Step One: Closer

130 9 0
                                    

"Aku sudah sampai, kau dimana?" Tanya Hoetaek kepada Jongwoo sesampainya ia ke dalam restoran. Pada siang itu, Hoetaek, Keita, Jay, dan Jongwoo memutuskan untuk makan siang bersama.

"Dijalan, hyung. Tadi macet." Jawab Jongwoo. "Apakah ada meja yang kosong untuk kita duduk nanti?" "Ada. Aku bahkan sudah duduk." Ujar Hoetaek. "Kalau begitu pesan makan nya nanti saja, aku menunggumu disini." "Baiklah." Jawab singkat Jongwoo.

"Jongwoo, apakah Jay ada memberimu kabar? Nomornya tidak aktif daritadi." Kata Hoetaek kepada Jongwoo. "Uh, ti-tidak." Ujar Jongwoo. Mendengar jawaban Jongwoo tadi cukup membuat Hoetaek sedikit bingung. Jongwoo tidak biasanya terbata-bata seperti itu ketika berbicara. "Baiklah. Cepatlah datang kemari, Jongwoo-ya." Ucap Hoetaek lalu memutus panggilannya bersama Jongwoo. Mungkin saja Jongwoo sedang fokus dalam mengendarai mobilnya, pikir Hoetaek.

Tidak lama setelah itu, Hoetaek dikejutkan dengan kedatangan Keita yang tiba-tiba. Hal ini cukup aneh bagi Hoetaek, karena memang biasanya Keita bakal selalu datang terlambat. Kadang-kadang juga Keita datang disaat mereka sudah ingin pulang, namun entah mengapa kali ini Keita datang lebih dahulu. Tapi hal ini dapat dimaklumi karena Keita memang sesibuk itu.

"Keita? Tumben sekali kau datang cepat." Kata Hoetaek sesaat setelah Keita duduk disampingnya. "Eoh? Memang nya kenapa?" Bingung Keita. "Enggak, sih. Biasanya kau sering datang telat." "Kali ini aku sedang tidak sibuk hyung." Ujar Keita dan hanya diangguki Hoetaek.

Dan untungnya tidak terlalu lama bagi Keita dan Hoetaek untuk menunggu Jongwoo, karena pada akhirnya Jongwoo datang dan duduk didepan mereka berdua.

"Maaf aku telat." Kata Jongwoo. "Aniya, gapapa." Ujar Hoetaek sambil tersenyum. "Kita langsung pesan saja, aku sudah lapar." Lanjut Hoetaek dan diangguki oleh Jongwoo dan Keita. Setelah itu, mereka bertiga benar-benar memesan makanan.

"Jay tidak jadi ikut?" Tanya Keita setelah mereka memesan makanan. "Aku tidak tahu." Geleng Jongwoo. "Nomornya saja tidak aktif, kurasa dia sedang tertidur. Apalagi cuaca sedang dingin begini." Ujar Hoetaek. Memang, cuaca di Korea pada saat itu memang sedang mendung.

"Tapi Jay biasanya tidak seperti itu, biasanya dia selalu mengabari kita." Kata Keita. "Entahlah." Ucap Hoetaek dan diangguki oleh Jongwoo.

Setelah makan yang mereka pesan sebelumnya sudah tersaji, Jay pun datang. Ketika ditanya alasannya, Jay menjawab bahwa baterai ponselnya sedang habis.

"Mengapa kau tidak beritahu aku dulu? Padahal aku lewat didepan rumahmu, Jay." Kata Keita kepada Jay. "Aku tadi memang tidak dirumah, aku sedang di rumah temanku tadi. Ini saja aku diantar olehnya." Jawab Jay. "Lalu kau pulang bagaimana? Pulang bersamaku saja." Ujar Jongwoo. "Benarkah? Baiklah." Jawab Jay sambil tersenyum.

Ketika mereka sedang makan siang bersama, Keita mulai menyadari sesuatu. Entah perasaannya atau apa, ia mulai menyadari bahwa Jongwoo dan Jay mulai terlihat dekat. Memang itu hal yang bagus, namun Keita merasa bahwa kedekatan mereka berdua itu lebih dari sepasang 'teman'. Lihat saja sekarang, Jay dan Jongwoo entah mengapa saling suap-suapan makanan mereka, sedangkan menu yang mereka pesan itu sama.

Dan setelah makan siang bersama itu selesai, ketika Jay dan Jongwoo pulang terlebih dahulu (karena Jongwoo juga harus kembali ke kantornya), Keita menahan Hoetaek untuk pulang terlebih dahulu karena ingin berbicara sesuatu dengannya.

"Hyung." Panggil Keita. "Entah perasaanku atau bukan, tapi Jay dan Jongwoo akhir-akhir ini mulai terlihat dekat." "Benarkah?" Tanya Hoetaek. "Bukankah itu hal yang bagus? Karena memang Jay dan Jongwoo tidak terlalu dekat juga." "Iya, aku tahu." Jawab Keita. "Tapi yang aku maksud itu, kedekatan mereka itu bukan dekat sebagai teman, hyung. Tapi seperti..."

KamJayWoo!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang