status baru

46 6 1
                                    

Malam pun tiba..
Kahfi dan Khusna sedang berada di kamar mereka. Suasana disana terasa sangat canggung.

Gimana ga canggung coba, nikah sama guru sendiri, mana guru itu ternyata mas santri yang pernah ditemui lagi. Mereka berdua duduk di ranjang yang sama, sambil hadap hadapan.

Kahfi kemudian mencoba membuka obrolan.
"Khusna."

"Dalem pak."

"Kamu masih ingat pertanyaan kemarin tentang gelang itu?"

Tanya Kahfi dan hanya dibalas anggukan oleh Khusna

"Eghm hem, jadi saya mau menjelaskan."

Khusna lagi lagi hanya menganggukan kepalanya.

"Gelang ini sebenarnya, gelang khusus keluarga dan hanya keluarga saya yang punya gelang ini."

"Deg"

Jadi benar pak kahfi ini mas santri yang dua tahun lalu kutemui?batin Khusna

"Eum pak!" Khusna membuat Kahfi terkejut

"Saya di depan kamu, ga usah teriak teriak juga saya masih bisa denger." Kata Kahfi dengan wajah datarnya.

"Sa saya mau tanya?"

"Tanya aja ga usah tanya juga saya jawab."

"Pak Kahfi ingat dua tahun lalu di sebuah pondok pesantren, waktu itu lagi bulan Ramadhan dan ada buka bersama?"

"Ohh itu ingat ingat."

Kejadian dua tahun lalu yang masih saya ingat hingga kini. Batin kahfi

"Buka bersamanya di lantai tiga, pak kahfi ingat kejadian di lantai dua?"

Kahfi memandang lekat wajah Khusna mendengar pertanyaan dan menjawabnya apa adanya.

"Ingat, ada satu kejadian yang ga saya lupa sampai sekarang."

"Apakah kejadiannya itu ada seorang gadis yang hampir jatuh dan kemudian ditolong oleh pak Kahfi, terus gadis itu memeluk pak kahfi dalam keadaan gelap karena mati lampu?"

"Lah kok kamu bisa tahu?" Tanya Kahfi dengan wajah terkejut

"Bapak tau siapa gadis itu?"

"Mana saya tau, ya habibati."

Muncul rona merah dipipi khusna bak kepiting rebus.

Kahfi mendapatkan cubitan kecil diperutnya.
"Ihh apaan si pak."

"Aduh sakit dek."

Lagi dan lagi Khusna dibuat blush karena ulah Kahfi

"Pakkkk" Kata Khusna sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena malu

"Ya udah maafin saya, udah kamu lanjutin ceritanya."

"Pak, gadis itu adalah saya sendiri." Jawab Khusna sambil menatap dalam kedua mata berwarna kecoklatan tersebut.

Kahfi tertawa terbahak, mengingat kejadian dua tahun lalu. Ada seorang gadis yang memeluknya dan mengira kalau dirinya itu mbak santri.

"Bwahahah"

"Ihh bapak kok malah ketawa si? "

"Haha bwahaha saya saya ingat jelas gimana yang gadis itu ternyata kamu ngira kalau saya itu mbak santri ahaha." Kahfi tertawa lepas bersama Khusna

Khusna menggaruk tengkuknya yang ngga gatal itu, kemudian nyengir kuda.

"Pak?"

"Hm"

Guruku Mas SantrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang