"Chongyun, pernah kah kau berfikir kita akan dekat?" Tanya Xingqiu
"Entahlah.. mungkin..?" Jawab Chongyun dengan ragu
Xingqiu tertawa perlahan, mendekati Chongyun, meraih tangan dengan jari panjang itu.
"Tanganmu dingin Yun"
"Ah..Yun?" Chongyun terlihat bingung begitu Xingqiu memanggilnya Yun Sementara Xingqiu tertawa.
"Panggilan dariku, itu terdengar lucu, bukan begitu?"
"I suppose it does.."
"Hey..Yun..jika, aku pergi..apa yang akan kau lakukan?"
"Apa maksudmu?"
"Maksudku, jika aku melompat—"Chongyun terbangun dari tidurnya yang kesekian kali ini, ia terengah-engah seperti habis berlari. Jantungnya tak beraturan seakan takut akan sesuatu, keringatnya bercururan seakan ia tak memakan es krim selama satu bulan.
Ia mengatur nafasnya, menatap sekeliling. "Mimpi aneh..apa pertanda nya kali ini..?"
Tanya Chongyun pada dirinya sendiri.
Ia turun dari kasurnya, keluar dari kamar menghampiri bibi tercintanya.Shenhe menoleh, "selamat pagi keponakan tersayang ku, ada apa? Kau terlihat pucat.." tanya Shenhe khawatir.
Chongyun menggeleng sebagai jawaban, "aku baik baik saja bibi, hanya mimpi buruk"
Shenhe menghela nafasnya dan menghampiri keponakannya itu, "Yunyun, tidak apa apa, Bibi yakin itu hanya mimpi yang lewat saja" Ucap Shenhe kepada Chongyun.Ia mengangguk menjawab iya tapi wajahnya jelas mengatakan yang sebaliknya. Shenhe jelas mengerti, namun ia tak ingin bertanya lebih soal mimpinya itu.
"Aku mengerti, bagaimana kalau kita sarapan dulu lalu jalan jalan setelah ini? Bibi dengar toko es krim favorit mu mengeluarkan varian baru" Usul Shenhe. Chongyun jelas tak dapat menolaknya begitu mendengar sesuatu yang ia suka, ia tersenyum mengangguk dengan bahagia membuat Shenhe lega.
Mereka berdua akhirnya Sarapan dan berjalan ke toko itu.
"Tolong varian barunya"
"Baik"Shenhe menghampiri Chongyun dengan dua es krim di tangannya, memberikan salah satunya pada keponakan kesayangannya dan duduk disampingnya.
"Terima kasih bibi, aku cukup lega sekarang" jawab Chongyun
"Benarkah? Bibi juga lega"
Chongyun tersenyum tipis, kemudian sedikit menunduk berusaha mengumpulkan keberanian untuk bercerita kepada Shenhe tentang apa yang terjadi.Tapi begitu ia akan membuka mulutnya, suaranya tertahan seperti tak ingin keluar.
Shenhe jelas paham semua tentang keponakannya, ia menepuk punggung Chongyun memberikannya sedikit dorongan untuk berbicara."Bercerita lah jika memang ingin bercerita, Yun."
"Maaf Bibi.."
"Tidak apa sayangku, kau bisa bercerita padaku kapan saja" ujar Shenhe yang dibalas anggukan oleh Chongyun. Chongyun menghela nafas kesekian kalinya dan mulai berbicara,
"Bibi..hari ini aku bermimpi, bermimpi bahwa Sesuatu terjadi pada Xingqiu..tapi aku tak tau pasti apa yang terjadi.." Ucap Chongyun pada bibinya.
"Aku takut, sesuatu yang buruk memang akan terjadi pada Xingqiu" sambungnya.Sang bibi mengerti, mengelus punggung Chongyun dengan lembut, "tak apa, Bibi yakin itu bukan apa apa, tapi Bibi rasa kau bisa berwaspada dengan pertanda itu" balas Shenhe
"Baik Bibi.."Chongyun dan Shenhe akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah mereka Namun, di perjalanan pulang Shenhe menerima telepon dari kantornya yang menyuruhnya untuk datang secepatnya.
"Yun..maaf tapi Bibi harus pergi sekarang, Bibi rasa Bibi akan pulang cukup larut, apa kau akan baik baik saja?" Tanya Shenhe yang cukup khawatir
Chongyun menggeleng, "aku baik baik saja Bi, aku sudah besar kok, aku bisa minta Xingqiu menemani ku nanti" Ucap Chongyun
"Baiklah, jaga dirimu ya"Shenhe dengan cepat berbalik arah dan bergegas pergi meninggalkan Chongyun disana.
Chongyun menghela nafas, entah sudah ke berapa kalinya Shenhe meninggalkannya sendiri karena pekerjaan. Ya, Shenhe memang melakukannya bukan tanpa alasan, mengingat bahwa Chongyun ditinggalkan oleh kedua orang tuanya sendiri dan Shenhe yang juga hidup sendiri, Shenhe memikul beban untuk mereka berdua agar tetap hidup, begitu pula dengan Chongyun yang belajar giat agar bisa membantu Bibinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
❒ ❖ my cute yunyun ❖
Fantasythis story is about chongqiu [ slow update ] di suatu negara bernama teyvat terdapat satu sekolah yang bernama "mora is penting" terdapat dua orang sahabat yang memiliki perasaan satu sama lain tapi karena takut kalau persahabatan mereka terpisah...