"Semua tokoh,lokasi,Organisasi,insiden dan kelompok dalam ff ini hanyalah fiksi belaka"
langit berawan menandakan cuaca hangat sore itu, beberapa anak berlarian di tengah Taman bermain, sementara beberapa orang dewasa memilih duduk di bangku taman dengan mata mengawasi anak-anak disekitar
Jisoo tersenyum melihat seorang anak perempuan melambai padanya sebelum terjun ke perosotan dengan senyum lebar
lalu dia di kagetan dengan Jennie yang duduk disampingnya sembari menyodorkan segelas Americano favoritnya
"makasih" tanggapnya dengan senyum manis menyeruput kopi itu, menghela napas puas saat rasa kopi sampai di lidah lalu tenggorokannya,
"aku heran kamu gak pernah mau coba rasa lain gitu ?" alisnya terangkat sebelah memperjelas tahi lalat di kelopak mata kirinya
mengangkat bahu Jisoo menjawab "susah buat mengganti apa yang udah aku sukai"
Lawannya tersenyum penuh arti Jisoo adalah tipe paling setia dan konsisten yang pernah dia kenal
"Mama" tiba-tiba anak yang tadi melambai pada Jisoo berlari sampai di hadapannya
Anak rambutnya basah oleh keringat dan pipinya bersemu merah, menandakan kelelahan tapi senyum gak hilang dari bibirnya
"Kinan sayang" Jisoo menyimpan kopi di sampingnya lalu mengambil botol minum dan memberikannya pada Kinan
"kamu mainnya semangat banget ampe keringatan gitu" ucap Jennie menyeka keringat di pelipis dan leher Kinan dengan tisue
"iya dong bu" jawabnya dengan anggukan semangat
"loh Mikanya mana ?" tanya Jisoo
"sakit cacar Mah" adu Kinan
"cacar ?"
Kinan ngangguk yakin, dia masih inget apa yang di sampein Guru sekolah tadi
tiba-tiba Jisoo tersenyum cenderung cekikikan
Kedua wanita beda umur itu menatapnya aneh
"kamu kenapa ? orang sakit malah diketawain" heran Jennie
"enggak" gelengnya ngelak "aku bukan ketawain Mika, aku cuma keinget dulu"
Jennie masih natap lawannya bingung lalu seperti ada bola lampunya yang menyalakan ingatannya, dia otomatis ikut ketawa juga "Jisoo" tegurnya pipinya bersemu merah dengan tawa yang masih mengiringi
"aku tuh masih gak percaya kamu sweet seventeen malah dapat cacar" godanya
bukannya marah Jennie malah ikut ketawa, "iya sih, jujur aku malu banget waktu itu..."
Keduanya sama sama menerawang jauh ingatan lampau mereka
Jennie terbaring di ranjang rumah sakit dengan sekujur tubuh di penuhi bintik bintik cacar hingga wajah cantiknya tak luput terkena bintik juga
"Mama sama Papa kemana sih Kak ?" tanya Jennie yang ingin bemanja-manja
tapi di kamarnya hanya ada Agas Kakaknya yang sibuk memainkan game di Hpnya dengan volume yang bikin Jennie ingin melemparkan jarum infus ke pantat kakaknya yang tengkurap di sofa
bukannya menjawab Agas cuma angkat bahu acuh
bikin Jennie makin kesel, Jennie merengut berbalik membelakangi si kakak, menarik bantal menutupi kupingnya
awas aja kalo ada Mamanya, Jennie bakal aduin semua kelakuan Agas,
udah tiga hari Jennie gak masuk sekolah, tadinya dia cuma di rawat di rumah tapi karna tadi malam Jennie kena demam tinggi jadi orangtuanya bawa Jennie ke rumah sakit, yang kebetulan deket dari Rumah mereka