12. Khawatir dan Marah

19 3 0
                                    

" Thanks ya udah dateng, mbak pacar. " ujar Romi saat aku baru saja duduk di gelanggang olah raga.

Dirinya langsung menghampiri ku dan duduk di samping ku sambil berucap demikian. Sedangkan Yana yang datang bersama ku langsung menuju ke arah Hans dan berbincang dengan Hans. Membuat aku duduk berdua hanya bersama dengan Romi kini.

" iya sama - sama. Semangat ya mainnya. Kan kalo kalian menang bisa langsung ke final kan. " ujar ku mengcoba menyemangati dirinya dan membuat Romi mengangguk senang seraya tertawa lebar karena ucapan ku ini.

" iya. "

" kenapa gitu ketawa lebar banget. Seneng banget kayaknya kamu nih. Kenapa deh. " ujar ku sekali lagi dan di balas gelengan kepala oleh Romi.

" enggak sih. Cuma lagi seneng aja. Kemaren lusa abis jalan sama kamu. Terus kamu nya jadi pacar aku. Eh sekarang kamu nya dateng hari ini. " jawab Romi yang berhasil membuat ku ikut tertawa bersamanya.

" ya ampun. Karena kita jalan sampe bikin kamu kesenengan begini ya mas pacar. " ujar ku tergelak karenanya.

"iya. He he he. Siapa yang gak seneng pergi sama cewek yang di suka, terus jadi pacar. Nanti kalau ku ajak jalan lagi, kira - kira kamu nolak gak? " Tanya Romi dan membuat ku menggeleng pelan.

" enggak lah. Masa nolak ajakan mas pacar. Tapi harus menang ya hari ini. Biar bisa masuk final, syukur - syukur kan kalo bisa menang. " sahut ku tersenyum. Sembari mencoba untuk menyemangati dirinya.

" Kamu mau kita menang? " Tanya Romi.

" ya iya lah. Pasti itu. Kayaknya bukan cuma aku deh yang mau itu. " jawab ku mengangguk.

" oke. Karena kamu mau kita menang, Hari ini sama besok aku bakalan bawa tim kantor kita menang. " Janji Romi pada ku yang langsung ku amini.

Toh doa - doa baik harus di amini kan. Dan jujur saja, kepercayaan diri Romi ini membuat ku sedikit banyak berharap keinginannya ini terkabul.

" aamiin. Semangat mas pacar. " ujar ku.

" Aamiin. Makasih ya mbak pacar. " sahut Romi balas tersenyum pada ku.

" ya udah, Kalau kamu mau turun, Turun aja ke lapangan. Aku nonton dari sini. " ucap ku saat melihat beberapa teman tim futsal sudah mulai turun ke lapangan dari atas tribun. Tempat para penonton untuk melihat pertandingan futsal.

" ngusir nih ceritanya mbak pacar? " canda Romi dan membuat ku tertawa.

" ngaco deh. Itu temen mu pada turun semua. Masa kamu masih di sini. Nanti heboh lagi mereka teriak manggil - manggil kamu. " ujar ku menepuk bahunya pelan dan di balas Romi dengan tawanya seraya berdiri di hadapan ku.

" ya udah. Aku turun dulu ya cantik. Doa'in semoga aku menang. " ujar Romi seraya mengedipkan sebelah matanya pada ku.

Dan ulah juga ucapan Romi pada ku ini membuat semua penonton juga beberapa pemain futsal yang masih berada di tribun langsung menggoda kami berdua. Apalagi mereka semua melihat bagaimana aku juga Romi terlihat santai saat bercanda seperti ini.

Walau mereka semua tak terlalu mendengar pembicaraan ku dan Romi, Tapi tetap sama mereka menggoda ku juga Romi. Aku sedikit banyak berharap ucapan Romi ini terkabul dan Romi juga yang lain memenangkan pertandingan ini dan melaju ke final besok.

*****

" hei kenapa nunduk terus? " Tanya Romi saat dirinya sudah berada di hadapan ku saat ini dan membuat ku menggeleng.

" kenapa? " Tanya dirinya sekali lagi dan mulai duduk di samping ku. Membuat ku menghela nafas panjang sebelum menoleh ke arah dirinya.

" Kayaknya, aku udah gak mau lagi deh liat kamu tanding. " jawab ku singkat.

AFTER THE MATCH (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang