Kesalahpahaman

69 11 1
                                    

Setelah makan di kantin, Aurora berpamitan karena masih ada kelas lagi. Sejak kepergian Aurora Sabiru menjadi sering diam. Dia sering melamun juga.

Kini Sabiru dan Regan sedang berada di rooftop, sedangkan James dan Alana pergi menemui teman mereka. Dengan di temani kopi cappucino dan Americano keduanya duduk menikmati angin dan awan yang sedikit mendung.

"Sepertinya hubungan kamu dengan Aurora semakin dekat saja." Ucap Regan.

Tangan Sabiru menaruh gelas kemasan yang baru saja dia minum tadi "jelas dia sahabatku bagaimana mungkin aku tidak dekat dengan dia, kamu ada-ada saja, Regan."

"Bukan itu maksudku, aku liat wajah kamu bahagia jika Aurora berada di samping kamu, dan juga perhatian mu ini berbeda tidak seperti perhatian kamu ke, Alana."

"Terlihat jelas ya gan, padahal sudah aku tutupi dan elak juga."

Regan mengangguk "kalo memang suka bilang suka, jangan denial, lagi pula takdir manusia tidak ada yang tau, selagi masih ada didepan mata nikmati saja."

"Aku takut Regan, dia sahabatku, tidak mungkin bagi kita bersama."

"Kamu lupa, Alana dan Galaksi juga dulunya sahabat, kenapa sekarang mereka pacaran walaupun sekarang Galaksi sudah tiada, tapi Alana masih mencintainya."

"Itu yang aku khawatirkan, aku takut jika aku......."

"Sudah aku bilang itu adalah takdir, kematian tidak bisa kita hindari atau cegah, tapi satu hal yang bisa kita lakukan yaitu nikmati waktu yang ada, memang gada yang tau kedepannya bagaimana, tapi setidak nya kita tidak akan menyesal nantinya karena kita sudah melakukannya." Jeda.

"Inilah kenapa sulit sekali, cowo dan cewe bersahabat, alasannya ya itu, pasti ada rasa cinta yang timbul dari salah satu mereka."

Sabiru mengernyitkan dahinya "jangan bilang kamu suka Alana?."

Regan tertawa pelan "bukan, aku suka sahabat lama kita, Elvina."

Sabiru membulatkan mulutnya "beneran? Wow aku beneran speechless, gan."

"Aku pun tidak menyangka juga akan mencintainya, rasanya waktu dia mau pergi ke Kanada rasanya tidak rela."

"Apa kamu sempet menyatakan perasaan kamu ke dia?."

Regan mengangguk "sudah."

"Jangan bilang kalian pacaran sekarang?."

Dengan malu-malu Regan mengangguk "iya, sudah."

"Sial! Jadi selama ini kamu menyembunyikan hubungan kalian dari kami? Wah aku kecewa, Regan."

"Jangan lebay, aku melakukan ini karena menghindar pajak jadian, dan aku hanya ingin menikmati waktu ku dengannya berdua tanpa ada ceng-cengan dari kalian."

Sabiru terkekeh "baiklah-baiklah terserah kamu saja, btw selamat langgeng terus."

"Terimakasih, maka dari itu, jangan buang-buang waktu lagi, jika kamu mencintainya katakan saja, mau dia menerima atau tidak urusan nanti."

Sabiru mengangguk "aku percaya sama apa yang kamu bilang, semoga keputusan yang aku ambil adalah keputusan yang terbaik." Regan mengangguk. Mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol karena mereka sudah tidak ada kelas lagi. Sabiru melihat jika layar ponsel nya menyala menampilkan pesan dari Aurora.

Aurora Arsi

Sabi, gue nanti pulangnya sama Carina.

Oh gitu yasudah hati-hati pulangnya.

Pasti, oh ya mengenai yang tadi terimakasih.

Tidak usah terimakasih, lagi pula sudah tugas gue untuk jagain Lo.

Rainy DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang