Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ah hyung kau mengagetkanku.." Wooyoung mengusap dadanya ketika ia melewati ruang tamu, disana ada Yunho tengah menopang dagu dan mendongak melihatnya.
Mata hazel Yunho menelisik penampilan adiknya.
"Kau aka mengunjungi manusia buta itu?" Tanyanya. Wooyoung meringis mendengar ucapan tajam hyunngnya. Kakaknya benar-benar tidak menyukai Mingi.
Tapi itu wajar karena pria itu membuka paksa topeng Yunho. Semoga saja Yunho bisa meredam amarahnya dan memaafkan Mingi.
Dia tahu betul perangai kakaknya.
"Iya hyung, boleh?" Tanya Wooyoung memamerkan wajah manisnya. Yunho hanya terdiam kemudian mengibaskan tangannya.
Wooyoung langsung tersenyum sumringah melihat gestur tangan Yunho, kakaknya mengijinkannya.
"Assa~ aku pergi dulu hyung dan jangan kemana-mana, ok?" Wooyoung mengingatkan, bukan apa jika kakaknya keluar dari rumah, dia tidak akan bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada orang-orang yang bersinggungan dengannya.
'cerewet.' Pikir Yunho
Setelahnya, Wooyoung pun berangkat menuju rumah sakit tempat Mingi di rawat.
⸻
Di ruangan Mingi,
Wooyoung dan San duduk bersama, Hongjoong sedang keluar untuk mencari makan. Keduanya memutuskan untuk menginap di rumah sakit, menemani Mingi.
Mengingat orangtua Mingi gila kerja jadi dipastikan keduanya tidak akan ada waktu menemani putra mereka.
Terkesan egois tap itulah keluarga Song.
"Kapan kejadian itu terjadi?" Tanya Wooyoung setelah melihat kondisi Mingi.
Sudah dia duga, pelaku penculikan itu adalah Mingi.
"Kemarin? Kami juga tidak tahu tepatnya kapan terjadi, tiba-tiba saja." Jawab San semabari mengupas apel untuk Wooyoung.
Dahi Wooyoung mengerut.
Tidak tahu?
Kenapa bisa?
"Lalu bagaimana bisa kalian menemukan Mingi?"
"Salah satu pelayan Mingi menemukannya dalam kondisi pingsan dan saat Mingi siuman, matanya sudah tidak bisa melihat. Dokter bahkan tidak menemukan keganjilan di mata Mingi jadi kami memutuskan untuk rawat inap saja karena jika keluar maka akan terjadi kehebohan jika putra tunggal keluarga Song buta, bisa-bisa menggemparkan media jika hal itu terjadi.."
Wooyoung menyimak penjelasan San, sesekali ia melirik ke arah Mingi yang hanya diam saja di tempat tidurnya. Pria itu terlihat tenang dengan apa yang sedang terjadi padanya.
'Dokter tidak akan menemukannya karena hal yang menimpa Mingi hal mistis, apalagi dia mencari masalah dengan Yunho hyung, masih untung dia masih bisa hidup, biasanya Yunho hyung akan membunuh jika ada yang memegang topengnya. Dan aku lupa bertanya berapa lama hyung menyimpan ruh bola mata itu....' Batin Wooyoung.
Wooyoung hanya mengangguk pelan, ia ingin membantu Mingi tapi dia tidak mau membuat kakaknya murka padanya karena memang itu salah Mingi sendiri. Biarlah dia menikmati hukuman itu. Tapi ada sedikit keganjilan yang menganggunya.
"Mingi-ya.." Pria itu menoleh seakan tahu dimana posisi Wooyoung.
"Apa kau tidak ingat sebelum kau pingsan?" Tanya Wooyoung. San sontak berhenti mengupas apelnya dan melihat kekasihnya.
"Bagaimana bisa kau tahu hal itu Wooyoungie?" Tanya San penasaran, Wooyoung membalas tatapan San.
San hanya menggeleng melihat tingkah kekasihnya yang unik. Wooyoung kembali melihat ke arah Mingi.
"Tenang saja, penglihatanmu akan segera kembali.."
"Kau juga yang salah, kenapa menculik kakakku.." Tambah Wooyoung dalam hati.
"Kau yakin sekali.." Minggi menanggapi dengan malas. Sebenarnya dia sendiri merasa penasaran dengan apa yang menimpanya, rasanya ada ingatan yang kosong dalam kepalanya.
"Ah sepertinya ingatannya di hapus juga, Yunho hyung benar-benar..."
Wooyoung tidak menanggapi Mingi lagi, ia duduk di kursi lagi, di dekat San.
"Oh iya Wooyoungie, ada yang ingi kutanyakan.." Wooyoung melihat San.
" Mengenai itu... " San menyodorkan piring yang berisi potongan apel yang ia kupas tadi.
"Apa benar lelaki tempo hari itu kakakmu? " Tanya San hati-hati. Mata kucingnya mengunci sosok Wooyoung, ia menantikan jawaban kekasihnya.
" Hum, benar dia kakakku. Kenapa? Kau tidak mempercayaimu? "
Perlu di catat, klan rubah merupakan salah satu makhluk yang setia pada pasangannya.
San menggeleng cepat, " Aku percaya baby, kau tahu sendiri jika aku tidak mengetahui apapun tentang keluargamu... " Senyum kecut menghiasi wajahnya. Hubungan mereka sudah berjalan sekitar 2 tahun tapi Wooyoung tidak pernah membahas mengenai keluarganya.
Sedikit pun tidak pernah.
Wooyoung langsung mengecup kilat pipi kanan San, " Untuk itu, aku tidak bisa membahasnya karena memang aku tidak bisa mengatakan apapun mengenai keluargaku tapi dia benar-benar kakakku." Wooyoung tersenyum lima jari mengatakan tentang kakaknya.
Percakapan San dan Wooyoung terdengar di telinga Mingi.
Pria itu benar-benar merasa bahwa ada sesuatu yang hilang dari dirinya.
⸺
Selain itu, di rumah Wooyoung. Yunho tengah menikmati kegiatan sehari-hari nya yang tak lain adalah membaca buku.
Dia tidak akan pernah merasa bosan jika berkaitan dengan buku.
Cahaya putih dan biru setia mengelilinginya, sepanjang malam ia terus membaca hingga sekelebat mengenai Wooyoung dan para manusia itu muncul di kepalanya.
" Sepertinya akan menarik jika aku datang mengunjungi manusia itu. " Ucap Yunho menutup bukunya.
Dengan langkah anggun, pakaian serba putihnya yang panjang menelusuri lantai sepanjang Yunho berjalan.
Kedua bahu putihnya terlihat karena Yunho sangat malas memakai pakaian manusia. Baginya, pakaian asli di klannya lebih indah dan nyaman.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.