Prince of 'Raid

262 37 4
                                    

Haven tidak tahu kalau Derrick akan mengajaknya ke istana kekaisaran dengan menaiki kereta kuda. Ia pikir akan jalan kaki dan memakan waktu berhari-hari untuk sampai. Tapi pikiran itu ditepis begitu melihat kereta kuda dengan cat coklat kayu biasa. Namun, tidak kalah cantik dari yang putra mahkota gunakan.

"Aku kira kita akan jalan kaki ke istana." Celetuk Haven sambil memandang keluar jendela kecil yang ada di kereta. Ini pertama kalinya ia menaiki kereta kuda. Kesan pertamanya adalah tidak terlalu buruk.

Derrick yang duduk dihadapannya menatap Haven dengan lembut lalu tertawa. "Hahaha... kalau jalan kaki, kita akan sampai seminggu kemudian dan akan menyakiti kakimu."

"Apa kereta ini milikmu? Kau sangat kaya. Aku bersyukur karena kau yang menemukanku pertam—" Haven langsung mengatupkan bibirnya. Sial.

"Hah? Menemukan apa?" Tanya Derrick.

"Tidak-tidak, aku hanya melantur."

Derrick mengangguk. Namun, pria itu tidak lah bodoh atau tuli. Ia mendengar apa yang dikatan Haven. Hanya saja konteks yang dimaksud masih lah ambigu.

Pria itu sampai saat ini belum membuat sebuah tindakan dan pertanyaan yang menyinggung Haven. Ia sangat berhati-hati. Ia tidak ingin tamunya merasa terbebani. Biarkan Haven yang menceritakan sendiri.

"Jangan melihat keluar terlalu lama, kau akan pusing. Lebih baik tidur siang." Ujar Derrick pada akhirnya ia hanya bisa menyuruh Haven untuk tidur.

Haven menutup tirai kecil itu. "Tapi sangat tidak nyaman tidur sambil duduk seperti ini." Ucapnya cemberut.

"Hanya bertahan sampai malam tiba. Kita akan membuat tenda."

"Hm."

•••••

Pangeran Sagan dari kerajaan Raid dan Duke Damien dari kerajaan arandel. Keduanya datang tidak diwaktu yang sama hanya saja mereka berdua lah yang datang lebih awal. Masih ada seminggu lagi untuk acara perjamuan. Kaisar sudah menyiapkan kamar tamu untuk para bangsawan yang akan datang.

Dikala Kaisar dan permaisuri menyambut kedatangan para tamu. Reinhart hanya duduk di ruangannya sambil memutar-mutar gelas yang berisi anggur merah. Ditemani oleh Milanovic dan Ander.

Semua itu bukan tanpa alasan. Ia dilarang keluar dari ruangannya oleh kaisar. Reinhart yang tau kenapa dia dilarang keluar hanya patuh.

Ia juga sudah mendengar kalau pangeran dari Raid sudah datang. Mendengar itu Reinhart ingin sekali menghajar pangeran itu.

"Dimana pangeran Sagan?"

"Semua Tama undangan ada di bagian selatan." Jawab Milanovic. "Apa anda masih kesal karena kejadian dua tahun lalu?"

Reinhart berdecak. "Sialan."

"Hahaha, itu sudah dua tahun. Apa kau masih mengharapkan Lady Syera?"

"Hah? Kau bercanda? Aku tidak pernah mengharapkannya. Sama sekali." Reinhart membuang muka masamnya kesamping. Sangat memalukan ia masih tidak terima tragedi dua tahun yang lalu.

Milanovic membalas dengan tertawa renyah. Sangat tidak jujur. Kemudian dia membuka mulutnya. "Aku akan pulang. Besok saya akan datang kesini lagi." Ujarnya lalu beranjak dari tempat duduknya.

Reinhart mengangguk dan kembali meminta pelayanan untuk menuangkan anggur kedalam gelasnya lagi.

Masih ada waktu untuk perjamuan dan dia dikurung di ruangannya oleh Kaisar. Tiba-tiba ia ingat pemuda kecil berpakaian mencolok. Tidak melihat senyumnya dan bertubuh kecil akan sangat menyenangkan kalau ia bisa bertemu lagi.

VERDANTALIA || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang