3

152 23 2
                                    

Di area parkiran, Wooyoung bergegas menuju mobilnya namun sebelum ia membuka pintu mobilnya sebuah suara menginterpsinya.

"Wooyungie..."

Si pemilik nama berbalik dan melihat siapa yang memanggilnya, "Ah..." Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Choi san.." Ucapnya dalam hati.

"Yo.." Sapa Hongjoong yang berada di belakang San sekitar beberapa langkah dan si cuek Mingi juga ada disana.

"Oh halo Joongie hyung..." Balas Wooyoung sedikit mengabaikan kehadiran San. Dia sendiri merasa bingung jika anak itu akan bertanya mengenai menghilangnya ia selama satu minggu belakangan ini.

"Bisa kita bicara sebentar?" Tanya San.

Wooyoung mengecek jam tangannya, " Maafkan aku Sannie~ tapi lain kali kita bisa makan malam bersama ok? Aku ada urusan penting." Wooyoung tersenyum tipis, San menghela napas pelan.

Sudah dia duga.

"Baiklah, aku tunggu penjelasanmu..." San mengalah dan memberikan ruang untuk Wooyoung mengeluarkan mobilnya.

"Thank you, youre the best!!" Seru Wooyoung senang kemudian masuk kedalam mobilnya dan melesatkan mobilnya dengan kecepatan sedang.

San diam, begitu pula dengan Hongjoong dan Mingi.

"Hyung lihat sendiri bukan? Sangat sulit untuk meminta penjelasan padanya, apa menurut hyung dia.."

"Kau ini, tidak perlu berpikir yang tidak-tidak." Potong Hongjoong.

"Jika melihat pribadi Wooyoung, dia tidak sepicik itu San-ah. Mungkin dia memang tidak bisa membahas alasan menghilangnya dirinya. Kita juga tidak boleh memaksakan kehendak kita.."

San menyimak ucapan Hongjoong.

Memang ada benarnya. Selama ini Wooyoung memang tidak memiliki banyak teman, yang ia tahu hanya dua teman Wooyoung disini.

Seo Changbin dan Lee Felix.

"Ayo kita kembali, kau tidak perlu banyak berpikir yang tidak-tidak."

Ketiganya pun memutuskan untuk pulang, karena mata kuliah mereka pun sudah selesai.

🎔🎔🎔

Di kediaman Wooyoung, setelah ia memarkirkan mobilnya tanpa babibu lagi ia melesat masuk kedalam rumah.

BRAk!!!

"Aku pulang!!!" Teriak Wooyoung, ia melihat segala sudut ruangan dan cahaya putih kecil langsung muncul di hadapannya.

"Tuan Yunho ada di ruang baca, tuan muda."

Wooyoung mengangguk dan berlari menuju pojok baca.

"Hyeong!!!" Teriak Wooyoung lagi dan tanpa mengetuk pintu, ia langsung melesat masuk hingga sebuah senyum terpartri diwajahnya melihat sosok kakaknya yang terliaht sangat anggun di depan sana.

Si maniak buku.

"Turunkan suaramu Wooyoungie dan bersihkan tubuhmu jika ingin menemuiku." Sarkas Yunho tanpa melihat ke arah Wooyoung.

Wooyoung tidak peduli dengan ucapan kakaknya, dia sudah biasa dan itu juga bentuk perhaian untuknya.

"Hehehe nanti aku akan mandi tapi hyung~ sudah berapa lama kau ada di tempat membosankan ini?" WWoyoung berjalan mendekati Yunho dan duduk di sampingnya.

Yunho menurunkan bukunya," Sejak kau meninggalkan tempat ini, bagaimana perutmu? Sudah kau isi?" mata hazel itu menatap wajah Wooyoung. Adiknya benar-benar mendalami perannya sebagai mahasiswa di dunia manusia, padahal ketika mereka di land, dia paling malas disana.

BROTHERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang