Ketika Gabriel dan Fauzan memutuskan untuk mengikat hubungan mereka di depan Altar dan di saksikan langsung oleh keluarga dan kerabat, mereka tanpa sadar membawa perbedaan masing-masing. Dua kepala yang berputar dengan pemikiran yang berbeda, seperti dua buah puzzle yang mencoba untuk bersatu. Namun, di balik perbedaan itu, mereka menemukan sebuah keindahan yang seolah mengukuhkan bahwa perbedaan adalah bumbu yang membuat hidup semakin berwarna.
Setiap pagi, ketika cahaya matahari menyapa jendela kamar mereka, Gabriel merasakan hangatnya cinta yang selalu hadir dari senyum Fauzan. Namun, tak jarang juga Fauzan terperangkap dalam kerumitan pikirannya. Ketika Fauzan bertanya tentang hal-hal sederhana, seperti apakah bunga matahari selalu mengikuti matahari, Gabriel dengan sabar menjelaskan bahwa sebenarnya bunga matahari hanya mengikuti cahaya, bukan matahari itu sendiri. Meski sederhana, Gabriel paham bahwa Fauzan memerlukan keyakinan ekstra untuk meredakan kecenderungan overthinking-nya.
Gabriel merasakan getaran kekhawatiran yang terus mengelilingi Fauzan, seperti mendongak ke langit malam yang penuh bintang namun masih terdengar gemuruh petir di kejauhan. Meskipun dia mampu menutupinya dengan senyum dan tawanya yang lembut, Gabriel paham bahwa di balik wajah lelaki mungil itu terdapat luka-luka yang belum sembuh sepenuhnya.
Fauzan adalah pria yang selalu berusaha menjaga segalanya agar tidak ada yang berakhir buruk. Setiap tindakan dan pikirannya begitu terperinci, seolah-olah dia ingin memiliki jawaban untuk setiap kemungkinan. Namun, di balik kecenderungan itu, terdapat cerita lama yang membekas di hatinya. Bagai bekas luka yang tak kunjung hilang, perasaan dikhianati dan dikecewakan tetap menghantuinya, seolah meneguhkan keraguan dalam dirinya.
Meski perlahan Gabriel memahami lapisan-lapisan kekhawatiran Fauzan, dia sadar bahwa ia tak dapat menghapus luka-luka itu. Sebagai pasangan, Gabriel belajar untuk menjadi pendengar yang sabar, membiarkan Fauzan berbicara saat dia merasa siap. Ia merangkul Fauzan dalam setiap kegelisahannya, membuktikan bahwa di sampingnya adalah tempat di mana ia bisa melabuhkan segala beban.
Sekuat apapun sosok Fauzan, ada saat-saat ketika dia tak mampu menanggung semua perasaan sendirian. Itulah saat Gabriel merangkulnya dengan erat, menciptakan tempat yang aman di mana Fauzan bisa merasakan bahwa dia tidak perlu sendiri. Meskipun bekas luka masih tertoreh dalam lubuk hatinya, Gabriel bertekad untuk membangun kepercayaan baru, langkah demi langkah, sambil mengajarkan bahwa tak ada yang salah dalam merasakan perasaan yang manusiawi.
Seperti hari ini, berita mengejutkan datang tanpa diundang. Judul berita yang menghantam Fauzan itu terpampang besar di halaman depan surat kabar, seolah-olah menyala-nyala dengan warna-warna yang mencolok. "Fauzan: Dari Luka Perselingkuhan Hingga Keraguan Terhadap Orang Lain," begitulah tajuk yang menggegerkan jagat hiburan. Fauzan merasakan adrenalinnya naik, seperti sedang berada di tengah medan perang yang tak terduga.
Situasi semakin pelik ketika artikel dan siaran berita tiba-tiba menyorot sosok Kanaya dan Isyara, dua teman lama Fauzan, yang dengan tiba-tiba membahas kisah lama dengan Fauzan. Isu perselingkuhan dan segala kontroversi masa lalu tiba-tiba tersaji di depan mata publik. Fauzan merasakan kebingungan dan kekacauan dalam pikirannya saat berita ini muncul, terutama saat ia tengah tenggelam dalam kesibukan untuk film terbarunya.
Saat ia membaca isi berita tersebut, ia tak bisa menghindari perasaan seperti bendera perang telah ditebar di hadapannya. Artikel itu mengupas kisah yang begitu pribadi, membongkar luka-luka lama yang ternyata masih menganga dalam dirinya. Kepercayaan pada teman-teman dan orang-orang di sekitarnya terasa seperti benang yang semakin tipis, seakan akan segera putus kapan saja.
Fauzan menghela nafas dalam-dalam, menggelengkan kepala dengan ketidakpercayaan. Betapa ironisnya, dua sahabat lamanya yang seharusnya mengenalinya dengan baik, malah memperlihatkan ketidakpahaman mereka terhadap siapa Fauzan sebenarnya. Sepertinya mereka terlalu sibuk dengan hasrat untuk mencari sensasi dan perhatian dari publik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal
FanfictionPernikahan mereka hanya menjadi permulaan dari kisah yang penuh dengan liku-liku yang rumit. Gabriel Darmawangsa dan Fauzan Brawidjaya, yang sebelumnya terlihat begitu sempurna dan bahagia, mulai menghadapi masalah-masalah yang merongrong dasar hubu...