Hollaaa gensss, sugeng rawuh di cerita kedua ku 😊
Cerita ini murni dari imajinasiku. So, jika kedepannya masih banyak kurangnya mohon dimaapkeun yaak
Ikutin yuuk ceritanya, semoga sukaaaaa 😍😍
Jangan lupa tinggalin jejaknyaa yaaaa ⭐
Okehh dehh, kuyyy 🚀🚀🚀
Ghaneza Fransassky, orang-orang manggil gua Sky. Langit, yaa itu arti nama panggilan gua. Langit di lambangkan gagah perkasa membentang luas di angkasa sana. Langit yang dilambangkan kebahagiaan dan kehangatan karena birunya. Tapi itu tidak berarti bagi gua. Gua emang gagah perkasa, tapi gua hidup tanpa kehangatan dan kebahagiaan selama 15 tahun lebih akibat kebrengsekan orang tua gua. Cinta? Huh, itu hanya omong kosong belaka.
Gua hidup berdua dengan kakak laki-laki gua dan 2 tahun yang lalu dia pindah ke Australia buat mengejar karirnya. Dan selama dia pergi, gua hidup sendirian. Tega emang semua orang pada ninggalin gua semua.
Untungnya ada sedikit nasib baik yang memihak gua, ada temen-temen gua yang selalu ada buat gua. Kita satu universitas dengan fakultas yang sama dan juga masuk ke dalam komunitas yang sama. Tak cuma temen-temen gua, ada anak-anak gua yang selalu bikin moodboster kalau lagi banyak masalah hidup. Iyaa, anak-anak gua di Komunitas Silver Lion.
🗝️🔒🗝️🔒🗝️🔒
"Ingat anak-anak, posisi tangan harus lurus kedepan. Tidak boleh terlalu ke atas atau kebawah dan tidak boleh miring"
Suara yang tegas terdengar di ruangan yang cukup luas itu memberikan arahan pada anak didik yang di latihnya.
"Chika, lebih rendahkan lagi lutut nya" kata pemuda tersebut lalu membenarkan posisi yang salah dari salah satu muridnya.
Meskipun tegas, pemuda itu tidak garang. Ia hanya ingin anak didiknya tidak main-main dalam belajar dan punya sifat yang kuat mentalnya. Di komunitas tersebut, sosok itu sangat di sayangi oleh murid-murid di sana. Pemuda itu sangat baik dan menyayangi semua anak-anak di tempat itu.
Namun, jangan ditanya kalau sudah di luar dari pekerjaan itu. Pemuda itu berubah menjadi lelaki yang beraura tegas, garang, dingin dan tertutup.
"Oke, latihan hari ini selesai"
"Kita akan latihan lagi di pertemuan selanjutnya, tetap semangat anak-anak" ucapnya mengakhiri latihan di hari itu. Kedua netranya mengamati satu per satu anak didiknya yang kini telah menyelesaikan latihan. Senyum terbit dari wajahnya sebagai tanda bahwa latihan bersama muridnya memuaskan dan bangga pada mereka semua.
"Kalian boleh pulang ke rumah masing-masing apabila sudah ada yang menjemputnya dan tetap di sini jika orang tua kalian belum menjemput, paham anak-anak?"
"Paham Seonbae" ucap anak-anak serempak. Anak-anak lalu berhamburan ke loker penyimpanann tas mereka untuk mengambil barang bawaan mereka seperti tas ataupun botol minum. Tak sedikit mereka berceloteh dengan kawannya tentang latihan hari ini. Sepertinya mereka sangat puas meskipun melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where is the real key?
General Fiction🔐🔐🔐 Arunika Zara, seorang gadis yang sampai 21 tahun usianya belum pernah merasakan yang namanya pacaran. Bukan gadis itu belok alias tidak menyukai lawan jenis. Tapi gadis itu terlalu awam dan tak peka dengan orang di sekitarnya bahkan perasaann...