Grave

237 24 13
                                    

Itachi x Deidara

BL, MCD, MPREG





DONT LIKE DONT READ


















Langit masih berwarna kelabu dengan rintik hujan yang masih terjatuh walau samar. Pun udara dingin terasa menusuk kulit disertai aroma patrichor yang masih tercium tipis.

Hujan baru saja mengguyur bumi dengan begitu deras disertai kilat dan guntur yang menyambar tanpa henti. Sekejap suasana ramai kota menjadi mencekam. Para pengendara motor menepi guna menghindari guyuran hujan. Taman yang tadinya dikunjungi banyak orang juga seketika menjadi lengang. Benar-benar hanya terdengar suara derasnya hujan serta guntur yang datang setelah kilat.

Si pirang berambut panjang tersebut keluar dari pintu rumah dan mendongak, melihat seberapa deras gerimis yang masih mengguyur.

Jemari lentik itu mengambil payung setelah dirasa gerimis masih berjatuhan walau tak sederas tadi. Lelaki cantik dengan tubuh ramping itu berjalan keluar rumah setelah memastikan sosok mungil dalam gendonganya tak akan kedinginan.

Kaki jenjangnya melangkah pelan melewati trotor yang masih basah. Sembil sesekali memastikan si kecil yang ternyata tengah fokus memperhatikan jalanan. Sepasang mata sehitam jelaga itu berbinar bahagia dengan kedua tangan kecilnya terkepal erat di depan dada.

Bibir sewarna bak sekuntum mawar itu tersenyum tipis melihat salah satu hal berharga dalam hidupnya ada dalam dekapan.

Sosoknya berbelok memasuki sebuah toko bunga yang langsung disambut oleh pekikan seorang wanita ketika langkah kakinya memasuki toko.

"Astaga, Deidara." Wanita berambut pendek sebahu itu berlari semangat terlebih ketika matanya menangkap penampakan makhluk kecil dalam gendongan, "Dan apakah ini Sasuke? Tuhan, kenapa dia lucu sekali."

Deidara terkekeh seingkat. Sakura. Wanita di depannya ini selalu menjadi yang paling semangat jika bertemu Sasuke.

Wanita cantik yang aura keibuannya sangat kental itu begitu menyukai anak kecil. Namun sayang, diusia pernikahan yang sudah menginjak 5 tahun belum juga diberi momongan.

"Terima kasih, anakku memang lucu." Timpal Deidara bangga.

"Huh." Sakura hanya menghela nafas berat dan kembali mengambil perhatian Sasuke yang dibalas baik. Si kecil itu akan sesekali tertawa karena Sakura, "Ngomong-omong berapa usia Sasuke?"

"15 bulan."

"Lagi-lagi aku iri sekali denganmu, Deidara. Usia pernikahanmu baru saja berjalan 2 tahun tapi sudah punya Sasuke. Sedangkan aku, sudah 5 tahun tapi belum juga dikarunia seorang anak." Wajah sendu itu terkadang membuat Deidara iba.

Karena tak bisa dipungkiri bahwa salah satu kebahagiaan terbesar ketika sudah menikah adalah memiliki anak. Hadirnya malaikat kecil akan menjadi pelengkap dalam keluarga.

"Yakin saja bahwa suatu saat nanti Tuhan akan menitipkan salah satu malaikatnya padamu." Deidara hanya menasehati sebisanya, "Dan Sakura, mungkin kau iri padaku karena aku punya Sasuke. Tapi aku juga iri padamu karena kau punya Sasori."

Bahwa apa yang kini telah dimiliki memang harus disyukuri sebab hidup manusia tak selalu berjalan sempurna sesuai keinginan. Selalu ada hal yang membuat kita iri pada kehidupan orang lain.

"Maaf soal itu."

"Aku kesini untuk mengambil bunga pesananku ngomong-omong." Deidara mengalihkan pembicaraan ketika melihat wajah wanita di depannya menunjukkan ketidaknyamanan.

"Ah, tentu." Dengan cekatan Sakura mengambil sebuket bunga lily putih dan diberikan pada Deidara, "Kau ingin menemuinya?"

"Agenda rutin yang aku lakukan dua minggu sekali." Deidara mengambil bunga yang disodorkan. Lalu melambaikan tangan tak lupa mengucapkan terima kasih. Begitu juga Sasuke yang begitu bersemangat hingga Deidara harus menahan tubuhnya takut si kecil yang bisa saja terjungkal ke belakang.

Oneshoot (ItachixDeidara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang