagipula, Jake ingin sahabatnya bertemu orang yang tepat.

Jay terbata saat menjelaskan. Jelas semakin malu ketika menyadari tatapan jahil Jake.

"Selama ini gue gak suka sama dia, nyebelin soalnya" Jay mendengus pelan membayangkan tingkah laku Jungwon, "Tapi dia selalu nempelin gue terus ke mana-mana. Dan kadang-kadang kelakuannya bikin gue seneng-- walopun tetep nyebelin sih"

Jake tertawa gemas mendengar itu. Siapa yang sangka kalau ada seseorang yang berhasil membuat Jay senang dengan cara menjahilinya?

Selama ini, gadis-gadis cantik yang berusaha dekati saja dia abaikan. Perempuan dengan beragam tampilan dan sifat tak berhasil menarik minat Jay.

"Kita berdua kayaknya kebawa suasana waktu itu. Tapi gatau kenapa gue gak pengen nolak ciuman dia" Jay bercerita sambil memainkan sedotannya, "Gue kaget waktu dia cium duluan, tapi habis itu the butterfly effect makes me want him even more"

RACE [ Wonjay ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang