Aku menoleh ke belakang, detak jantungku berdebar tak terkendali, seolah mesin dalam dada sedang berpacu dalam eksperimen yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Dalam pandangan kabur, aku melihat Nenek menggenggam senapan laras panjang yang sudah dikokang. Detik berlalu seperti jam, setiap denyut nadi terasa seperti gempa bumi dalam sebuah tabung reaksi.
"I...iya!" kataku mengembik, suaraku hampir tidak keluar, tercekik oleh kepanikan dan ketakutan yang mengejutkan.
Sementara itu Bang Guntur, yang sedang menunggangiku dengan hasrat tak terkendali, bergerak dengan presisi yang menakjubkan.
"Lagi ngapain?!" seru Nenek lagi, suaranya lebih tajam.
Matanya memperhatikan Bang Guntur, yang sedang menggantung memegangi palang kanopi, tubuhnya turun naik dengan kecepatan luar biasa. Bang Guntur, tubuh berototnya yang basah dibawah siraman hujan, wajahnya liar tak terkendali, melakukan gerakan pull-up untuk menaik-turunkan tubuhnya. Setiap otot bekerja dalam harmoni, seperti mesin yang dirancang dengan sempurna, pistons dan roda gigi bergerak bersama, menggerakkan bingkai fisiknya dalam kecepatan yang sulit dipercaya.
"La..la..Lagi ngentot sama Satpam kantor Nek!" kataku, suaraku pecah, ragu dan ketakutan bercampur dalam diriku.
Nenek diam sejenak, mata melotot, membetulkan posisi kacamatanya, wajahnya berkerut dengan garis-garis waktu, matanya cerdas tapi berubah bingung, rambut putihnya berkilau dalam cahaya redup. Dia mengamati Bang Guntur yang sedang menghentakkan pinggulnya dengan kekuatan yang tak tertandingi, seperti mesin yang diprogram untuk kenikmatan.
"Pake kondom kan?" tanya Nenek.
Aku bisa merasakan orgasmeku makin mendekat. Sensasi itu membengkak, tumbuh, mengisi setiap inci tubuhku, menjanjikan pelepasan yang luar biasa. Dengan susah payah aku berusaha menjawab di sela nafasku yang terengah, "Ppppaaa..ppppaa..ppppakeeee!!" Suaraku terputus-putus, hampir tidak manusiawi, seperti suara robot yang penuh dengan emosi.
Bang Guntur, yang menunggangiku dengan kekuatan luar biasa, menegang seolah ada arus listrik yang mengalir melalui otot-ototnya. Tubuhnya yang kekar, basah kuyup, berdenyut seperti transmisi elektronik yang memindahkan tenaga. Gerakannya menjadi semakin brutal, mabuk birahi. "Arrrgh...Dek...hnnnggg," suara yang keluar dari mulutnya adalah suara nafsu binatang yang tak terkendali. Dia adalah mesin yang ditenagai oleh hasrat, mengangkat dan mengendalikan gerakannya dengan kecepatan dan kekuatan yang mengagumkan.
"Pake masker?" tanya Nenek lagi, mata melotot di balik kaca mata tebalnya, tetapi pertanyaannya terabaikan, tenggelam dalam ombak kenikmatan yang membentur kami seperti petir yang menyambar transformator dalam hujan badai.
Gelombang demi gelombang, sensasi itu menyebar, membangkitkan setiap serat tubuh kami, membakar seperti arus yang berlebihan dalam kawat listrik yang terlalu tipis. Semua elemen dalam tubuhku bereaksi seperti zat kimia yang bersatu, menciptakan reaksi yang mendidih dan memanas.
Rasanya seperti saat detik-detik terakhir sebelum peluncuran roket NASA yang dasyat. Sepuluh, sembilan, delapan... denyut nadi meningkat, tujuh, enam, lima... tekanan semakin bertambah, empat, tiga, dua... roket siap meluncur, SATU...
"PAKKKKEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE!!!!!!" jeritku.
Orgasmeku meledak dalam tubuh perkasa Bang Guntur, menghantamku dengan kekuatan yang tak tertandingi, meluncurkan kami berdua ke luar angkasa kenikmatan yang belum pernah dijelajahi sebelumnya.
CROT!!! CROT!!! CROT!!!
Air mani mengecrot deras dari kontolku, bersemprot bagaikan semburan api roket yang menyala, membakar jalan melintasi ruang hampa, mengirim kami berdua menuju orbit kenikmatan. Sensasi yang mengalir adalah panas yang menyengat, seolah bahan bakar yang menggerakkan perjalanan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembangkit Listrik Tenaga Tetek
Storie d'amore⚡︎Peringatan⚡︎: Cerita ini berisi konten LGBT dewasa yang eksplisit dan ditulis dengan pembaca spesifik dalam pikiran. Jika Anda merasa tidak nyaman dengan tema ini, Anda mungkin lebih suka mengeksplorasi karya lain. ⚡︎Sinopsis⚡︎: Dikala badai pande...