7

92 15 1
                                    

"Hyung, kau tidak apa-apa kan?"

"Hm.."

"Hah aku bertanya serius hyung~~"

Mata hazel itu menoleh, melirik wajah Wooyoung.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Aku baik-baik saja.."

"Bukan kau yang kukhawatirkan hyung tapi orang yang menculikmu.."

"A-aku hanya..." Wooyoung tergagap, ia mengusap tengkuknya.

Yunho di hadapannya bukanlah kakaknya yang biasanya, saat ini wujud asli kakaknya mendominasi, menandakan bahwa perangai kakaknya juga sedikit berubah.

Yunho bangun perlahan bersamaan dengan semua ekornya menghilang satu persatu, menurut Wooyoung penampakan kakaknya sangatlah indah tapi Wooyoung tidak akan lupa bahwa semakin indah wujud seekor rubah maka semakin licik dan picik pola pikirnya. Bukan berarti rubah yang sederhana pola pikirnya rendah, tapi kasta mereka yang akan membedakan status di kawanan mereka.

"Kau memiliki pasangan di dunia manusia, ibu dan ayah tidak mengetahui hal itu."

Tubuh Wooyoung sedikit meremang.

"Kau tahu sendiri bagaimana hukuman bagi rubah yang menjalin hubungan dengan manusia yang rendah bukan?" Wooyoung mengangguk pelan.

"Akan diasingkan di gua biru selama sebulan tanpa ada yang menjenguk." Bisik Wooyoung seperti menjawab pertanyaan Yunho.

"Wooyoung-ah.." Kaki telanjang Yunho menapaki dinginnya lantai. Jubah putihnya terjuntai dan memamerkan bahu putihnya yang bercahaya. Mata hazelnya mengkilat tajam dan menatap Wooyoung penuh makna.

"Ququ..." Mata tajam itu menatapnya dengan intens.

" Beliau sudah berada di dunia manusia selama puluhan tahun lamanya tapi ia masih memegang prinsip dasar aturan halaman rumah kita, Young-ah.."

"Hyung bukannya tidak ingin menemanimu di dunia manusia tapi kau tahu sendiri efek samping jika terlalu lama tinggal di dunia ini bukan?"

Wooyoung mengangguk pelan, ia memainkan jemari tangannya.

"Jangan sampai kau lupa diri dan berakhir menjadi rubah bodoh yang hanya mengejar hal yang tidak berguna.." Jari telunjuk Yunho meraih dagu Wooyoung dan membuat adiknya menatapnya.

"Aku lebih suka kau menjadi si pembangkang di land daripada berbaur dengan manusia seperti ini.." Lanjutnya, kini tatapan Yunho mulai melembut, ia tahu jika adiknya saat ini merasa sedikit takut padanya.

"A-aku mengerti hyung.." Ucap Wooyoung dengan suara lemah, ia tahu hal ini tapi mau bagaimana lagi, dia bosan di land dan tempat yang menurutnya menarik adalah dunia manusia. Mana berani dia bermain di kalangan penyihir, cukup sewaktu kecil ia di kerjai oleh mereka. Lagipula, bukan hanya dia dari klan rubah yang berimigrasi ke dunia manusia melainkan banyak dari kaum mereka, bahkan ada yang sudah memiliki keluarga disini. Meski itu artinya mereka sudah dibuang dari land.

Keduanya terdiam sejenak, Yunho sibuk menatap wajah Wooyoung. Anak itu terlihat sedikit tirus, tidak seperti terakhir kali mereka bertemu.

"Hyung.." Mata hazel itu melihat ke bawah, tepatnya melihat wajah Wooyoung.

"Apa hyung melakukan sesuatu pada orang yang menculikmu?" Tanya Wooyoung hati-hati.

Yunho terlihat sedang berpikir kemudian ia menarik jarinya.

"Oh manusia itu?" Intonasi suara Yunho langsung berubah.

"Manusia rendahan yang membuka topengku dengan lancangnya." Sambungnya.

BROTHERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang