6

154 25 2
                                    

"T-tuan muda Yunho menghilang.."

Tubuh Wooyoung meremang mendengarnya, padahal tadi kakaknya hanya mengatakan ingin jalan-jalan diluar sebentar tapi kenapa bisa?

"Kau tidak melihat siapa yang menculiknya?" Tanya Wooyoung mencoba tenang.

Wooyoung bukan khawatir mengenai hyungnya tapi dia lebih mengkhawatirkan orang yang menculiknya.

"Mobil hitam pekat tuan muda." Jawab sosok peri yang tengah berbincang dengan Wooyoung.

Mobil hitam pekat?

Siapa?

Dia dan kakaknya tidak mengenal siapa-siapa disini kecuali San dan dua sahabatnya.

"Cepat temukan jejak hyung!!" Perintah Wooyoung dan sontak semua peri yang ada di ruangan itu langsung menyebar dengan kecepatan cahaya.


" Ternyata tidak sulit untuk menculikmu." Suara bass itu menggema di sebuah ruangan yang di dominasi dengan cat hitam, suasana remang-remang menghiasi ruangan tersebut. Si pemilik suara menatap intens sosok bertopeng di depannya yang tengah duduk santai di kursi kayu tunggal.

Suasananya seperti tengah mengintrogasi seorang terdakwa.

"Agak berlebihan juga membawanya seperti ini tapi mau bagaimana lagi.." Batinnya.

"Song Mingi."

Si pemilik nama langsung tertegun mendengar namanya keluar dari mulut sosok di depannya.

"Bagaimana bisa kau tahu namaku? Oh apa Wooyoung yang membertahumu?"

"Baguslah jika kau sudah mengetahui namaku, itu lebih mudah untukku.." Ujar Mingi, ia juga duduk di kursi kayu, tepat berhadapan dengan Yunho.

Yunho sendiri lebih memilih untuk diam dan melihat sejauh mana manusia di hadapannya itu bertingkah.

"Aku tidak akan minta maaf karena telah menculikmu.." Buka Mingi. Mata elangnya menganalisis pria di depannya.

Pria ini sangat tenang, bahkan ketika ia menculiknya, dia tidak memberontak sedikit pun.

"Kau hanya perlu menjawab-"

"Wooyoungie?"

"Kau tidak pernah berinteraksi dengannya secara intens dan kau ikut campur dengan urusannya?" Yunho mendengus, dibalik topengnya ia tersenyum miring.

Beginilah sifat manusia.

Penuh dengan kecurigaan dan pikiran buruk.

Tubuh Mingi tersentak kala Yunho memotong ucapannya. Suaranya sangat lembut tapi terdengar sangat tegas.

Iris tajam Mingi bergerak kala sosok di depannya berdiri, ia terlihat tengah merapikan pakaiannya, bekas cengkraman Mingi.

"Hah merepotkan." Gumam Yunho seperti berbisik, mata hazelnya sedikit menyala dan melihat sekeliling ruangan.

Mingi jadi berpikir, orang itu, apa dia tidak merasa takut atau apa?

Dia bertingkah seakan tidak terjadi apa-apa.

"Aku memang jarang berinteraksi dengan Wooyoung, tapi dia adalah kekasih sahabatku. Aku hanya tidak-"

"Apa tidak ada kepercayaan dalam hubungan mereka? Ah rupanya Wooyoungie memiliki pasangan di tempat ini.." Potong Yunho lagi, ia menoleh dan langsung menatap mata elang Mingi. Yang ditatap langsung diam dan tubuhnya tertegun lagi.

Mata itu.

Sangat indah.

Tapi kosong.

"Sahabatmu itu beruntung bisa mendapatkan Wooyoungie tapi jika dia meragukan hubungannya dengan Wooyoungie, lebih baik mereka berpisah saja. Itu langkah yang paling tepat."

BROTHERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang