IV

300 14 0
                                    

Semalam Yeosang menangis  begitu lama hingga ia lelah sendiri dan tertidur di pelukan sahabatnya. Ia kembali tersadar saat pagi mulai menyapa. Dibuka matanya perlahan, dia tertidur dikursi depan televisi. Televisi masih menyala seperti tadi malam, posisi kursi dan bungkus makanan bekas member semalam masih sama, yang berbeda adalah kehadiran sahabatnya yang semalam membuatnya menangis.

Yeosang terkejut langsung membangunkan badannya dalam sekali hentak, ia menoleh ke kanan kiri mencari keberadaan sahabatnya. Namun tangannya tak sengaja menyentuh benda kasar namun halus yang bertebaran dikursi, itu abu. Yeosang membulatkan matanya menyentuh abu yang berserakan diatas kursi hingga ke bawah lantai.

"Ngga ... ngga mungkin kan? Wooyoung? Wooyoung-ah?!"

Yeosang berteriak-teriak memanggil nama Wooyoung, ia melirik kearah dapur namun orang yang dicari tidak ada disana. Ada satu hal yang terpikirkan oleh Yeosang, namun dengan keras ia membuang pikiran itu. Ia mendudukan badannya diatas lantai, meraup sekumpulan abu itu ke tangannya.

"Ga mungkin kan? Ga, ini belum 14 hari ... Kak! Kak Seonghwa! Kak, hiks!"

Para member yang tak keluar kamar lagi tadi malam tak tahu apa yang terjadi diruang tv, dan ketika mereka mendengar teriakan Yeosang semuanya langsung berhamburan keluar kamar menuju Yeosang terutama member paling tua yang sedari tadi disebut namanya.

Seonghwa terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya. Yeosang duduk tersimpuh dilantai dengan kedua tangannya yang menggenggam abu, dan wajahnya yang telah memerah dibanjiri air mata. Yeosang memutar kepalanya menatap Seonghwa,"Kak ... Wooyoung-ie."

Seketika Seonghwa berlari menuju Yeosang diikuti para member dibelakangnya, dia memeluk Yeosang yang menangis semakin keras. Tak hanya Yeosang yang menangis disana, semua member berakhir menangis ketika menyadari apa yang terjadi. Kali ini untuk terakhir kalinya mereka benar-benar memberikan ucapan selamat tinggal untuk Jung Wooyoung. Jung Wooyoung telah menjadi abu jauh sebelum masa hidupnya sebagai zombie berakhir.

Hari itu lagi-lagi menjadi hari yang menyesakkan untuk para member TeezA, dua kali mereka ditinggalkan oleh satu orang yang sudah meraka anggap sebagai keluarga sendiri. Dan setelah hari itu mereka benar-benar merasa kehilangan, Yeosang cukup lama untuk kembali bangkit dari kesedihannya. Ia terus menyalahkan dirinya yang tak bisa menjaga Wooyoung sampai akhir, yang mana ia merasa bisa-bisanya dia tertidur pulas sedangkan sahabatnya perlahan berubah menjadi abu.

Sejak hari itu pun Yeosang masih bertanya-tanya apa yang membuat Wooyoung bisa pergi begitu cepat dari masa hidup zombie lainnya. Waktu berlalu begitu cepat. Tahun-tahun awal Yeosang ditinggalkan oleh Wooyoung, dia terus merasa kesepian namun sekarang semuanya telah berlalu. Sudah lima tahun semenjak kepergian Wooyoung, walau tidak lagi bersama, member TeezA tetap saling menghubungi.

Setelah Wooyoung meninggal, TeezA hanya bertahan tiga tahun setelah itu masing-masing member mengejar karir mereka masing-masing. Ada yang menjadi produser lagu, solo, bahkan duo, sedangkan Yeosang dia tak kembali menjadi idol. Yeosang memberhentikan semua mimpinya menjadi idol dan beralih menjadi pemilik sebuah restoran, restoran yang akan membuatnya selalu mengingat sahabat tersayangnya yang sudah bahagia di alam sana.

Yeosang tersenyum melihat usahanya lancar, sebagian besar dari pelanggan disini adalah fans dari TeezA terutama Wooyoung. Yeosang sering terharu saat ada pelanggan yang selalu membicarakan sahabatnya dan selalu memberikan semangat padanya, itu selalu membuat hatinya penuh.

"Aku pergi dulu ya."

Yeosang pamit pada para pegawainya, hari ini ia akan pergi menonton konser mantan member TeezA. Setiap ada member yang menggelar konser, Yeosang dan member lainnya selalu menghadirinya begitupun hari ini. Hari ini Yunho dan Mingi yang debut sebagai duo tengah menggelar tur konser. Yeosang menatap banner besar didepannya, terharu pada gambar dua orang pemuda tampan yang ada didalam banner tersebut. Tepukan dibahu, mengalihkan perhatian Yeosang, San sang pelaku tengah tersenyum sumringah menatapnya pria itu langsung memeluk Yeosang sembari mengatakan rindu pada pemuda bermarga Kang itu.

It's you, but not you || WooSangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang