Haven Federico

1.6K 91 11
                                    

Haven sedang melipat kemejanya yang bercorak garis-garis lurus berwarna biru langit itu lalu memasukannya kedalam loker milikinya. Tangan lentik itu meraih baju lain yang ada di dalam lokernya. Dan mulai memakainya, memasukan ujung bajunya kedalam celana membuatnya rapih. Ia menyisir helaian rambut yang hampir menutupi matanya dengan tangan kosong.

Tidak lupa Haven juga mengedipkan matanya sebagai akhir dari kesibukannya dan keluar dari ruang ganti.

"Selamat siang, Haven."

Haven tersenyum lembut. "Siang." Jawabnya sambil setengah membungkuk pada wanita yang usianya lebih tua darinya.

"Haven!"

"Si brengsek ini."

Haven menatap bingung pria yang baru saja masuk dan berteriak memanggil namanya. Di tatapnya pria itu dengan bingung.

"Bukannya kua sedang berlibur. Kenapa kau ada disini?" Tanya pria itu mengabaikan orang-orang disekitar.

"Aku hanya dua jam disini."

"Haven. Mending kau ikut aku saja. Aku akan menunjukan mu sebuah lukisan. Karya seni terbesarku tahun ini."

Pemuda manis itu terlihat berpikir sejenak. "Tidak masalah kalau kau menungguku selama dua jam?"

"Oh ayolah Haven. Ini bukan jam kerja mu. Ayahku juga tidak akan keberatan." Pria itu merengak, memaksa Haven mengikutinya.

"Bastian berhenti seperti anak kecil dan kau Haven! Benar kata Bastian ini bukan jam kerja mu. Pergi dan ikut Bastian." Omel Yaya wanita yang sebelumnya mengucapkan selamat siang pada Haven. "Kau bahkan lebih tua dari Haven tapi kenapa kau seperti bayi." Gumam Yaya sambil melangkah pergi kedalam dapur.

Pria yang baru saja namanya disebut menatap tidak suka pada Yaya


"Kau lihat? Berhenti menjadi bayi didepan Yaya." Bisik Haven kembali ke belakang untuk mengganti pakaiannya kembali.

Bastian mengikutinya dari belakang. "Aku tidak." Ujarnya. Langkah berhenti di depan gorden dan menunggu Haven berganti pakaian.

Sambil menunggu Haven, Bastian menyisir rambutnya. Di tengah aktifitasnya, Yaya lewat didepannya. Bastian menjulurkan lidahnya dan dibalas oleh Yaya.

Dasar orang tua..

•••••

"Mana karyanya?" Haven bertanya begitu tiba di studio meliki Bastian.

Tempat ini sebenarnya tidak terlalu buruk, Haven sering mengunjungi studio Bastian hanya untuk melihat lukisan-lukisan yang dilukis oleh Bastian dan teman-temannya.

Banyak sekali lukisan yang menggantung makna yang tersirat. Katanya. Sedangkan Bastian dia sngat menyukai nuansa kerajaan.

"Aku akan menunjukan pada mu. Kau liat-liat dulu karya lain. Di pojok kanan itu ada lukisan baru yang dilukis oleh Ragas." Bastian membantu Haven untuk menyibak kain putih yang menutupi lukisan itu. "Abstrak tapi ini sangat indah."

Haven menatap Bastian. "Kau memilki selera yang aneh. Tidak ada yang indah di lukisan ini."

"Kau berani mengatakan itu karena kau tidak mengerti seni. Haven." Bastian membuka satu persatu kain putih yang menutupi semua lukisan yang ada di studionya.

Berbagai macam bentuk lukisan, Bastian perlihatkan kepada Haven.

"Liat ini burung merak dengan cat emas. Lihat sangat cantik bukan? ini peliharaannya ratu di kerajaan."

VERDANTALIA || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang